BerandaPendidikanSatu Keluarga Satu Sarjana Segera Meluncur, Bali Siap Jadi Barometer Pendidikan Nasional

Satu Keluarga Satu Sarjana Segera Meluncur, Bali Siap Jadi Barometer Pendidikan Nasional

Foto : Illustrasi sarjana.

Denpasar, KabarBaliSatu

Pemerintah Provinsi Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster bersiap meluncurkan program ambisius bertajuk “Satu Keluarga Satu Sarjana”. Langkah ini sebagai bentuk nyata keberpihakan pemerintah terhadap kemajuan pendidikan di Pulau Dewata.

Program tersebut diungkapkan oleh Ketua TP PKK Bali, Nyonya Ni Putu Putri Suastini Koster, saat menerima audiensi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Denpasar di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jaya Sabha, Senin (28/4/2025).

“Dengan bekal pendidikan dan budi pekerti yang baik, Bali akan semakin terangkat martabatnya. Ayo, kita wujudkan satu keluarga, satu sarjana,” ujar tokoh perempuan Bali yang akrab disapa Bunda Putri Koster itu penuh semangat.

Baca Juga  Ketika Perempuan Dimuliakan, Generasi Emas Bermekaran: Sinergi BPR Kanti dan Tim Penggerak PKK Bali Bawa Harapan Baru

Dia menuturkan, sejak awal kiprahnya di dunia politik, Wayan Koster memang menunjukkan kepedulian besar terhadap sektor pendidikan. Terbukti, saat menjadi anggota DPR RI, ia ditempatkan di Komisi X yang membidangi pendidikan dan berhasil memperjuangkan lahirnya UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, sebuah tonggak penting bagi dunia pendidikan nasional.

“Beliau melihat betapa profesi guru, yang menjadi sumber lahirnya berbagai profesi lainnya, belum mendapat perlindungan hukum yang layak saat itu,” kenangnya.

Dalam pertemuan tersebut, HMI Denpasar mengutarakan rencana pelaksanaan Latihan Kader II (LK II) dan Latihan Khusus Korps HMI-wati (Kohati). Putri Suastini memberikan dukungan penuh atas program kaderisasi tersebut, yang dinilainya penting untuk menumbuhkan idealisme dan kepemimpinan muda.

Baca Juga  Gubernur Koster Ajak Kampus di Bali Bantu Tuntaskan Sampah, Macet, dan Wisatawan Nakal

Bunda Putri Koster juga menegaskan, meski Bali mayoritas beragama Hindu, pemerintah daerah tetap menjunjung tinggi prinsip kesetaraan tanpa membedakan agama maupun suku.

“Di Bali, semua masyarakat diperlakukan sama. Tidak ada yang dianaktirikan,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Panitia LK II dan LKK HMI Bali, Sahara Putri, menyatakan rasa bangganya terhadap visi pendidikan Gubernur Koster.

“Beliau bahkan ingin menjadikan Bali sebagai mercusuar pendidikan Indonesia. Kami di HMI siap bersinergi untuk mewujudkan mimpi besar ini,” ungkapnya.

Dengan kolaborasi yang semakin kuat antara pemerintah dan berbagai elemen masyarakat, cita-cita menjadikan Bali sebagai pusat pendidikan nasional kian berada di depan mata.(kbs)

Berita Lainnya

Berita Terkini