Foto: Dua sekaa gong kebyar kebanggaan Klungkung yakni Panji Gita Semara dari Desa Adat Budaga dan Kania Gita dari Desa Kusamba tampil memukau di hari kedua Festival Semarapura VIII, Selasa, 29 April 2025.
Klungkung, KabarBaliSatu
Langit Klungkung belum benar-benar gelap ketika denting gamelan mulai mengalun dari panggung utama Festival Semarapura VIII, Selasa, 29 April 2025. Suasana berubah syahdu, seolah waktu berhenti sejenak untuk memberi tempat bagi anak-anak dan generasi dewasa Klungkung yang menabuh budaya dengan sepenuh jiwa.
Dua sekaa gong kebyar kebanggaan Klungkung yakni Panji Gita Semara dari Desa Adat Budaga dan Kania Gita dari Desa Kusamba tampil memukau di hari kedua perhelatan budaya tahunan ini. Setiap dentingan gamelan, setiap gerakan tari, menyiratkan semangat menjaga warisan leluhur di tengah arus zaman yang terus berubah.
Panji Gita Semara, sekaa gong kebyar anak-anak, membuka malam dengan Tabuh Karang Wayah, komposisi penuh dinamika yang menggambarkan semangat muda yang mekar. Lalu mereka membawakan Tari Kreasi Cilinaya, diakhiri dengan permainan ceria Tung Tang Tung Ting, mengingatkan kita pada suara hati anak-anak yang polos namun penuh daya.
Giliran Kania Gita, sekaa dewasa dari Desa Kusamba, menampilkan kematangan seni dalam Tabuh Nem Pegongan Sikut Anyar Kebo Landung. Dentuman gong dan rindik menyatu dalam irama yang dalam. Penonton terpukau saat Tari Kebyar Sangrad dimainkan, lalu hanyut dalam kisah yang dibawakan lewat Fragmentari Jeladi Sangskepa, fragmen tari yang menuturkan kisah leluhur dalam simbol-simbol magis yang menggetarkan rasa.
Malam itu, di hadapan Wakil Bupati Klungkung Tjokorda Gde Surya Putra, para pejabat daerah, dan ratusan pasang mata warga, seni kembali membuktikan dirinya sebagai bahasa yang melampaui kata.
Festival Semarapura bukan sekadar panggung pertunjukan. Ia adalah ruang bagi generasi untuk menyulam masa depan dengan benang-benang tradisi. Dan malam itu, Panji Gita Semara dan Kania Gita telah menabuh harapan, menari dalam kebanggaan, dan mempersembahkan cinta mereka pada budaya Bali yang agung. (kbs)