Foto: Gubernur Bali Wayan Koster saat menghadiri peresmian panel pembangkit listrik tenaga matahari yang dipasang di atap bangunan hotelnya, Jumat (25/4/25).
Badung, KabarBaliSatu
Gubernur Bali Wayan Koster kembali menunjukkan bahwa komitmen terhadap energi bersih bukan hanya jargon kampanye. Ia meresmikan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di Anvaya Beach Resort Bali, Kuta, Jumat (24/04/2025)
Sebuah langkah konkret yang sekaligus tamparan halus bagi para pelaku usaha pariwisata yang masih nyaman bergantung pada energi kotor.
“Ini bagus sekali. Saya senang, dan mudah-mudahan hotel-hotel lain serta pelaku usaha lainnya segera menyusul,” ujar Koster, tegas namun menyiratkan sindiran bagi mereka yang masih berpangku tangan.
Ini bukan kali pertama. Sebelumnya, Gubernur Koster juga meresmikan PLTS atap di PT. Hatten Bali Tbk. Perlahan tapi pasti, ia sedang menggeser paradigma pelaku usaha dari ekonomi pariwisata yang konsumtif menuju pariwisata yang sadar energi, sadar bumi.
Bali, kata Koster, punya modal alamiah yang tak dimiliki semua daerah. Dan sinar matahari nyaris sepanjang tahun. “Jadi ini sumber energi yang tidak mengeksploitasi alam. Murah, ramah lingkungan, dan keren banget,” ucap Koster dengan gaya khasnya yang lugas namun menusuk.
Anvaya Hotel menjadi pionir yang berani melangkah, membuktikan bahwa transisi energi bukan sekadar mimpi indah dalam pidato pemerintah. Hotel ini memasang PLTS atap sebagai implementasi nyata dari Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2019 tentang Energi Bersih, serta Surat Edaran Gubernur Nomor 5 Tahun 2022 yang secara eksplisit mendorong penggunaan energi matahari.
“Ini bukan hanya soal teknis energi. Ini soal arah masa depan Bali. Soal citra Bali di mata dunia. Soal tanggung jawab moral kita pada alam dan generasi mendatang,” ujar Koster. Sebuah pernyataan seorang Gubernur Bali yang sekali lagi ingin menggugah mereka yang masih abai terhadap lingkungan.
Langkah Anvaya mendapat respons positif dari kalangan industri. L. Sudarsana dari Santika Indonesia menyebut bahwa ini bagian dari “Spirit of Sustainability” yang sudah diterapkan di tujuh hotel mereka. “Kami sadar, tak ada pariwisata jika alam rusak,” ujarnya.
Tak hanya pelaku bisnis, sektor energi terbarukan pun angkat topi. Liana Setiawan, Komisaris Independen PT Agra Surya Energi, menyebut Bali sebagai provinsi pelopor.
“Beberapa daerah baru mulai, Bali sudah punya payung hukumnya sejak 2022. Ini bukan kemajuan biasa ini lompatan,” kata Liana.
Di tengah hingar-bingar pariwisata Bali yang perlahan bangkit dari pandemi, langkah ini jadi penanda penting. Masa depan bukan lagi milik yang besar, tapi yang berani berubah. Dan Koster, dengan segala kontroversinya, sekali lagi menyadarkan publik, terutama pelaku usaha untuk menatap matahari, bukan sekadar mencari untung dari pantulan sinarnya.(kbs)