Denpasar, KabarBaliSatu.com
Gubernur Bali terpilih periode 2025-2030, Wayan Koster, menekankan pentingnya Bali memiliki produk air kemasan sendiri tanpa harus bergantung pada pasokan dari daerah lain. Menurutnya, Bali memiliki sumber daya air yang melimpah dan seharusnya dapat dikelola secara mandiri oleh tenaga kerja lokal.
Wayan Koster menyoroti fenomena di mana perusahaan asing mengambil air dari Bali, mengolahnya di luar daerah, lalu menjualnya kembali di Bali. Ia menilai kondisi ini membuat Bali hanya menjadi penonton di wilayahnya sendiri.
Sebagai langkah konkret, Wayan Koster berkomitmen untuk segera mendorong produksi air kemasan asli Bali dengan kualitas terbaik. Ia menegaskan bahwa setelah dilantik, pihaknya akan langsung tancap gas untuk merealisasikan inisiatif ini.
“Minumannya harus produk dari Bali, minuman kemasan Bali. Saya akan dorong ini kualitasnya biar lebih bagus. Begitu saya dilantik, saya akan tancap. Saya akan bikin air kemasan Bali,” kata Koster dalam sambutannya saat hadir di acara Bali Signature: Drink Edition yang digelar Level 21 Mall Denpasar dalam rangka memperingati Hari Arak Bali ke-3 pada Jumat 31 Januari 2025.
Koster menegaskan bahwa hotel dan restoran di Bali seharusnya menggunakan air kemasan lokal sebagai bagian dari upaya memperkuat kemandirian daerah. Ia menyoroti bagaimana merek air kemasan terkenal yang diproduksi di Bali maupun luar Bali sebenarnya mengambil sumber mata air dari sungai-sungai di Bali, tetapi kepemilikannya justru dikuasai oleh perusahaan asing.
Menurutnya, kondisi ini menunjukkan bahwa sumber daya air di Bali belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat lokal. Oleh karena itu, Koster mendorong pengembangan industri air kemasan Bali agar sumber daya yang ada dapat dikelola sendiri dan memberikan manfaat langsung bagi perekonomian daerah.
“Aqua yang diproduksi itu, airnya dari mana? Dari tukad-tukad yang ada di sini kan, air sungai. Siapa memiliknya? Prancis, Pak. Mohon maaf berarti sumber air di sini itu tidak dikembangkan oleh lokal,” katanya.
Koster menegaskan bahwa pengembangan industri air kemasan lokal harus menjadi perhatian serius. Ia menyayangkan ketergantungan Bali pada produk dari luar daerah, padahal sumber daya air yang ada seharusnya bisa dikelola sendiri.
Saat ini, Koster mengaku tengah menginventarisasi para pelaku usaha yang berpotensi mengembangkan air kemasan lokal. Ia berkomitmen untuk mendorong dan mendukung mereka agar industri ini bisa berkembang dan memberikan manfaat lebih besar bagi perekonomian Bali.
“Saya lagi menginventari semua pelaku-pelaku. Saya ingin mendorong nih. Saya ingin mendorong yang begitu, supaya maju dia,” ujaranya.
Koster berharap agar sumber daya yang tumbuh dari tanah Bali dapat benar-benar menjadi sumber kesejahteraan bagi masyarakat Bali. Namun, ia mengakui bahwa tidak semua pihak memahami maksud tersebut, sehingga masih ada tantangan dalam menegakkan kedisiplinan dan keteraturan di lapangan.
“Ini yang kita dorong supaya rezekinya Bali yang tumbuh dari tanah Bali ini betul-betul menjadi sumber kesejahteraan masyarakat Bali. Cuma saja, belum semua orang paham dengan maksud saya itu. Sehingga belum semua tertib, belum semua disiplin,” pungkasnya. (kbs)