BerandaPendidikanProgram Satu Keluarga Satu Sarjana Gubernur Koster Banjir Dukungan, Kampus Berlomba-Lomba Tawarkan...

Program Satu Keluarga Satu Sarjana Gubernur Koster Banjir Dukungan, Kampus Berlomba-Lomba Tawarkan Ini

Foto: Ilustrasi program “Satu Keluarga, Satu Sarjana”.

Singaraja, KabarBaliSatu

Di tengah semangat membangun Bali yang lebih cerah, satu program lahir dari visi besar Gubernur Bali, Wayan Koster yakni “Satu Keluarga, Satu Sarjana”. Sebuah gagasan sederhana namun sarat makna: mengangkat martabat keluarga melalui pendidikan.

Dukungan deras mengalir, salah satunya dari STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Kampus bernapaskan Hindu ini berdiri teguh, siap menjadi bagian dari perjalanan mulia itu. Melalui pendidikan, mereka ingin mencetak generasi unggul sekaligus memutus rantai kemiskinan yang lama membelenggu.

Baca Juga  Wisuda Perdana Universitas Bali Dwipa: Mimpi yang Menjadi Nyata, Tidak Hanya Bekerja Lulusan Sukses Jadi Pengusaha

Komitmen ini terucap penuh semangat dalam Dharma Shanti Tingkat Kabupaten Buleleng, yang digelar di Gedung Kesenian Gde Manik, Senin siang (21/4/2025). Dharma Shanti, yang untuk pertama kalinya digelar berkat kolaborasi STAHN Mpu Kuturan bersama Pemkab Buleleng, DPRD, PHDI, dan Majelis Desa Adat Buleleng, mengusung tema menyentuh: Manawasewa, Madawasewa: Melayani Sesama dan Ciptaan-Nya adalah Bagian dari Melayani Tuhan.

Acara dibuka dengan simbol sakral: penancapan Kayonan, lambang persatuan energi demi membangun Buleleng yang lebih baik.

Di hadapan para tokoh desa dan adat, Ketua STAHN Mpu Kuturan, Prof. Dr. I Gede Suwindia, menegaskan tekad kampusnya: mereka siap membuka pintu bagi 800 mahasiswa baru pada tahun 2025. Terlebih lagi, kuota ini diprioritaskan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, sesuai arahan Menteri Agama RI.

Baca Juga  Wagub Giri Prasta Tutup SMK Festival Kabupaten Bangli dengan Megibung Bersama, Cetak SDM Unggul Satu Keluarga Satu Sarjana

“Prioritas kami jelas,” ucap Prof. Suwindia, suaranya penuh keyakinan. “Satu keluarga, satu sarjana. Agar kelak, setiap keluarga di Buleleng punya satu anak lulusan sarjana, yang siap membawa perubahan dan harapan.”

Sementara itu, Asisten 1 Setda Buleleng, Gede Sandhiyasa, dalam sambutannya turut menegaskan pentingnya momentum ini. Dharma Shanti, katanya, adalah ruang untuk introspeksi diri, menjalankan Dharmaning Agama dan Dharmaning Negara.

“Kami bersyukur,” tuturnya, “STAHN Mpu Kuturan hadir, menyalakan lentera pendidikan bagi masyarakat Buleleng.”

Dari Buleleng, sebuah janji lahir: tak ada lagi mimpi yang terlalu jauh untuk digapai. Satu keluarga, satu sarjana dan Bali pun melangkah menuju masa depan yang lebih gemilang. (kbs)

Berita Lainnya

Berita Terkini