Foto: Ny. Putri Koster, Ketua TP PKK sekaligus Ketua Dekranasda Provinsi Bali berfoto bersama usai acara Focus Group Discussion (FGD) Port Tourism di Kantor PT Pelabuhan Indonesia Sub Regional Bali Nusra, Jumat (25/4/2025).
Denpasar, KabarBaliSatu
Permasalahan sampah kini menjadi bayang-bayang kelam di balik keindahan Bali. Pulau yang terkenal dengan julukan “Pulau Dewata” ini, perlahan terancam pesonanya oleh tumpukan sampah yang belum terkelola dengan baik. Bukan hanya merusak alam, namun juga mengancam denyut nadi pariwisata yang menjadi tumpuan hidup masyarakatnya.
Ny. Putri Koster, Ketua TP PKK sekaligus Ketua Dekranasda Provinsi Bali, menyadari betul bahwa tugas membersihkan Bali bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah. Ini adalah tugas mulia yang harus dipikul bersama oleh pemerintah, masyarakat, hingga dunia usaha. “Kita harus bersinergi, mencari pola pengelolaan sampah yang tepat, agar persoalan ini bisa segera kita atasi,” seru Ny. Putri Koster dalam acara Focus Group Discussion (FGD) Port Tourism di Kantor PT Pelabuhan Indonesia Sub Regional Bali Nusra, Jumat (25/4/2025).
Dalam forum itu, Ny. Putri Koster mengajak Pelindo, sebagai BUMN yang tak hanya bergerak di sektor pelabuhan tetapi juga pariwisata untuk ikut ambil bagian. Ia berharap melalui program CSR-nya, Pelindo mampu menggerakkan desa-desa untuk menumbuhkan kesadaran mengelola sampah di lingkungannya sendiri.
“Sampai saat ini, belum ada desa yang benar-benar tuntas mengelola sampahnya. Bayangkan jika satu desa saja bisa bersih, maka Bali pun akan ikut bersih,” ucapnya penuh harap.
Tak hanya soal sampah, Ny. Putri juga menaruh perhatian besar pada geliat ekonomi lokal. Ia mengingatkan, meningkatnya kunjungan wisatawan lewat kapal pesiar harus menjadi peluang emas bagi UMKM Bali. Ia berpesan agar para pelaku usaha tidak tergoda menjual produk luar, melainkan bangga menawarkan hasil tangan perajin Bali sendiri tentunya dengan harga yang wajar dan kualitas terbaik.
“Tawarkanlah kerajinan asli Bali, supaya para wisatawan membawa pulang bukan sekadar cendera mata, tapi juga sepotong jiwa Bali ke negaranya,” tuturnya, suaranya mengalir seperti doa.
FGD yang juga dihadiri Sub Regional Head PT Pelabuhan Indonesia Bali Nusra, Fariz Hariyoso, jajaran Pelindo III, dinas pariwisata kabupaten/kota, serta para pelaku industri pariwisata ini menjadi ruang bertukar pikiran dan mengurai persoalan yang dihadapi sektor pariwisata Bali.
Dalam sinergi dan harapan yang terajut hari itu, Bali kembali menyalakan lilin kecil: semangat untuk tetap bersih, elok, dan memukau mata dunia. (kbs)