Foto: Anggota Komisi VI DPR RI Gde Sumarjaya PT Waskita Karya (Persero) menggelar sosialisasi “Peran Kemitraan UMKM dan BUMN untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi” di Karangasem, Bali.
Karangasem, KabarBaliSatu.com
Anggota Komisi VI DPR RI Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer mengapresiasi upaya transformasi digital yang dilakukan PT Waskita Karya (Persero) Tbk., dan mendukung penuh langkah Waskita Karya menyelenggarakan Rights Issue dengan target dana sebesar Rp3,98 triliun pada Desember 2022 ini.
Apresiasi itu disampaikan Demer di sela-sela bersama Waskita Karya menggelar sosialisasi “Peran Kemitraan UMKM BUMN untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi” di Karangasem, Bali pada Senin, 12 Desember 2022 yang diikuti ratusan pelaku UMKM di Karangasem.
Dalam kesempatan itu Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali ini mengatakan kegiatan sosialiasi peran kemitraan UMKM BUMN ini merupakan bentuk kerja sama Komisi VI DPR RI dan mitra kerjanya BUMN yakni Waskita Karya.
Waskita Karya adalah salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang konstruksi. Transformasi digital Waskita Karya sudah dimulai pada tahun 2016. Transformasi itu perlu dilakukan karena Perseroan saat itu mengalami pertumbuhan besar-besaran (supergrowth). Pertumbuhan itu terjadi setelah Waskita Karya memperoleh tugas dari pemerintah untuk menuntaskan pembangunan jalan tol, khususnya tol Trans Jawa.
Munculnya pandemi yang datang di tahun 2020 menyebabkan realisasi proyek-proyek yang sudah direncanakan yang tidak berjalan sesuai harapan. Kondisi ini mengharuskan jajaran manajemen Waskita Karya membuat program penyehatan keuangan yang terdiri dari 8 stream. Dari 8 stream itu, salah satu strateginya adalah membuat transformasi bisnis dengan digitalisasi sebagai salah satu pilar transformasi. Digitalisasi dijadikan sebagai salah satu pilar karena keyakinan Waskita Karya bahwa digitalisasi ini akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
Dengan ditetapkannya digitalisasi sebagai salah satu pilar transformasi bisnis Waskita Karya, jumlah aplikasi yang dimanfaatkan perusahaan pun berkembang pesat. Dari aplikasi ERP dan dua aplikasi untuk line of business, sampai tahun 2022 ini, digitalisasi di Waskita Karya sudah menghasilkan total 26 aplikasi.
Digitalisasi pada proses bisnis Waskita Karya yang terbagi dalam empat tahap: bidding/marketing, engineering, procurement, dan construction. Di proses bidding terdapat winning war room, dengan memanfaatkan aplikasi Welcome. Aplikasi Welcome memuat seluruh data tentang pasar, tender yang diikuti, dan status tender. Melalui winning war room ini, tim marketing dapat berkolaborasi dengan divisi-divisi lain yang terkait proses tender untuk menyiapkan strateginya.
Sebelum ini, koordinasi proses tender, termasuk proses bidding, berlangsung secara parsial. Setelah adanya winning war room ini, pengalaman kami, winning rate Waskita Karya naik, dari maksimal 20%, sekarang hampir menyentuh angka 30%. Jadi dari sepuluh tender yang diikuti, Waskita bisa menang tiga. Sementara dulu hanya satu atau dua tender saja.
Di proses engineering, Waskita Karya memanfaatkan Virtual Desktop Infrastructure (VDI). Dengan VDI, perusahaan tidak perlu lagi menyediakan perangkat keras dengan spesifikasi tinggi dan harga mahal untuk aktivitas tim engineering. Misalnya, perusahaan harus menyediakan laptop berspesifikasi tinggi untuk penggunaan aplikasi Building Information Modelling (BIM) oleh tim engineering yang bertugas di berbagai proyek Waskita Karya.
Ketika perusahaan harus menggarap 100 proyek, bisa dibayangkan berapa besar biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk pembelian laptop. Dengan memanfaatkan VDI, Waskita bisa mengurangi sehingga tinggal 20% (penggunaan perangkat laptop). Ini sangat mengurangi biaya. Dengan cloud-based design dan rendering process, tim engineering bisa melakukan tugasnya menggunakan laptop dengan spesifikasi yang lebih rendah. Bahkan untuk pengerjaan proyek di luar negeri, salah satunya di Sudah Selatan, Waskita Karya akan memanfaatkan VDI.
Untuk kebutuhan procurement, Waskita Karya pada bulan Oktober lalu meluncurkan aplikasi e-procurement yang dinamai We-Proc. Aplikasi pengadaan ini mewadahi pembeli dan rekanan untuk melakukan pengadaan secara digital. Dengan adanya aplikasi We-Proc, proses procurement kini bisa dilakukan secara tersentralisasi. Manfaat yang diraih, menurutnya, adalah skala dan harga yang relatif jauh lebih kompetitif dan compliance yang lebih baik dari sebelumnya.
Untuk proses construction, Waskita Karya memanfaatkan teknologi virtual reality sebagai media koordinasi BIM.
Tak hanya berhenti di implementasi teknologi, Waskita Karya kini sedang berupaya untuk meraih gelar National Lighthouse. Sebagai informasi, National Lighthouse Industri 4.0 menjadi contoh dalam transformasi digital dan penerapan teknologi 4.0. Perusahaan-perusahaan ini dianggap layak menjadi role model bagi pelaku industri di sektornya serta dapat menjadi mitra dialog pemerintah dalam implementasi Industri 4.0 di Indonesia.
Visi & Misi Waskita Karya
Waskita Karya memiliki visi menjadi Perusahaan terdepan dalam Membangun Ekosistem yang Berkelanjutan.
Waskita Karya memiliki misi antara lain Meningkatkan Kompetensi Sumber Daya Manusia Berlandaskan Nilai Inti Perusahaan AKHLAK, Menghadirkan Produk Dan Jasa Berkualitas Terbaik Dengan Menggunakan Teknologi Terkini Dan Sistem Terintegrasi. Lalu Memperkuat Pengelolaan Keuangan, Manajemen Risiko, Dan Tata Kelola Perusahaan, Mengoptimalkan Portfolio Bisnis Yang Tepat & Terukur Serta Menjadi Agen Pembangunan Pemerintah Menuju Indonesia Maju. Kemudian Memperluas Jaringan Bisnis Internasional Dengan Menjadi Pemain Handal Di Pasar Konstruksi Global serta Memperhatikan Kepedulian Sosial Dan Keseimbangan Lingkungan Dalam Aktifitas Bisnis Perusahaan.
Milestone Waskita Karya
Waskita Karya berdiri pada tahun 1961 melalui proses nasionalisasi perusahaan asing yang awalnya bernama Volker Aannemings Maatschapiij N.V. Waskita Karya Mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (IPO) pada bulan Desember 2012 dengan menerbitkan saham baru sebesar Rp 1,2 Triliun. Pada Juni 2015, Waskita Karya menyelesaikan aksi korporasi dengan menerbitkan saham baru (Rights Issue) dengan total nilai Rp 5.3 Triliun.
Salah satu anak perusahaan Waskita Karya, yaitu PT Waskita Beton Precast Tbk mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia melalui IPO pada tanggal 20 September 2016 sebesar Rp 5,2 Triliun. Pada Desember 2021 sd Januari 2022, Waskita Karya menyelesaikan aksi korporasi dengan menerbitkan saham baru (Rights Issue) total nilai Rp 9,44 Triliun.
Pada Desember 2022, Waskita akan menyelenggarakan Rights Issue dengan target dana sebesar Rp3,98 triliun. Seluruh dana yang diperoleh dari Penyertaan Modal Negara (PMN) yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2022 sebesar Rp3,0 triliun akan digunakan untuk penyelesaian 2 ruas tol eksisting Perseroan, dan dana publik sebanyak-banyaknya sebesar Rp980 miliar akan digunakan sebagai modal kerja dan capex untuk Perseroan maupun anak perusahaan.
Peran Waskita Karya dalam Pembangunan Infrastruktur di Indonesia dan Luar Negeri
Waskita Karya (sebagai agen pembangunan di bidang infrastruktur terus memberikan kontribusi positif untuk seluruh masyarakat dan stakeholders dalam membangun Indonesia. Hal ini diwujudkan melalui pembangunan di berbagai sektor antara lain jalan tol, bendungan, kelistrikan, bangunan gedung, bandar udara, dan jalur perkeretaapian.
Pada sektor jalan tol, Waskita turut berkontribusi dalam pembangunan beberapa jalan tol dengan total panjang +1.300 Km yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Jalan tol yang dibangun oleh Waskita tersebut antara lain Bekasi – Cawang – Kampung Melayu (16 km), Cimanggis – Cibitung (25 km), Cilincing – Cibitung (35 km), Cinere – Serpong (10 km), Depok – Antasari (22 km), Ciawi – Sukabumi (54 km), Cileunyi – Sumedang – Dawuan (60 km), Gedebage – tasikmalaya – Cilacap (207 km), Jakarta – Cikampek II Elevated (38 km), Kunciran – Parigi (7 km), Kanci – Pejagan (35 km), Pejagan – Pemalang (57 km), Pemalang – Batang (39 km), Batang – Semarang (75 km), Yogyakarta – Bawen (76 km), Solo – Ngawi (108 km), Ngawi – Kertosono (90 km), Pasuruan – Probolinggo (44 km), Krian – Legundi – Bunder (38 km), Salatiga – Kartasura (31 km), Kayu Agung – Palembang – Betung (112 km), Medan – Kualanamu – Tebing Tinggi (62 km), Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat (143 km), Bakauheni – Terbanggi Besar (41 km), Terbanggi Besar – Pematang Panggang (100 km), Pematang Panggang – Kayu Agung (85 km), Kayu Agung – Palembang – Betung (143 km), Balikpapan – Samarinda (7 km), dan Manado – Bitung (7 km).
Manfaat dari pembangunan Jalan Tol Trans Jawa (Jakarta – Surabaya) yaitu dapat memangkas waktu tempuh dari 20 jam menjadi 12 – 15 jam. Sedangkan manfaat Jalan Tol Trans Sumatera (Bakauheni – Palembang) yaitu dapat memangkas waktu tempuh dari 12 jam menjadi sekitar 6 jam. Waktu tempuh yang lebih singkat tersebut dapat menurunkan biaya pengiriman logistik khususnya biaya bahan bakar dan menjaga kualitas komoditas yang dikirim.
Sepanjang 2021, Waskita Karya melalui anak perusahaannya yaitu PT Waskita Toll Road telah melakukan strategic partnership untuk empat ruas tol antara lain Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Semarang-Batang, Cinere-Serpong, dan Cibitung-Cilincing. Sedangkan sepanjang 2022, Waskita Karya melalui anak perusahaannya yaitu PT Waskita Toll Road telah melakukan strategic partnership untuk tiga ruas tol antara lain Cimanggis-Cibitung, Kanci-Pejagan, dan Pejagan-Pemalang.
Pada sektor bendungan, Waskita telah menyelesaikan pembangunan bendungan Bendungan Raknamo di Nusa Tenggara Timur, Bendungan Gondang di Jawa Tengah, Bendungan Tapin di Kalimantan Selatan, dan Bendungan Way Sekampung di Lampung. Selain itu Waskita juga tengah membangun beberapa bendungan yang tersebar di seluruh Indonesia antara lain, Bendungan Rukoh di Aceh, Bendungan Leuwikeris di Jawa Barat, Bendungan Karian di Banten, Bendungan Tiga Dihaji di Sumatera Selatan, Bendungan Jlantah di Jawa Tengah, Bendungan Bener di Jawa Timur, Bendungan Temef di Nusa Tenggara Timur, dan Bendungan Margatiga di Lampung. Manfaat pembangunan bendungan tersebut antara lain sebagai sumber pembangkit listrik tenaga air, sumber irigasi, sumber air bersih bagi masyarakat, dan pengendali banjir.
Pada sektor kelistrikan, Waskita Karya saat ini tengah membangun jaringan transmisi 500 kV di Sumatera yang bertujuan untuk mengalirkan listrik dari pembangkit listrik tenaga batu bara di bagian selatan ke bagian utara Pulau Sumatera. Listrik dialirkan menggunakan jalur transmisi dengan jumlah total sebanyak 1.574 tower transmisi 4 sirkit yang membentang sepanjang 681,43 km dari Muara Enim, Sumatera Selatan sampai dengan Perawang, Riau. Proyek pembangunan transmisi 500 kV di Sumatera ini terdiri dari tiga paket. Paket I mencakup 556 tower transmisi yang membentang sepanjang 244 km dari New Aur Duri sampai dengan Peranap, paket II mencakup 379 tower transmisi yang membentang sepanjang 160,59 km dari Peranap sampai dengan Perawang, dan paket III mencakup 639 tower transmisi yang membentang sepanjang 276,84 km dari New Aur Duri sampai dengan Muara Enim.
Pada sektor bangunan gedung, Waskita telah menyelesaikan beberapa proyek masjid antara lain Pengembangan Pelebaran Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Renovasi Masjid Istiqlal di Jakarta, Masjid Baiturrahman Semarang di Jawa Tengah, dan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo di Jawa Tengah. Sedangkan untuk apartemen, Waskita telah menyelesaikan Vasaka Nines, Yukata Suites, dan Brooklyn di Tangerang, Vasaka The Reiz Condo di Medan, dan 88Avenue di Surabaya. Selain itu, Waskita juga tengah mengerjakan pembangunan Vasaka Solterra di Jakarta.
Pada sektor bandar udara, Waskita telah menyelesaikan pembangunan beberapa bandara antara lain Terminal 1, Terminal 2, dan Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta, Sarana dan Gedung Bandara Kertajati Jawa Barat, Terminal dan Sarana Bandara Ahmad Yani Semarang Jawa Tengah, serta Runway, Apron, Taxiway Bandara APT Pranoto Samarinda Kalimantan Timur, Terminal Baru Bandara Minangkabau Padang Sumatera Barat, dan Renovasi Terminal 1 Juanda Jawa Timur. Manfaat pembangunan bandara tersebut antara lain adalah peningkatan jumlah pergerakan pesawat per hari, peningkatan jumlah penumpang per hari, dan peningkatan pergerakan kargo per hari.
Pada sektor jalur perkeretaapian, Waskita telah menyelesaikan pembangunan sarana dan prasarana kereta api antara lain Light Rail Transit (LRT) Sumatera Selatan dan Kereta Api Bandara Soekarno Hatta. LRT Sumatera Selatan membentang sepanjang 23,4 Km melewati 13 stasiun antara lain Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Stasiun Asrama Haji, Stasiun Punti Kayu, Stasiun RSUD Palembang, Stasiun Garuda Dempo, Stasiun Demang, Stasiun Bumi Sriwijaya, Stasiun Dinas Perhubungan, Stasiun Cinde, Stasiun Ampera, Stasiun Polrestabes, Stasiun Jakabaring Sport City, dan Stasiun DJKA. Jalur LRT Sumatera Selatan ini dibangun dalam rangka mendukung pelaksanaan Asian Games 2018. Sedangkan untuk Jalur Kereta Bandara Soekarno Hatta, pekerjaan Waskita mencakup pekerjaan lintasan double track dari Manggarai sampai Bandara Soekarno Hatta sepanjang 36 Km serta pekerjaan gedung Stasiun BNI City, Stasiun Duri, Stasiun Batuceper, dan Stasiun Bandara Soekarno Hatta.
Selain itu Waskita juga mengerjakan lima jembatan masing-masing di lokasi Jembatan Daan Mogot Jakarta Barat, Jembatan Union Jakarta Barat, Jembatan Pembangunan Tangerang, Jembatan Garuda Tangerang, dan Jembatan AP2 Tangerang.
Selain di dalam negeri, Waskita juga mengerjakan proyek di luar negeri. Waskita telah menyelesaikan antara lain King Faisal Specialist Hospital & Research Centre, King Abdullah Financial District, Burj View Development, dan Mataf Masjidil Haram di Arab Saudi, Abu Dhabi Financial Center, dan Legend Plaza Residential Apartment di Uni Emirat Arab, Bandara Suai dan Jalan Oecusse di Timor Leste. (kbs)