BerandaDaerahTidak Ingin Blackout Terulang! Gubernur Koster: Kemandirian Energi Bali Harga Mati, PLTS...

Tidak Ingin Blackout Terulang! Gubernur Koster: Kemandirian Energi Bali Harga Mati, PLTS Atap Jadi Kunci Lepas dari Fosil

Bali Jadi Percontohan Nasional Gunakan Energi Bersih, Energi Baru Terbarukan

Foto: Gubernur Bali, Wayan Koster bersama Direktur Utama PLN Icon Plus Ari Rahmat Indra Cahyadi, Direktur PLN Wilayah Bali, Tim Percepatan PLTS Atap serta perwakilan sektor swasta dan akademisi dalam acara Sosialisasi Bali Mandiri Energi melalui Percepatan Pemanfaatan PLTS Atas di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar, Kamis (15/5/2025).

Denpasar, KabarBaliSatu

Gubernur Bali, Wayan Koster, kembali menegaskan komitmennya dalam memutus ketergantungan Pulau Dewata terhadap energi fosil. Dalam pidatonya di acara Sosialisasi Bali Mandiri Energi melalui Percepatan Pemanfaatan PLTS Atap, Koster menyatakan bahwa kemandirian energi di Bali bukan lagi sekadar pilihan—melainkan sebuah keharusan strategis demi kedaulatan dan keberlanjutan pulau ini.

“Bali harus mandiri energi. Ini bukan isu teknis, ini soal masa depan dan kedaulatan kita. Kita tidak punya cadangan batu bara, tidak punya migas. Tapi kita punya matahari—melimpah,” tegas Gubernur Koster dalam acara yang digelar di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar, Kamis (15/5/2025).

Baca Juga  Wabup Guru Pandu Dukung Pelaksanaan Pitra Yadnya Massal di Desa Kesimpar, Komitmen Fasilitasi Kegiatan Adat dan Spiritual

Gubernur Koster menyoroti fakta bahwa sebagian besar pasokan listrik Bali masih berasal dari luar pulau, padahal kebutuhan energi lokal terus meningkat, khususnya di sektor pariwisata yang menjadi tulang punggung ekonomi Bali. Pertumbuhan konsumsi listrik tahunan di Bali bahkan mencapai 14–16 persen.

“Kalau kita terus bergantung, blackout bisa terjadi lagi kapan saja. Saya tidak mau itu terulang,” ujar Gubernur Koster serius. “PLTS Atap adalah solusi paling realistis dan cepat. Dan saya tidak akan menunggu lama,” tegasnya.

Langkah cepat ini dipayungi oleh dua regulasi penting: Pergub No. 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih dan Pergub No. 48 Tahun 2019 tentang Pemanfaatan Energi Surya Atap. Pemerintah Provinsi Bali telah lebih dulu menerapkannya di gedung-gedung pemerintahan dan fasilitas publik.

Baca Juga  Denpasar Genjot Pelayanan Kesehatan, Poliklinik Baru RSUD Wangaya Segera Dibangun

Dalam paparannya, Koster juga merinci kondisi aktual: kebutuhan energi harian Bali mencapai 1.200 kWh, sementara pasokan hanya 1.400 kWh. Artinya, cadangan yang tersisa hanya 200 kWh—angka yang rawan jika permintaan terus melonjak.

Untuk mempercepat eksekusi di lapangan, Pemprov Bali menggandeng PLN Icon Plus, anak perusahaan PLN, sebagai mitra utama dalam menyediakan solusi menyeluruh—dari perencanaan teknis, instalasi, hingga perawatan PLTS atap. Pemerintah menjamin kemudahan izin dan dukungan regulasi penuh.

Direktur Utama PLN Icon Plus, Ari Rahmat Indra Cahyadi, menyambut positif kolaborasi ini. “Kami siap jadi mitra strategis Pemprov Bali demi masa depan energi yang bersih dan berkelanjutan,” katanya.

Baca Juga  Hadiri Aci Usaba Kasa di Subagan, Bupati Gus Par: “Adat dan Tradisi adalah Fondasi Masa Depan Kita”

Gubernur Koster juga menyerukan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat: dari pemerintah kabupaten/kota, pelaku industri perhotelan, villa, pusat perbelanjaan, hingga rumah tangga.

Dalam forum tersebut hadir para sekretaris daerah se-Bali, Direktur PLN Wilayah Bali, serta perwakilan sektor swasta dan akademisi. Salah satu sesi penting dipandu oleh Tim Percepatan PLTS Atap yang diketuai oleh Prof. Ida Ayu Dwi Giriantari.

Lebih dari sekadar strategi energi, program PLTS atap digadang menjadi mesin penggerak ekonomi hijau Bali—menyerap tenaga kerja, menumbuhkan industri lokal, dan menjadikan Bali sebagai pionir transisi energi bersih nasional.

“Periode kedua saya ini bukan waktu santai. Ini saatnya kerja cepat. Bali harus jadi contoh nasional,” tutup Gubernur Koster dengan nada penuh determinasi.(kbs)

 

Berita Lainnya

Berita Terkini