Foto: Putu Tika Winawan, politisi Partai Perindo, Anggota DPRD Klungkung periode 2024-2029.
Klungkung (KabarBaliSatu)-
Putu Tika Winawan, seorang politisi yang tidak hanya dikenal kiprah politiknya di Partai Perindo, tetapi juga melalui pengaruhnya yang besar di Klungkung, berbicara dengan penuh semangat tentang masa depan daerah yang ia cintai. Dalam sorotan impian dan harapan, ia menekankan pentingnya sebuah keseimbangan pembangunan antara daratan yang kokoh dan kepulauan yang eksotis di wilayah Klungkung.
Sebagai anggota DPRD Klungkung yang baru terpilih untuk periode 2024-2029, Tika Winawan membawa visi besar yang berakar dalam cinta akan tanah kelahirannya. Ia meyakini bahwa potensi Klungkung, terutama di Nusa Penida, bagaikan permata tersembunyi yang menunggu untuk digilap.
“Klungkung ini sebenarnya kaya dengan potensi, khususnya juga di Nusa Penida yang tidak berlebihan jika disebut telur emasnya Bali dengan beragam potensi pariwisata yang menawan. Belum lagi banyak potensi di daratan dengan hadirnya Pusat Kebudayaan Bali. Jadi Klungkung ini bisa menjadi daerah yang maju jika semua potensi di Nusa Penida maupun Klungkung daratan digarap dengan optimal,” kata Tika Winawan.
Dalam pandangannya, pembangunan Pusat Kebudayaan Bali (PKB) di Klungkung yang kini sedang digarap oleh Pemerintah Provinsi Bali harus berjalan seiring dengan pengembangan infrastruktur dan sektor pariwisata di Nusa Penida. Hanya dengan cara ini, menurutnya, Klungkung bisa benar-benar bangkit, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan pendapatan daerah.
Dalam setiap kata yang dilontarkannya, Tika menyiratkan sebuah gagasan besar—pembangunan jalan lingkar di Nusa Penida melalui sistem Land Consolidation (LC). Dengan strategi ini, ia berharap pembebasan lahan tidak akan membebani anggaran daerah, sementara biaya pembangunan fisik bisa ditanggung bersama oleh pemerintah daerah, provinsi, dan pusat. Sebuah visi yang tak hanya realistis, tetapi juga penuh harapan.
“Jalan lingkar Nusa Penida tidak boleh lagi sekedar menjadi impian dan angan-angan, harus segera diwujudkan. Jika tidak, jangan berharap pariwisata Nusa Penida bisa maju dan berkelanjutan,” tegasnya mengingatkan.
Namun, ambisi Tika Winawan tidak berhenti di situ. Baginya, keberhasilan pembangunan Pusat Kebudayaan Bali (PKB) di Klungkung bisa menjadi kunci untuk mengubah daerah ini menjadi pusat ekonomi baru di Bali. Lebih dari sekadar sebuah gagasan, ia berbicara tentang masa depan di mana Klungkung bukan hanya dikenal sebagai tujuan wisata, tetapi juga sebagai pusat aktivitas ekonomi yang berdenyut kencang.
“PKB saya ibaratnya bisa menjadi tambang emas bagi Klungkung. Tinggal nanti koordinasi dan pembagian kewenangan yang diatur dengan Pemprov Bali,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya pembangunan dermaga internasional untuk menarik kapal pesiar, menjadikan Klungkung sejajar dengan destinasi terkenal seperti Kuta dan Bandara Ngurah Rai di Badung. Bagi Tika, ini bukan sekadar mimpi, tetapi langkah nyata yang bisa mengangkat sektor pariwisata Klungkung ke level yang lebih tinggi.
Di tengah semua optimisme itu, Tika juga tak luput menyampaikan kegelisahannya tentang kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD). Ia menyoroti banyaknya vila yang beroperasi tanpa izin, yang seharusnya bisa memberikan kontribusi lebih pada pembangunan daerah. Dengan nada tegas, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu, berperan aktif dalam mewujudkan kejayaan Klungkung.
Dengan keyakinan yang teguh dan semangat yang membara, Tika Winawan memandang masa depan Klungkung dengan penuh harapan. Baginya, dengan pendekatan yang komprehensif dan kerja sama yang erat, Klungkung bukan hanya akan bangkit, tetapi juga akan mencapai kejayaan yang selama ini diidamkan. (kbs)