Foto: Kepala Badan Pengelola Kawasan Pura Agung Besakih, I Gusti Lanang Muliarta, saat mendampingi Gubernur Bali Wayan Koster.
Denpasar, KabarBaliSatu
Dalam upaya memastikan kelancaran mobilitas pemedek selama pelaksanaan Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih, Badan Pengelola Kawasan Pura Agung Besakih menetapkan kebutuhan 700 ojek konvensional. Keputusan ini diambil guna meningkatkan pelayanan transportasi di kawasan suci tersebut.
“Kami membutuhkan sekitar 700 ojek agar pelayanan lebih optimal. Saat ini sudah ada sekitar 230 ojek reguler yang beroperasi, dan kami masih memerlukan tambahan,” ungkap Kepala Badan Pengelola Kawasan Pura Agung Besakih, I Gusti Lanang Muliarta, dalam keterangannya di Denpasar, Selasa (2/3/2025).
Namun, perekrutan tambahan ojek ini bukan tanpa aturan. Lanang menegaskan bahwa hanya warga dari Desa Adat Besakih dan Banjar Adat Pragunung yang diperbolehkan menjadi bagian dari layanan transportasi ini. “Di luar dua wilayah tersebut tidak kami izinkan beroperasi,” tegasnya.
Untuk memastikan ketertiban dan kemudahan identifikasi, para ojek akan menggunakan seragam khusus. Mereka juga akan ditempatkan di lima pos yang telah disediakan di Kawasan Pura Agung Besakih.
Demi menjaga standar layanan, tarif ojek juga telah ditetapkan oleh Badan Pengelola. “Tarifnya seragam, ke mana pun dalam kawasan tetap Rp 10 ribu,” ujar Lanang. Ia menambahkan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan kepolisian dan Satpol PP untuk mengawasi operasional ojek agar tetap tertib dan tidak membahayakan keselamatan pemedek.
Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan dan ketertiban dalam pelaksanaan Karya Ida Bhatara Turun Kabeh, sehingga seluruh rangkaian upacara dapat berjalan lancar, aman, dan khidmat. (kbs)