BerandaDaerahPutri Koster Hadiri Parade Busana Adat se-Bali, Tegaskan Busana Adat sebagai Jati...

Putri Koster Hadiri Parade Busana Adat se-Bali, Tegaskan Busana Adat sebagai Jati Diri Budaya Leluhur

Foto: Ketua TP PKK sekaligus Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster, saat menghadiri Utsawa Busana Adat Kota/Kabupaten se-Bali, pada Sabtu (28/6) di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar.

Denpasar, KabarBaliSatu

Warna-warni keindahan budaya Bali kembali mewarnai panggung Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025 melalui Utsawa Busana Adat Kota/Kabupaten se-Bali yang digelar Sabtu (28/6) di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar. Kegiatan yang mengusung tema besar PKB tahun ini, “Jagat Kerthi: Lokahita Samudaya” – bermakna Harmoni Semesta Raya – menjadi wadah ekspresi visual tentang identitas, nilai, dan kearifan lokal masyarakat Bali.

Baca Juga  Gubernur Koster Panen Pujian, dibawah Kepemimpinannya Bali dinilai Aman dan Nyaman oleh Diplomat Asing

Hadir langsung dalam kegiatan ini, Ibu Putri Suastini Koster, selaku Ketua TP PKK sekaligus Ketua Dekranasda Provinsi Bali. Sosok yang dikenal gigih memperjuangkan pelestarian budaya Bali itu memberikan dukungan penuh terhadap parade busana adat yang dinilainya bukan sekadar peragaan busana, melainkan wujud nyata pelestarian jati diri bangsa.

“Setiap helai kain, setiap motif, dan setiap penataan busana yang ditampilkan hari ini bukan hanya indah secara estetika, tapi juga sarat makna filosofis. Ini adalah bagian dari warisan leluhur yang wajib kita jaga,” demikian semangat yang tercermin dari kehadiran dan perhatian Ibu Putri selama acara berlangsung.

Baca Juga  Bupati Satria Apresiasi Gerakan Pangan Murah, Strategi Untuk Kendalikan Inflasi di Klungkung

Parade ini menampilkan busana adat Ngusaba dan busana prajuru adat yang hidup dan berkembang di tiap-tiap desa adat se-Bali. Dimulai dari penampilan Kabupaten Jembrana, parade berlanjut secara bergiliran ke Buleleng, Gianyar, Tabanan, Karangasem, Klungkung, Badung, Bangli, hingga ditutup dengan penampilan Kota Denpasar. Masing-masing daerah mengangkat ciri khasnya melalui motif, tata rias, teknik penataan, dan narasi budaya yang kuat.

Keterlibatan tim penata busana, perias, dan peraga lokal dari masing-masing wilayah menunjukkan bahwa pelestarian budaya tidak berhenti pada simbol, tetapi juga menjadi ruang pemberdayaan komunitas dan regenerasi pelaku seni.

Parade ini juga menjadi ajang penting untuk menyatukan langkah berbagai pemangku kepentingan budaya di Bali. Terlihat hadir Ketua Umum BKOW Provinsi Bali, Gatriwara Provinsi Bali, Ketua TP PKK Kota/Kabupaten se-Bali, serta berbagai organisasi perempuan dan pengamat serta kurator busana adat Bali.

Baca Juga  Gong Kebyar Panji Gita Semara dan Kania Gita Hibur Penonton di Hari Kedua Festival Semarapura 2025

Dengan gaya presentasi yang penuh makna dan filosofi, Utsawa Busana Adat ini bukan hanya memperkuat akar tradisi Bali, tetapi juga menjadi panggung perlawanan budaya terhadap arus globalisasi yang kian massif. Dalam konteks politik kebudayaan, kegiatan ini menjadi bentuk nyata strategi “soft power” Bali untuk mempertahankan identitasnya sebagai pusat peradaban budaya Nusantara. (kbs)

Berita Lainnya

Berita Terkini