Foto: Gubernur Bali Wayan Koster menemui Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Prof. Pratikno di Jakarta pada Senin 15 September 2025.
Jakarta, KabarBaliSatu
Seakan tak mengenal lelah, Gubernur Bali Wayan Koster kembali menunjukkan arti kepemimpinan yang tak mengenal waktu, bekerja tanpa henti untuk tanah kelahirannya Bali dan masyarakat yang dicintai. Setelah berjibaku di tengah lumpur banjir bandang yang melanda Pasar Badung dan Pasar Kumbasari dan titik lainnya di Bali, Senin 15 September 2025, Gubernur Koster sudah menapakkan kaki di Jakarta.
Ia datang bukan untuk beristirahat, melainkan mengetuk pintu-pintu kementerian, membawa aspirasi Pulau Dewata agar bencana serupa tak lagi mengintai.
Sejak pagi, Gubernur Koster memulai langkahnya. Pukul 10.00 WIB, ia bertemu Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra. Di hadapan Menko Kumham Imipas, Gubernur dua periode itu menyampaikan pentingnya optimalisasi Pungutan Wisatawan Asing (PWA) melalui sistem imigrasi. Baginya, pungutan yang lebih transparan dan efektif akan menjadi sumber daya baru bagi pembangunan Bali, menjaga keseimbangan antara pariwisata dan pelestarian alam.
Tak berhenti di situ, siang harinya pukul 12.00 WIB, Gubernur Koster melangkah ke kantor Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) , Prof. Pratikno. Pertemuan ini menjadi kunci bagi masa depan Bali, membahas dukungan anggaran untuk normalisasi sungai-sungai vital seperti Tukad Badung dan Tukad Unda serta tukad lainnya, urat nadi air yang belakangan berubah jadi ancaman kala hujan deras mengguyur.
Gubernur Koster memohon agar pemerintah pusat membantu melakukan normalisasi atau menata ulang aliran sungai, membangun perlindungan yang kokoh, dan menyiapkan program pencegahan bencana yang lebih terukur.
Gayung bersambut. Menko Pratikno menyambut hangat usulan itu, berjanji menindaklanjuti rencana normalisasi sungai sebagai langkah pencegahan banjir di Bali.
“Beliau sangat mendukung dan merancang program pencegahan agar ke depan risiko akibat banjir besar dapat dikelola dengan baik,” ujar Gubernur Koster pada Selasa 16 September 2025.
“Masalah harus dikerjakan dengan tindakan nyata bukan diributkan di medsos,” tutup Gubernur Koster.
Langkah cepat Gubernur Koster ibarat petani yang tak menunggu musim. Usai menenangkan warga yang diterpa bencana, ia segera menabur benih kebijakan di pusat kekuasaan, memastikan masa depan Bali lebih aman.
Kerja kerasnya adalah seperti aliran sungai yang terus mencari jalan, menembus batu, menyejukkan tanah, agar Pulau Dewata tak lagi dilanda gelombang besar.
Seperti air yang setia menyuburkan bumi, Gubernur Koster terus mengalirkan tenaga dan pikirannya demi Bali yang lestari dan terbebas dari banjir besar yang pernah menggetarkan hati. (kbs)