BerandaDaerahGubernur Koster Tutup Bulan Bahasa Bali 2025: Jaga Budaya, Jangan Kehilangan Jati...

Gubernur Koster Tutup Bulan Bahasa Bali 2025: Jaga Budaya, Jangan Kehilangan Jati Diri

Foto: Gubernur Bali Wayan Koster menutup Bulan Bahasa Bali ke-7 tahun 2025 di Art Center, Denpasar, Sabtu (1/3/2025).

Denpasar, KabarBaliSatu

Gubernur Bali, Wayan Koster, resmi menutup Bulan Bahasa Bali ke-7 tahun 2025 dalam acara di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya (Art Center) Denpasar pada Sabtu 1 Maret 2025.

“Bulan Bahasa Bali ke-7 tahun 2025 titiyang tutup secara resmi,” ujar Koster

Dalam pidatonya, ia menegaskan pentingnya menjaga bahasa dan budaya Bali sebagai warisan adiluhung leluhur di tengah arus modernisasi. Jangan sampai masyarakat Bali kehilangan jati dirinya.

Baca Juga  Jaya Negara dan Arya Wibawa Terpilih Sebagai Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2024, Sampaikan Terima Kasih dan Berkomitmen untuk Denpasar Lebih Baik

Lebih dari sekadar seremoni, Koster ingin Bulan Bahasa Bali menjadi momentum untuk memperkuat jati diri generasi muda Bali. Ia khawatir anak-anak muda semakin menjauh dari bahasa daerahnya, tergerus oleh perkembangan teknologi dan budaya global.

“Generasi penerus jangan seperti titiyang. Harus punya jati diri, karakter, dan identitas sebagai orang Bali,” tegasnya.

Tak hanya menutup acara, Koster juga mengumumkan tema untuk Bulan Bahasa Bali ke-8 tahun 2026: Akme Kerthi Udiana Purnaning Jiwa.

Koster berjanji festival tahun depan akan lebih menarik dan variatif. Kepala Dinas Kebudayaan Bali, I Gede Arya Sugiarta, pun diminta menyiapkan konsep yang lebih segar.

Baca Juga  Pj. Gubernur Bali Hadiri Stakeholder Gathering, Apresiasi Inisiatif BPR Kanti, Mitra Sejati Masyarakat Menggerakkan Perekonomian Bali

“Tahun depan, Pak Kadis, harus lebih variatif lagi. Nanti kita diskusi,” ujarnya.

Sebagai pemimpin yang dikenal berkomitmen pada pelestarian budaya, Koster menegaskan bahwa Bulan Bahasa Bali harus terus dilaksanakan setiap tahun.

Ia berharap bahasa dan budaya Bali tetap hidup dalam keseharian masyarakat, bukan hanya dalam perayaan seremonial.

“Harapannya, Bulan Bahasa Bali ini dapat terus dijalankan secara konsisten sebagai bagian dari menjaga peradaban budaya Bali,” tutupnya. (kbs)

Berita Lainnya

Berita Terkini