BerandaDaerahTransformasi Kesehatan Bali: Gubernur Koster Dorong Kolaborasi Medis Modern dan Tradisional di...

Transformasi Kesehatan Bali: Gubernur Koster Dorong Kolaborasi Medis Modern dan Tradisional di Bali International Hospital

Foto: Gubernur Bali, Wayan Koster, meninjau langsung operasional Bali International Hospital (BIH) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Senin (9/6/2025).

Denpasar, KabarBaliSatu 

Dalam langkah strategis memperkuat sektor kesehatan sebagai pilar ekonomi baru Bali, Gubernur Wayan Koster meninjau langsung operasional Bali International Hospital (BIH) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Senin (9/6/2025). Kunjungan ini menjadi penegasan komitmen Pemerintah Provinsi Bali untuk mendorong layanan kesehatan kelas dunia yang berpijak pada potensi lokal.

Dalam tinjauan tersebut, Gubernur Koster mengapresiasi keberhasilan rekrutmen tenaga medis yang mengutamakan SDM lokal. Dari total 149 tenaga medis, 90 orang merupakan putra-putri Bali, 14 berasal dari diaspora Indonesia, dan 51 adalah profesional asing. Ia menyebut hal ini sebagai “langkah strategis dalam meningkatkan daya saing SDM kesehatan Bali.”

Namun bukan hanya itu, Koster menegaskan bahwa rumah sakit ini tak sekadar menjadi pusat layanan medis modern. Ia mendorong integrasi layanan pengobatan tradisional Bali berbasis kearifan lokal sebagai bagian dari misi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, yang menyeimbangkan kemajuan teknologi dengan pelestarian budaya.

Baca Juga  Mata Air Bali Disedot Perusahaan Asing Lalu Airnya Dibeli Warga Lokal, Koster Ingin Bali Punya Produk Air Kemasan Sendiri, Wajib Digunakan di Hotel dan Restoran

“RS BIH harus memberi ruang bagi praktik pengobatan tradisional Bali. Ini penting sebagai bagian dari pengembangan health tourism yang holistik, sejalan dengan jati diri budaya kita,” tegasnya.

Sejak mulai beroperasi pada April 2025, BIH mencatat performa impresif: 70–80% pasiennya adalah warga negara asing. Fakta ini mempertegas daya tarik Bali bukan hanya sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai tujuan layanan kesehatan unggulan di Asia Tenggara.

Koster menilai, kehadiran BIH adalah simbol transformasi ekonomi Bali pascapandemi. “Kita tidak lagi hanya bergantung pada pariwisata konvensional. Sektor kesehatan kini jadi motor penggerak baru, dan KEK Sanur adalah model ekonomi masa depan Bali,” ujarnya.

Lebih dari sekadar rumah sakit, BIH dirancang sebagai pusat inovasi medis, riset kesehatan, hingga diplomasi budaya. Melalui keterlibatan diaspora Indonesia, potensi kerja sama global di bidang kesehatan semakin terbuka luas.

Baca Juga  Wabup Tjok Surya Apresiasi PHDI Klungkung: Manusa Yadnya Massal Ringankan Beban Umat

Pemerintah Provinsi Bali sendiri telah menyiapkan program pelatihan tenaga medis lokal untuk mengejar standar global, sejalan dengan visi besar Bali Era Baru. Dalam kunjungan tersebut, Gubernur juga meninjau langsung fasilitas unggulan BIH, mulai dari poliklinik, executive screening, ruang rawat inap, unit onkologi terpadu, hingga layanan gawat darurat berteknologi tinggi.

Pembangunan BIH merupakan hasil kemitraan strategis antara BUMN dan sektor swasta global, termasuk Swire Group melalui Swire Investment Indonesia. Perwakilan Swire, Ainsley Mann, menyatakan pihaknya bangga dapat bermitra dalam proyek ini.

“Bali International Hospital adalah langkah besar menuju layanan kesehatan premium di kawasan. Swire berkomitmen membawa standar internasional yang telah terbukti di berbagai negara,” ujar Mann.

Deputi Direktur Medis BIH, dr. Widi Hartono, menyampaikan bahwa sejak operasional terbatas dimulai, rumah sakit ini telah melayani lebih dari 1.500 pasien dari 58 negara, didominasi oleh pasien asal Australia. Menariknya, sekitar 70% tenaga kerja BIH adalah tenaga lokal yang telah dibekali pelatihan berskala internasional.

Baca Juga  Bali Terancam Krisis Pangan, Gubernur Koster: Perlunya Inovasi Berbasis Teknologi

Lima layanan unggulan BIH menjadi tulang punggung operasional rumah sakit ini:

1. Kardiovaskular – bekerja sama dengan pusat jantung ternama Jepang.

2. Onkologi (Kanker) – dikembangkan bersama mitra klinis dari Australia.

3. Gastroenterologi – untuk permasalahan pencernaan dan liver.

4. Neurologi – dengan dukungan teknologi pencitraan saraf mutakhir.

5. Ortopedi & Rehabilitasi Tulang – mencakup operasi dan perawatan muskuloskeletal.

Dengan pendekatan kolaboratif, memadukan keunggulan global dan potensi lokal, RS Bali International Hospital hadir bukan hanya sebagai simbol kebangkitan sektor kesehatan Bali, tetapi juga sebagai manifestasi arah baru pembangunan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan berbasis nilai budaya. (kbs)

Berita Lainnya

Berita Terkini