Foto: Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih, yang akrab disapa Demer.
Denpasar (KabarBaliSatu)-
Sabtu, 3 Agustus 2024, suasana di hotel The Meru Sanur, Denpasar, terasa penuh semangat saat Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali Gde Sumarjaya Linggih, yang akrab disapa Demer, hadir dalam acara Focus Group Discussion (FGD) yang membahas Pemaparan Kinerja Kementerian BUMN Tahun 2020-2024 dan Roadmap Kementerian BUMN Tahun 2024-2034. Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali dari Fraksi Golkar ini menyampaikan pandangannya yang mendalam dan inspiratif tentang peran BUMN dalam memajukan daerah.
Demer, yang sudah empat periode mengabdi di DPR RI, membuka diskusi dengan apresiasi kepada Kementerian BUMN atas perubahan orientasi dari yang sebelumnya berfokus pada keuntungan menjadi lebih berorientasi pada manfaat, menjadikannya agen pembangunan yang tangguh. “Saya sangat mengapresiasi Kementerian BUMN yang telah berubah dari profit-oriented menjadi benefit-oriented. Artinya, BUMN kini telah menjadi agen pembangunan,” ujarnya penuh semangat.
Namun, bagi Demer, peran BUMN sebagai agen pembangunan tidaklah cukup. Ia menekankan bahwa BUMN juga harus memastikan perkembangan daerah-daerah agar tidak ada yang tertinggal. “Saya menyarankan pendekatan berbasis pemangku kepentingan, di mana seluruh pihak yang terlibat dapat mendapatkan manfaat dari keberadaan BUMN. Jangan sampai ada yang tertinggal. No one left behind,” ungkapnya tegas.
Demer juga berharap agar BUMN lebih memperhatikan keterlibatan masyarakat lokal. Ia memberi contoh BUMN di bandara yang seharusnya lebih banyak melibatkan orang-orang lokal, baik sebagai pengusaha maupun sebagai pegawai, agar mereka tidak hanya menjadi penonton di daerahnya sendiri. “BUMN di bandara, misalnya, seharusnya lebih banyak melibatkan orang-orang lokal, baik sebagai pengusaha maupun sebagai pegawai. Jangan sampai mereka hanya menjadi penonton di daerahnya sendiri,” ujarnya dengan penuh harap.
Tidak hanya itu, Demer juga menyoroti masalah oligopoli yang terjadi pada deretan money changer yang dikuasai oleh BRI, BNI, dan Mandiri. Ia mendukung konsep holdingisasi dan klasterisasi yang disampaikan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir, sebagai upaya untuk mengsegmentasi dan mengklaster BUMN agar lebih fokus dan mampu bersaing di tingkat internasional tanpa bersaing dengan UMKM. “Holdingisasi dan klasterisasi ini akan membantu BUMN menjadi lebih fokus dan kompeten di bidangnya, sehingga diharapkan mampu bersaing di tingkat internasional tanpa harus bersaing dengan UMKM,” jelasnya.
Demer, yang dikenal sangat totalitas dalam memberdayakan dan membantu pelaku UMKM Bali naik kelas, mengingatkan bahwa UMKM adalah pahlawan selama krisis akibat pandemi Covid-19. “UMKM adalah pahlawan selama krisis. Mereka harus terus tumbuh,” tegas politisi Golkar asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng ini.
Dengan penuh dedikasi, Demer berharap BUMN dapat terus berkontribusi dalam memajukan daerah dan melibatkan masyarakat lokal, agar tidak ada yang tertinggal dalam perjalanan menuju kemajuan bersama.