Foto: Ketua TP PKK Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara saat menyambangi Yayasan Peduli Kanker Anak Indonesia (YPKAI) di Jalan Pulau Flores, Senin (2/6).
Denpasar, KabarBaliSatu
Di tengah peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-53 tahun 2025, Ketua TP PKK Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara kembali menunjukkan komitmennya dalam aksi nyata. Didampingi Ketua GOW Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, dan Ketua DWP Kota Denpasar, Ny. Ida Ayu Widnyani Wiradana, ia menyambangi Yayasan Peduli Kanker Anak Indonesia (YPKAI) di Jalan Pulau Flores, Senin (2/6), untuk menyerahkan bantuan hasil program Corporate Social Responsibility (CSR) dari Tiara Dewata Group.
Tak sekadar hadir, Ny. Antari datang dengan hati penuh empati. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa bantuan ini bukan hanya sekadar simbolis, tetapi cermin kepedulian terhadap anak-anak pejuang kanker yang sedang menjalani perawatan di yayasan tersebut.
“Saya sangat mengapresiasi inisiatif ini. Terima kasih kepada Tiara Dewata Group yang telah berkenan berbagi kasih. Anak-anak ini berhak mendapatkan perhatian dan cinta yang sama seperti anak-anak lainnya,” ujar Antari dengan nada hangat namun tegas.
Sebagai mitra aktif Pemerintah Kota Denpasar, TP PKK menempatkan isu perlindungan anak, khususnya yang rentan secara kesehatan dan ekonomi, sebagai bagian penting dalam pembangunan SDM Kota Denpasar yang inklusif. Dalam konteks ini, YPKAI menjadi mitra strategis yang layak mendapat dukungan berkelanjutan.
CSR dari Tiara Dewata Group disampaikan langsung oleh Sekretaris Direktur, Gusti Ayu Ariani. Ia berharap bantuan ini menjadi energi positif bagi anak-anak di yayasan. “Semoga bantuan ini memberi manfaat dan semangat baru bagi adik-adik kita di sini,” ujarnya.
Sementara itu, Wahyu Kurniawan, pendiri sekaligus pembina YPKAI, menjelaskan bahwa yayasan ini berdiri sebagai rumah singgah bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu yang sedang berjuang melawan kanker. Mereka datang dari berbagai daerah dengan kondisi kesehatan yang beragam—dari kanker darah, otot, hingga tulang.
Namun keterbatasan fisik tak memadamkan semangat belajar mereka. YPKAI menghadirkan home schooling setiap pagi agar anak-anak tetap bisa menuntut ilmu. “Kami mulai sekolah pukul 10 hingga 11 siang. Nilai-nilai mereka tetap dikirim ke sekolah asal. Kami ingin mereka tetap merasa seperti anak-anak lain, tetap belajar, tetap ceria,” ungkap Wahyu.
Lebih dari sekadar kegiatan seremonial, momen ini mempertegas bahwa kerja sosial dan pembangunan karakter tak bisa dikerjakan pemerintah sendirian. Dibutuhkan kolaborasi lintas sektor – PKK, dunia usaha, dan masyarakat – untuk merawat masa depan anak-anak bangsa, termasuk mereka yang tengah bertarung dalam sunyi melawan penyakit.
Di tengah kompleksitas tantangan sosial hari ini, Denpasar memperlihatkan bahwa keberpihakan pada kelompok rentan masih jadi prioritas. Dan di sanalah peran seorang ibu, seorang pemimpin, dan seorang warga negara menyatu dalam figur Ny. Antari Jaya Negara. (kbs)