Foto: Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar dari Fraksi Partai Gerindra Ida Bagus Yoga Adi Putra, yang lebih akrab disapa Gus Yoga.
Denpasar, KabarBaliSatu
Di tengah hiruk-pikuk Kota Denpasar, ada seberkas cahaya pelayanan publik yang layak diapresiasi. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Denpasar, dengan moto tulus “Berangkat dari Hati, Ikhlas Melayani”, telah menjadi teladan dalam memberikan pelayanan keimigrasian yang cepat, bersih, dan menyentuh nurani masyarakat.
Adalah Ida Bagus Yoga Adi Putra, Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar dari Fraksi Partai Gerindra, yang lebih akrab disapa Gus Yoga, menyampaikan apresiasinya dengan penuh rasa hormat. Dalam keterangannya, Rabu 30 Juli 2025, Gus Yoga tak ragu menyebut Kantor Imigrasi Denpasar sebagai institusi yang hadir menjawab kebutuhan rakyat dengan tanggap dan penuh dedikasi.
“Saya sangat mengapresiasi pelayanan yang begitu cepat dan responsif, terutama dalam pembuatan paspor. Ini sangat membantu masyarakat Bali, khususnya warga Denpasar yang hendak bekerja di luar negeri, seperti di kapal pesiar atau menjadi Pekerja Migran Indonesia,” ujar Gus Yoga yang juga Ketua DPC Partai Gerindra Kota Denpasar itu.
Yang membuat Gus Yoga semakin kagum adalah keberanian Kantor Imigrasi Denpasar untuk melampaui kebiasaan birokrasi. Saat banyak kantor pemerintahan tutup di hari Sabtu, Imigrasi Denpasar justru membuka pintu lebih lebar. Pelayanan dari Senin hingga Sabtu menjadi bukti komitmen nyata dalam melayani masyarakat.
“Biasanya pelayanan publik hanya sampai Jumat, tapi Imigrasi Denpasar melayani sampai Sabtu. Ini luar biasa, benar-benar memberi kemudahan bagi rakyat,” tuturnya.
Namun bukan hanya soal kecepatan yang menjadi sorotan. Kantor Imigrasi Denpasar juga menunjukkan wajah birokrasi yang bersih dan bermartabat. Tanpa pungutan liar, tanpa calo, dan jauh dari praktik korupsi. Semua berjalan transparan, rapi, dan profesional. Tak heran jika mereka menyandang predikat Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM), sebuah penghargaan bergengsi dalam reformasi birokrasi.
Gus Yoga menekankan pentingnya hal ini. “Kami mengapresiasi transparansi Imigrasi Denpasar. Tidak ada pungli, tidak ada calo. Bahkan ada notifikasi saat paspor sudah jadi. Ini bentuk pelayanan yang beradab dan modern,” pungkas putra dari mantan Anggota DPR RI dan mantan Ketua DPD Partai Gerindra Bali Ida Bagus Sukarta itu.
Kantor Imigrasi Denpasar juga terus berinovasi. Tak hanya melayani WNI, mereka juga menyediakan layanan terbaik untuk WNA, termasuk layanan foto biometrik, izin tinggal, hingga pengawasan keimigrasian. Mereka juga memiliki kepedulian tinggi pada kelompok rentan, lansia, ibu hamil, penyandang disabilitas, dengan layanan prioritas yang ramah dan manusiawi.
Semua ini menunjukkan bahwa birokrasi bisa hadir bukan sebagai tembok, tapi sebagai jembatan. Dan Kantor Imigrasi Denpasar membuktikannya, bahwa pelayanan publik sejatinya adalah ibadah yang dilakukan dari hati.
Di tengah zaman yang serba cepat dan kadang tak peduli, Kantor Imigrasi Denpasar adalah oase. Sebuah contoh bahwa kehadiran negara bisa benar-benar dirasakan, jika dijalankan dengan ikhlas dan sepenuh hati. (kbs)