Foto: Kunjungan delegasi Senat Spanyol yang diwakili oleh First Vice-Speaker of the Senate of the Kingdom of Spain, Javier Maroto Aranzabal dan rombongan diterima Ketua DPRD Provinsi Bali Dewa Made Mahayadnya (Dewa Jack) dan jajaran di Kantor DPRD Bali pada Senin 23 Juni 2025.
Denpasar, KabarBaliSatu
Ketua DPRD Provinsi Bali Dewa Made Mahayadnya (Dewa Jack) bersama rombongan pimpinan dan anggota DPRD Bali menerima delegasi Senat Spanyol yang diwakili oleh First Vice-Speaker of the Senate of the Kingdom of Spain, Javier Maroto Aranzabal dan rombongan, di Kantor DPRD Bali pada Senin 23 Juni 2025. Pertemuan ini tidak hanya menjadi tonggak penting dalam memperkuat hubungan diplomasi Indonesia dan Spanyol tapi juga diyakini bisa memperkuat promosi positif bagi pariwisata Pulau Dewata.
Pertemuan tersebut juga dimanfaatkan untuk memperkenalkan gerakan Toss Arak, sebuah inisiatif diplomasi budaya yang bertujuan mengenalkan arak Bali sebagai produk lokal unggulan ke mata dunia.
Dewa Jack menjelaskan bahwa kunjungan delegasi ini bermula dari ketertarikan para senator Spanyol terhadap sistem pemerintahan Indonesia yang terdiri dari 38 provinsi. Dalam konteks itulah, Bali dipilih sebagai salah satu provinsi yang memiliki konektivitas kuat dengan pemerintah pusat dan dikenal luas secara global berkat industri pariwisatanya.
“Karena ini kunjungan kenegaraan, delegasi ini ke Jakarta dulu. Mungkin beliau itu dapat cerita di Jakarta bahwa Indonesia ini terdiri dari 38 provinsi. Beliau-beliau itu tertarik mengetahui satu provinsi yang berkoneksi dengan pusat, dengan pemerintahan pusat dan itu dipilih Bali yang kebetulan punya pariwisata dan namanya terkenal sedunia, kan gitu. Berkunjunglah beliau ke Bali,” ujar Dewa Jack saat dihubungi via telepon pada Senin 23 Juni 2025.
Selama diskusi, para senator Spanyol mengungkapkan ketertarikan mereka terhadap sistem pemerintahan terhubung antara pusat dan daerah di Indonesia. Mereka juga membandingkan tantangan pariwisata di negaranya, terutama persoalan kemacetan dan kriminalitas, yang ternyata juga menjadi persoalan serupa di Bali.
“Kami cerita juga soal aturan di daerah itu mendapatkan persetujuan pusat. Kemudian mereka juga bertanya, kami, Spain juga punya daerah tujuan wisata, tapi problem kami yang paling menonjol itu adalah kemacetan. Terus kemudian kedua kriminal,” kata Dewa Jack.
Menariknya, dalam pertemuan tersebut, delegasi Spanyol menyampaikan apresiasi terhadap kearifan lokal Bali. Mereka menaruh perhatian besar pada pentingnya pelestarian budaya dan agama Hindu Bali sebagai identitas khas Pulau Dewata. Delegasi tersebut juga mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap maraknya kepemilikan lahan oleh warga negara asing di Bali.
Mereka membandingkan kondisi tersebut dengan kebijakan di negara mereka yang cenderung menolak kepemilikan ataupun penyewaan lahan oleh pihak asing. Pulau Bali, yang memiliki luas terbatas, dinilai perlu mendapatkan perhatian serius agar kearifan lokal dan hak-hak masyarakat adat tetap terjaga.
Menanggapi hal itu, Dewa Jack menjelaskan bahwa sebagai bagian dari politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, Bali terbuka menyambut warga asing. Namun, ia menegaskan bahwa warga asing pada dasarnya tidak memiliki tanah di Bali, kecuali dalam kasus tertentu seperti pernikahan dengan warga lokal.
“Kami bilang ada beberapa mungkin dari mereka itu menikah dengan orang Bali dan yang memakai atas nama orang Bali. Tapi kalau menyewa itu boleh. Kami memang belum bisa mengatur bagaimana seseorang menyewa kemudian membuat usaha di Bali dan mereka memasarkan di negaranya. Itu yang kami memang sedang memikirkan aturannya,” jelas politisi senior PDI Perjuangan itu.
Terkait permasalahan infrastruktur dan kemacetan, Dewa Jack menyampaikan bahwa pemerintah Provinsi Bali tengah menyiapkan solusi jangka panjang. Keterbatasan pembangunan infrastruktur di Bali yang harus selaras dengan tradisi dan budaya menjadi pertimbangan utama.
“Kemacetan, memang kendala kami tidak seperti di negaramu, kamu boleh membangun jalan di atas. Nah kami karena tradisi agama dan budaya kami hanya bisa membangun jalan di bawah dan itu sudah dipikirkan oleh Bapak Gubernur kami akan membuat empat shortcut nanti dan kemudian tol Gilimanuk ke Mengwi, dan juga subway,” ucapnya.
Saat ditanya mengenai makna kunjungan ini bagi Bali ke depan, Dewa Jack menyebut bahwa pertemuan ini memberi banyak pelajaran, terutama terkait pengelolaan dampak pariwisata serta potensi kerja sama promosi antarnegara.
“Yang pertama, sesama negara, memang kalau pariwisata itu maju, pariwisata itu butuh modal manusia dan budaya saja kita bisa mendapatkan uang, tapi di mana-mana ternyata pariwisata itu memang menimbulkan masalah kemacetan dan kriminal itu, sama juga dengan mereka,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah daerah perlu segera menyusun regulasi yang mengatur dinamika penduduk lokal, pendatang, dan wisatawan agar dampak negatif pariwisata dapat diminimalkan.
“Pelajaran ini bisa kita ambil bahwa segera kita menangani hal-hal yang ditimbulkan oleh pariwisata dengan bentuk mengatur dalam peraturan daerah maupun mengatur seisi Bali ini termasuk penduduk Bali maupun penduduk pendatang. Termasuk turisnya juga kita atur nanti,” tegas wakil rakyat asal Buleleng itu.
Lebih lanjut, Dewa Jack menilai kunjungan delegasi Senat Spanyol ini memiliki potensi besar dalam memberikan dampak promosi yang positif bagi Bali, khususnya di Spanyol. Ia melihat bahwa para senator yang hadir bukan hanya datang sebagai perwakilan negara, tetapi juga akan kembali sebagai wisatawan yang membawa kesan mendalam tentang keindahan dan kekayaan budaya Bali. Harapannya, pengalaman mereka selama di Bali akan diceritakan kembali di lingkungan mereka, yang secara tidak langsung akan memperluas jangkauan promosi pariwisata Bali.
“Tapi kalau dari 10 orang yang tadi datang bisa membicarakan di Spanyol dengan 10-10 orang, paling tidak sudah 100 orang tertarik. Promosinya juga kita dapat, perbandingan permasalahan juga dapat. Kemudian dalam hal mengatasi permasalahan itu kita juga sama-sama sudah berdiskusi mencarikan jalan terbaik,” pungkasnya. (kbs)