BerandaDaerahPolemik Masalah Sampah di Bali Memanas, Lanang Perbawa Bela Gubernur Koster: Kritik...

Polemik Masalah Sampah di Bali Memanas, Lanang Perbawa Bela Gubernur Koster: Kritik ke Koster Jangan Pakai Kacamata Buram

Foto: Dekan Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati, Prof. Dr. I Ketut Sukawati Lanang Putra Perbawa, SH., M.Hum.

Denpasar, KabarBaliSatu

Polemik di jagat politik Bali kembali memanas. Kritik terhadap Gubernur Wayan Koster soal isu pengelolaan sampah kini melebar hingga menyeret sang istri, Ny. Putri Suastini Koster. Perdebatan bermula dari komentar Koster yang diartikan sebagian pihak sebagai sindiran personal, lalu dibalas oleh Putri Suastini melalui media sosial. Tanggapan itu pun menjadi “gorengan” baru di ruang publik.

Dekan Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati, Prof. Dr. I Ketut Sukawati Lanang Putra Perbawa, SH., M.Hum., menegaskan bahwa pernyataan Koster sejatinya adalah perumpamaan. “Analoginya sederhana: sampah kita sendiri, kelola sendiri. Jangan dibuang ke desa tetangga. Itu sejalan dengan program TPS3R dan pengelolaan berbasis sumber,” jelas Lanang, yang juga anggota Kelompok Ahli Gubernur.

Baca Juga  Gubernur Koster Turun Tangan, Perbaikan Kualitas Layanan Bandara Ngurah Rai Tunjukkan Hasil Nyata Menuju Bandara Berkelas Dunia

Menurutnya, wajar jika Putri Suastini ikut bersuara. “Ibarat Dewi Parwati membela Siwa, beliau membela suaminya. Selama ini Pak Koster jarang menanggapi serangan, tapi sebagai istri tentu tidak terima suaminya dibully terus-menerus,” ujar akademisi asal Bebetin, Buleleng itu, yang juga dikenal sebagai seniman topeng.

Lanang mengingatkan bahwa rekam jejak Koster sudah teruji. Tiga periode di DPR RI, dua kali terpilih sebagai Gubernur, dan sukses memimpin partai adalah bukti legitimasi politiknya. “Bahkan pernah meraih suara tertinggi di Indonesia secara persentase. Jadi kalau ada yang selalu melihat semua salah, jangan terlalu diladeni. Lebih baik kita bertanya, seberapa besar legitimasi mereka yang nyinyir itu di mata rakyat?” tegasnya.

Baca Juga  Pesona Budaya Sanur Kauh VI: Panggung Kreativitas, Etalase Pariwisata, dan Napas Ekonomi Rakyat

Ia juga menyinggung dinamika politik yang sarat perebutan panggung. “Ada yang membangun jaringan dengan cara santun, tapi ada juga yang memilih merendahkan orang lain demi popularitas. Publik pasti bisa menilai,” ujarnya.

Lanang menambahkan, selama berkiprah di Jakarta, Koster banyak membantu orang Bali agar bisa berperan di tingkat nasional, bukan demi politik, melainkan karena semangat sesama anak daerah. “Orang yang aktif di organisasi tahu persis apa yang beliau lakukan untuk membantu,” katanya.

Menutup pernyataannya, Lanang mengajak semua pihak menghentikan polemik. “Energi kita jauh lebih bermanfaat untuk membangun Bali. Kritik boleh, tapi elegan, netral, dan independen. Jangan semua dianggap salah, padahal secara nasional diakui baik, bahkan pemimpin daerah lain memuji,” pungkasnya. (kbs)

Berita Lainnya

Berita Terkini