Foto: Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali, Gde Sumarjaya Linggih atau yang akrab disapa Demer mengusulkan perubahan rute Tol Gilimanuk-Mengwi dialihkan menjadi Tol Gilimanuk-Seririt-Soka.
Denpasar, KabarBaliSatu
Proyek jalan tol Mengwi-Gilimanuk yang tidak masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) masih menjadi sorotan. Meskipun demikian, Gubernur Bali Wayan Koster tetap optimis proyek ini bisa dilanjutkan. Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali, Gde Sumarjaya Linggih atau yang akrab disapa Demer, memberikan pandangannya terkait proyek tersebut serta dampaknya bagi masyarakat.
Wakil rakyat yang sudah lima periode mengabdi dan berjuang di DPR RI ini menilai bahwa desain awal proyek tol ini perlu dikaji ulang agar lebih efektif dalam mengatasi kemacetan serta memberikan dampak ekonomi yang lebih merata.
Menurutnya, dibandingkan langsung menghubungkan Gilimanuk ke Mengwi, lebih baik rute tol dialihkan melalui Gilimanuk-Seririt-Soka. Menurutnya rute ini lebih efektif memecah kemacetan antara Jembrana ke Denpasar, dan akan menggeliatkan sektor pariwisata di Lovina, Singaraja dan Kintamani, Bangli.
“Dengan begitu, arus kendaraan dari Jawa tidak langsung menuju Denpasar, tetapi bisa dialihkan ke Singaraja melalui Seririt. Nantinya, dari Seririt kendaraan bisa diarahkan ke Lovina, Kintamani, atau ke timur melalui jalur lain,” ujar Demer belum lama ini.
Lebih lanjut, Demer menekankan bahwa rute tersebut akan memberikan pemerataan ekonomi bagi wilayah utara Bali, sekaligus mengurangi risiko kematian ekonomi di jalur lama akibat pembangunan tol. Ia mencontohkan dampak jalan tol Jagorawi dan jalur tol Bandung-Jakarta yang menyebabkan bisnis di jalur lama mengalami mati suri karena lalu lintas kendaraan beralih ke tol.
“Kalau Gilimanuk-Seririt-Soka, UMKM di sepanjang jalur dari Soka ke Jembrana masih bisa hidup. Saya khawatir jika tol langsung dari Gilimanuk ke Denpasar, trafiknya akan rendah dan dampak ekonominya tidak merata. Tapi jika diarahkan ke Singaraja, maka beban jalan berkurang, dan Singaraja bisa menikmati pemerataan ekonomi,” jelas Anggota Fraksi Golkar DPR RI ini.
Saat ditanya mengenai langkah yang sebaiknya diambil Gubernur Bali untuk memperjuangkan proyek ini, wakil rakyat berlatar belakang pengusaha sukses dan mantan Ketua Umum Kadin Bali itu mengaku hanya ingin memberikan ide dan masukan untuk dipertimbangkan.
“Saya harap ini bisa menjadi bahan pemikiran. Kalau memang baik, silakan dipakai. Kalau tidak, anggap saja ini sebagai diskusi untuk mencairkan otak,” tutup politisi Golkar asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng itu. (kbs)