Foto : Wakil Ketua WHDI Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, dan Penasihat WHDI Kota Denpasar, yang sekaligus Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Denpasar, Ny. Ida Ayu Widnyani Wiradana pada pelatihan Banten, di Banjar Batu Mas, Kelurahan Dangin Puri, Jumat (31/10/2025).
Denpasar, KabarBaliSatu
Pemerintah Kota Denpasar bersama Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kota Denpasar kembali menggelar pelatihan pembuatan Banten, dengan fokus pada Banten Otonan Ayaban Tumpeng Pitu. Kegiatan berlangsung di Balai Banjar Batu Mas, Kelurahan Dangin Puri, Jumat (31/10/2025), diikuti para ibu-ibu PKK setempat.
Pelatihan ini bertujuan membekali peserta agar mampu membuat Banten secara mandiri, memahami filosofi, serta tata cara penggunaannya dalam upacara Otonan, peringatan hari kelahiran menurut agama Hindu yang rutin digelar setiap enam bulan sekali.
Wakil Ketua WHDI Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, menekankan pentingnya kegiatan berkelanjutan ini. “Pelatihan Banten ini bukan sekadar praktik membuat Banten, tapi juga memahami filosofi dari masing-masing komponen sesuai Sastra Agama Hindu. Dengan bimbingan narasumber berpengalaman, diharapkan para peserta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Ny. Ayu Kristi.
Narasumber pelatihan, Ni Wayan Sukerti, menjelaskan materi yang diajarkan meliputi Ulun Banten, seperti Pejati, Gebogan, Pengambean, Peras Soda, Dapetan Pokok, serta Sesayut, Tebasan Pemiak Kala, Segehan Manca Warna, Bayakaonan, dan Prayascita. “Selain teknik pembuatan, kami juga membahas filosofi tiap komponen dan tata cara penerapannya dalam upacara Otonan,” jelas Sukerti.
Pelatihan Banten ini merupakan program rutin tahunan WHDI Denpasar sekaligus menjadi forum untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan ide kreatif seputar pembuatan Banten di masyarakat.
Salah satu peserta, Wayan Sudiani, menyambut positif kegiatan ini. “Pelatihan ini sangat membantu kami para ibu-ibu memahami tata cara pembuatan Banten dan penggunaannya dalam upacara. Di Bali, kegiatan keagamaan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan kami,” ungkapnya.
Kegiatan ini menegaskan peran WHDI Denpasar dan Pemkot dalam melestarikan budaya Bali, sekaligus memberdayakan perempuan sebagai penggerak pelestarian tradisi keagamaan di komunitasnya. (kbs)

