Foto: Suasana kuliah umum bertajuk “Pentingnya Mengedukasi Diri” di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Kerobokan, Bali, pada Rabu, 18 Juni 2025.
Badung, KabarBaliSatu
Sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidikan dan pemberdayaan perempuan, Rotary District 3420 bersama Rotary Club of Bali Bersinar menggelar kuliah umum bertajuk “Pentingnya Mengedukasi Diri” di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Kerobokan, Bali, pada Rabu, 18 Juni 2025. Kegiatan ini adalah program dari kelas perempuan STIE Satya Dharma Singaraja dan RCC of Lapas Perempuan.
Dengan spirit Sinergi Pang Pade Payu, kuliah umum ini menyasar warga binaan Lapas Perempuan yang mengikuti Program Kelas Perempuan, hasil kerja sama dengan STIE Satya Dharma. Hadir sebagai pembicara utama, District Governor Rotary 3420, DG Suzana Chandra, menyampaikan motivasi serta pentingnya pendidikan sebagai jalan menuju transformasi diri dan masa depan yang lebih baik. Kuliah umum juga diikuti secara daring oleh para mahasiswi kelas perempuan di STIE Satya Dharma Singaraja.
Selain kegiatan kuliah umum, Rotary Club of Bali Bersinar juga menyerahkan bantuan kepada warga binaan, berupa beras Sehat Bersinar yang dalam hal ini merupakan donasi dari PDG Cindy Bachtiar. Selain itu juga diserahkan pakaian dan susu untuk bayi dan balita dari warga binaan, serta perlengkapan mandi (toiletries). Bantuan tersebut merupakan wujud nyata kepedulian Rotary terhadap kebutuhan dasar dan kesejahteraan warga binaan di Lapas Perempuan Kerobokan.
Program kelas perempuan merupakan bagian dari upaya Rotary Club of Bali Bersinar melalui RCC of Lapas Perempuan untuk memperluas akses pendidikan dan penguatan kapasitas diri bagi perempuan di dalam lapas. Kolaborasi dengan institusi pendidikan seperti STIE Satya Dharma memperkuat komitmen jangka panjang dalam memberdayakan kelompok penyintas perempuan, khususnya mereka yang tengah menjalani masa pembinaan.
Program Kelas Perempuan ini juga merupakan bagian dari upaya mendukung kesetaraan gender dan memberikan akses pendidikan yang lebih luas bagi perempuan. Selain itu, program ini menjadi warisan dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) saat itu, Bintang Puspayoga. Program ini juga mendapat dukungan dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VIII dan Yayasan Tarumanagara, yang turut menjalin kerja sama dengan STIE Satya Dharma.
Pada tahap pertama pelaksanaannya, Kelas Perempuan diikuti oleh 11 peserta yang merupakan warga binaan Lapas Perempuan Kelas IIA Kerobokan. Dari 11 penerima beasiswa, 4 di antaranya didukung oleh Rotary District 3420.
Dalam semangat pemberdayaan perempuan dan transformasi diri melalui pendidikan, District Governor Rotary 3420, DG Suzana Chandra, memberikan paparan inspiratif bertajuk “Perempuan dan Kekuatan Belajar Mandiri.” Dalam presentasinya, DG Suzana Chandra menekankan pentingnya belajar mandiri sebagai jalan untuk penyembuhan, kekuatan, dan kebebasan berpikir.
Ia menjelaskan bahwa proses belajar mandiri bisa dilakukan lewat berbagai cara, seperti membaca buku dan cerita, menulis jurnal, menonton film atau video edukatif, mendengarkan podcast, mengikuti pelatihan vokasi, hingga melalui refleksi diri dan kitab suci. “Semua ini, merupakan bentuk pendidikan yang membebaskan dan menyembuhkan”, katanya.
Materi yang ditampilkan secara visual dalam bentuk infografis menyoroti tiga alasan utama mengapa belajar mandiri itu penting, yakni sebagai hak dasar manusia, sebagai kebebasan untuk tumbuh dan berpikir, serta sebagai proses penyembuhan batin dan penguatan diri. Menurut DG Suzana Chandra, belajar adalah hak setiap orang, termasuk mereka yang sedang menjalani masa pembinaan.
DG Suzana Chandra, menjelaskan bahwa kuliah umum ini bertujuan untuk membagikan kisah nyata yang menginspirasi, agar para warga binaan menyadari bahwa kondisi awal atau situasi saat ini tidak selalu menentukan akhir dari perjalanan hidup seseorang. “Kisah-kisah seperti ini saya harapkan dapat memberikan wawasan dan semangat baru bagi para perempuan yang sedang menjalani masa pembinaan di dalam lapas, khususnya mereka yang tengah berada dalam kondisi terpuruk”, ungkapnya.
Ia menekankan pentingnya pembelajaran mandiri dari setiap peristiwa dan peluang yang ada. Menurutnya, keinginan untuk bangkit dan rasa percaya diri merupakan kunci utama untuk bisa keluar dari keterpurukan. Oleh karena itu, program ini juga mengusung semangat perempuan dengan kekuatan belajar mandiri, sebagai simbol kemandirian dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Terkait respons warga binaan yang mulai menyusun rencana untuk membuka usaha bahkan terinspirasi untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri, DG Suzana Chandra mengungkapkan bahwa hal tersebut menunjukkan keberhasilan dirinya dalam menginspirasi dan memotivasi para peserta. “Saya berharap, impian yang telah muncul dalam diri warga binaan dapat diarahkan menjadi rencana konkret dan langkah-langkah nyata dalam meraih cita-cita mereka”, tuturtnya.
DG Suzana Chandra juga menuturkan bahwa kisah hidupnya, dari seorang anak perempuan yang berasal dari kota kecil hingga kini menjabat sebagai District Governor Rotary International District 3420 yang memimpin sekitar 1.200 anggota, menjadi bukti bahwa siapa pun dapat mencapai posisi yang tinggi jika mau belajar dan terus berjuang mengejar mimpi.
President Rotary Club of Bali Bersinar, Pres Tiwi Tjandra, menjelaskan bahwa kuliah umum yang disampaikan oleh DG Suzana Chandra, bertujuan untuk memberikan inspirasi dan motivasi kepada para warga binaan. Tujuan utamanya adalah menanamkan kesadaran akan pentingnya mengedukasi diri sendiri sebagai langkah awal menuju perubahan yang lebih baik. Ia menekankan bahwa keyakinan untuk berubah merupakan fondasi utama dalam proses transformasi diri.
Menurutnya, masa lalu, seburuk apa pun, harus dijadikan sebagai pelajaran berharga untuk mendorong kemajuan. Hal ini juga sejalan dengan salah satu dari tujuh area fokus Rotary, yaitu literasi dan edukasi. Dalam kuliah umum tersebut, DG Suzana tidak hanya memberikan motivasi, tetapi juga berbagi pengalaman hidup sebagai bentuk pembelajaran langsung bagi para warga binaan.
Kuliah umum ini diharapkan dapat membentuk pola pikir baru, terutama bagi mereka yang tengah menjalani kuliah di STIE Satya Dharma melalui program kelas perempuan. “Saya harapkan para peserta tidak hanya memperoleh pengetahuan akademik, tetapi juga mampu mengembangkan keterampilan kewirausahaan agar kelak dapat menjadi individu yang mandiri setelah menyelesaikan masa pembinaan”, katanya.
President Elect Rotary Club of Bali Bersinar, Gung Rai Wahyuni, menilai bahwa kuliah umum bertema kemandirian yang diselenggarakan dalam Program Kelas Perempuan di Lapas Perempuan Kerobokan merupakan langkah yang sangat positif, khususnya dalam mendorong perempuan untuk menjadi mandiri dalam lingkup keluarga maupun masyarakat. Menurutnya, eksistensi perempuan ke depan sangat ditentukan oleh kemauan dan upaya perempuan itu sendiri dalam mengembangkan potensi yang dimiliki.
Ia menekankan pentingnya semangat kolaborasi antarperempuan sebagai kunci kemajuan. Perempuan tidak perlu bersaing satu sama lain, melainkan saling mendukung dan membangun kerja sama yang kuat. Kolaborasi ini diyakini akan memberikan hasil yang jauh lebih konstruktif dibandingkan persaingan, terutama dalam mendorong pemberdayaan perempuan secara menyeluruh.
Kegiatan kuliah umum ini, menurutnya, sangat relevan untuk terus dikembangkan di Lapas Perempuan Kerobokan sebagai bagian dari program pembinaan yang berkelanjutan. “Saya juga memberikan apresiasi tinggi atas kerja sama STIE Satya Dharma Singaraja yang telah memberikan akses pendidikan formal kepada warga binaan”, katanya.
Ia berharap kolaborasi ini dapat terus berlanjut guna membuka lebih banyak kesempatan pendidikan bagi perempuan, khususnya mereka yang berada di dalam lembaga pemasyarakatan.
Charter President Rotary Club of Bali Bersinar, Dr. Gung Tini Gorda, turut memberikan motivasi kepada para warga binaan perempuan yang mengikuti kuliah umum. Ia menegaskan bahwa pendidikan merupakan satu-satunya jalan yang mampu mengubah keadaan dan membuka peluang bagi masa depan yang lebih baik.
Ia menyampaikan bahwa program Kelas Perempuan ini merupakan proyek percontohan (pilot project) yang belum pernah ada sebelumnya di Indonesia, di mana warga binaan diberikan kesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi. “Program ini juga sejalan dengan salah satu dari tujuh area fokus Rotary, yaitu pendidikan dan literasi, yang bertujuan untuk mendorong transformasi perempuan menuju kehidupan yang lebih baik”, ungkapnya.
CP Gung Tini Gorda juga mengajak para peserta untuk mengikuti program ini dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab. Ia menekankan pentingnya menjaga nama baik institusi pendidikan, yaitu STIE Satya Dharma Singaraja, lembaga pemasyarakatan Lapas Perempuan Kerobokan, serta Rotary Club of Bali Bersinar sebagai organisasi pendukung. “Meskipun perkuliahan dilaksanakan secara daring, status mereka sebagai mahasiswa perguruan tinggi swasta tetap memiliki nilai yang membedakan dan harus dijaga dengan komitmen dan disiplin”, tutupnya.
Kepala Lapas Perempuan Kelas IIA Kerobokan, Ni Luh Putu Andiyani, menyampaikan apresiasi atas kehadiran DG Suzana Chandra, yang telah memberikan kuliah umum kepada 11 warga binaan peserta Program Kelas Perempuan di Kampus STIE Satya Dharma Singaraja. Ia juga menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan kepada bayi-bayi yang berada di dalam lapas, berupa pakaian, susu, dan beras Sehat Bersinar, sebagai bentuk kepedulian terhadap kebutuhan dasar para warga binaan dan anak-anak mereka.
“Saya berharap agar Rotary Club of Bali Bersinar terus mendukung proses pembinaan di Lapas Perempuan Kerobokan, terutama dalam bidang pendidikan dan pemberdayaan masyarakat binaan”, harapnya.
Terkait perkembangan para peserta program kuliah, ia menjelaskan bahwa dari 11 orang yang terdaftar, tiga di antaranya telah mendapatkan pembebasan bersyarat. Meski telah bebas, mereka tetap melanjutkan kuliah secara daring, dan satu di antaranya bahkan datang langsung ke lapas untuk mengikuti kegiatan perkuliahan. Hal ini menunjukkan tingkat keseriusan dan komitmen para peserta dalam menempuh pendidikan yang telah difasilitasi.
Andiyani menegaskan bahwa pihak lapas terus memantau dan memberikan dukungan kepada para warga binaan yang mengikuti program kuliah, agar mereka tetap konsisten dalam menjalani proses pendidikan sebagai bagian dari pembinaan yang holistik.
Sebanyak 11 warga binaan yang mengikuti kuliah umum bersama DG Suzana Chandra, tampak sangat antusias selama sesi berlangsung. Mereka tidak hanya menyimak dengan serius, tetapi juga aktif berinteraksi dan berdiskusi langsung dengan pembicara. Antusiasme tersebut mencerminkan semangat belajar yang tinggi dari para peserta program Kelas Perempuan.
Salah satu peserta, Ida, bahkan menyatakan bahwa dirinya merasa sangat terinspirasi oleh materi yang disampaikan dan memupuk mimpi untuk suatu hari setelah tamat dadi STIE Satya Dharma Singaraja dapat melanjutkan kuliah ke Australia. “Saya pengennya setelah tamat di STIE bisa melanjutkan ke Asutrali,” harapnya.
Cita-cita ingin ke Australia yang disampaikan oleh Ida tersebut langsung mendapat tanggapan positif dari DG Suzana Chandra. Dia kemudian mendorong semangat Ida dan menganggap keinginan itu sebagai sesuatu yang menarik untuk dicoba. Ia kemudian berbagi pengalaman pribadinya yang pernah menetap di luar negeri selama 14 tahun, sebelum akhirnya memilih kembali ke Indonesia. “Meskipun negara lain memiliki daya tarik tersendiri, tanah air tetap memiliki keindahan dan makna yang tak tergantikan”, tegasnya.
Salah satu peserta Program Kelas Perempuan yang telah bebas dari lapas, Tumiasih, tetap menunjukkan semangat tinggi dalam menempuh pendidikan. Meskipun telah menyelesaikan masa pembinaannya, ia masih aktif mengikuti perkuliahan sebagai bagian dari komitmennya untuk terus menambah wawasan demi masa depan yang lebih baik.
Berkat ilmu yang diperoleh selama menjalani pembinaan di lapas, Tumiasih kini telah memulai usaha kecil-kecilan dengan berjualan nasi campur. Namun, ia menyadari masih perlu banyak belajar, khususnya dalam hal pengelolaan keuangan agar usahanya bisa berkembang lebih optimal.
“Saya berharap pengalaman dan semangatnya dapat menjadi inspirasi bagi warga binaan lainnya, agar setelah bebas nanti, mereka juga bisa mandiri dengan membangun usaha sendiri atau mendapatkan pekerjaan yang layak di Perusahaan”, ungkapnya.
Antusiasme juga terlihat dari para mahasiswi Kelas Perempuan yang mengikuti kuliah umum secara daring dari STIE Satya Dharma Singaraja. Meskipun mengikuti secara virtual, mereka tetap aktif berpartisipasi dan menunjukkan semangat belajar yang tinggi. Para peserta tidak hanya menyimak materi yang disampaikan, tetapi juga menggali wawasan lebih dalam dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber, menunjukkan rasa ingin tahu dan komitmen terhadap proses pembelajaran.
Kegiatan kuliah umum ini menjadi bukti bahwa pendidikan mampu menembus sekat dan batas, bahkan di balik tembok lembaga pemasyarakatan. Semangat belajar yang ditunjukkan oleh para peserta Program Kelas Perempuan menjadi cermin bahwa harapan untuk masa depan yang lebih baik tetap menyala, selama masih ada ruang untuk belajar dan bertumbuh. (kbs)

