Foto: Ketua Bidang OKK BPD HIPMI Bali, I Dewa Gede Dwi Mahayana Putra Nida alias Dewa Wiwin.
Denpasar, KabarBaliSatu
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bali menyoroti tumpang tindih penyaluran bantuan untuk korban banjir di Bali. Ketua Bidang OKK BPD HIPMI Bali, I Dewa Gede Dwi Mahayana Putra Nida alias Dewa Wiwin, menilai distribusi bantuan belum terkoordinasi dengan baik sehingga banyak kebutuhan mendesak pengungsi terabaikan.
“Di sejumlah posko, sembako menumpuk. Tapi warga tak bisa mengolahnya karena minim peralatan memasak. Yang dibutuhkan justru kompor, perlengkapan dapur umum, kasur, selimut, susu formula, vitamin, pakaian sekolah, hingga fasilitas MCK yang layak,” tegas Dewa Wiwin, Kamis (11/9).
Selain logistik dasar, HIPMI Bali juga menyoroti krisis air bersih akibat jaringan pipa PDAM yang terputus diterjang banjir. Kondisi ini, jika tidak segera ditangani, berpotensi menimbulkan masalah kesehatan serius bagi pengungsi.
HIPMI mendesak pemerintah bergerak lebih cepat dan terstruktur. Bukan hanya menyalurkan bantuan standar, tetapi memastikan distribusi merata hingga ke titik-titik terdampak yang belum tersentuh.
Menurut Dewa Wiwin, solusi mendesak adalah pembentukan sistem distribusi terpusat. Setiap bantuan dari masyarakat masuk ke posko utama, lalu didistribusikan ke posko daerah sesuai kebutuhan riil di lapangan. Dengan pola ini, bantuan dapat terdata, terkontrol, dan benar-benar menjawab kebutuhan korban banjir.
“Solidaritas masyarakat luar biasa. Banyak pihak ingin membantu, tapi tanpa koordinasi yang jelas, bantuan bisa salah sasaran. Pemerintah harus membuka data pengungsi dan kebutuhan secara transparan agar semua pihak bisa mengisi sesuai prioritas,” ujarnya.
HIPMI Bali menegaskan, bencana banjir kali ini harus menjadi pelajaran penting. Solidaritas bukan hanya soal memberi, tetapi juga soal mengatur agar setiap bantuan tepat guna, tepat waktu, dan sampai ke tangan mereka yang paling membutuhkan. (kbs)