Foto: Gubernur Bali Wayan Koster menghadiri Wisuda Sarjana Institut Sains dan Teknologi Nahdlatul Ulama Bali (ISTNUBA), Sabtu (26/4/2025).
Denpasar, KabarBaliSatu
Gubernur Bali, Wayan Koster, mengajak lembaga pendidikan tinggi untuk ikut aktif menuntaskan berbagai persoalan krusial di Bali, mulai dari masalah sampah, kemacetan, hingga perilaku wisatawan nakal. Ajakan ini ia sampaikan dalam Sidang Senat Terbuka Wisuda ke-2 Institut Sains dan Teknologi Nahdlatul Ulama Bali (ISTNUBA), Sabtu (26/4/2025) di 100 Sunset Hotel, Kuta.
Dalam sambutannya, Koster menegaskan komitmennya untuk menuntaskan masalah sampah dalam masa jabatan keduanya. Ia sudah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 09 Tahun 2025 tentang Gerakan Bali Bersih Sampah dan menargetkan penyelesaian masalah ini dalam dua tahun ke depan. “Bali sebagai destinasi wisata dunia butuh tata kelola sampah yang serius. Kalau kita tidak bereskan sekarang, akan berdampak panjang,” tegasnya.
Upaya ini juga didukung penuh oleh Kementerian Lingkungan Hidup RI, yang menjadikan Bali prioritas dalam program nasional pengelolaan sampah. Koster berharap ISTNUBA dan kampus lain di Bali aktif terlibat dalam gerakan ini, karena dampaknya akan memperkuat daya tarik Bali di mata dunia dan mendorong pertumbuhan ekonomi, yang 65 persen masih bergantung pada pariwisata.
Tak hanya soal sampah, Gubernur Koster juga fokus mengatasi kemacetan dan perilaku negatif wisatawan asing. Ia bersyukur, meski banyak tantangan, jumlah wisatawan mancanegara ke Bali terus naik. Tahun 2024 tercatat 6,4 juta kunjungan, melampaui capaian sebelum pandemi. Hingga April 2025, angka ini naik lagi 13 persen. “Kalau persoalan krusial ini beres, Bali akan makin bersinar,” ujarnya optimistis.
Dalam kesempatan itu, Koster juga mengapresiasi Nahdlatul Ulama atas kehadiran ISTNUBA yang kini sudah berusia enam tahun dan terus mencetak prestasi. Ia mendorong agar kampus ini membantu memperluas akses pendidikan tinggi di Bali, yang saat ini baru 34 persen. Target Koster di periode ini: tingkat partisipasi masuk perguruan tinggi minimal 40 persen. Untuk itu, Pemprov Bali tengah menyiapkan program “Satu Keluarga, Satu Sarjana.”
Mengakhiri sambutannya, Koster memberi pesan kepada para wisudawan ISTNUBA: jangan berhenti di S1, terus lanjutkan ke jenjang lebih tinggi agar menjadi SDM unggul dan berdaya saing global.
Sementara itu, Rektor ISTNUBA, Azizah Azis, menyampaikan kebanggaannya kepada 47 sarjana yang diwisuda. Ia berharap lulusan ISTNUBA menjadi pribadi tangguh, inovatif, dan mampu bersaing di era global. Saat ini, ISTNUBA memiliki tiga program studi: Teknik Lingkungan, Statistik, dan Sistem Informasi — semuanya sudah terakreditasi baik.
Kabag Umum LLDIKTI Wilayah VIII, Nyoman Bagus Suweta Nugraha, menekankan bahwa gelar sarjana adalah awal perjalanan untuk terus belajar dan berkontribusi dalam memecahkan masalah bangsa. Sementara Mustakin Taggala dari PBNU menegaskan komitmen NU dalam memperluas akses pendidikan tinggi, yang kini sudah memiliki lebih dari 200 kampus di seluruh Indonesia.
Wisuda kali ini juga diwarnai orasi ilmiah dari Muhammad Hasan Chabibie, Staf Ahli Kemdikbudristek, yang mendukung penuh program peningkatan partisipasi pendidikan tinggi di Bali. (kbs)