Foto: Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq bersama Gubernur Bali Wayan Koster dalam acara Puncak Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 di kawasan Baruna Disaster Shelter Pantai Kuta, Badung, Bali pada Kamis pagi 5 Juni 2025.
Badung, KabarBaliSatu
Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq, secara tegas menyatakan dukungannya terhadap program “Bali Bersih Sampah” yang digagas Gubernur Bali, Wayan Koster. Dalam momentum peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, Hanif mengeluarkan peringatan keras kepada produsen yang belum sejalan dengan program ini: patuhi arahan Gubernur atau siap berhadapan langsung dengan Kementerian Lingkungan Hidup.
Pernyataan itu disampaikan di tengah acara akbar bertema “Hentikan Polusi Plastik” yang digelar di kawasan Baruna Disaster Shelter, Pantai Kuta, Badung, pada Kamis (5/6/2025). Kegiatan ini diikuti oleh 10 ribu peserta dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar hingga tokoh masyarakat.
“Dampak polusi plastik itu sangat serius. Ekosistem laut rusak, satwa terancam, nelayan kehilangan mata pencaharian, dan pantai kita kian tercemar. Bahkan mikroplastik kini telah masuk ke air minum, garam, dan tubuh manusia,” ujar Menteri Hanif di hadapan ribuan hadirin.
Menteri Hanif menegaskan, dirinya akan berdiri kokoh mendukung langkah Koster, dan tak akan membiarkan pihak mana pun menghambat agenda lingkungan tersebut.
“Kalau tidak ada gerakan besar dan kolaboratif seperti ini, pada 2028 semua Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Indonesia diprediksi akan kolaps,” imbuhnya.
Sebagai bagian dari strategi nasional, Hanif menyampaikan pemerintah pusat telah mengambil dua jalur pendekatan: hulu dan hilir. Salah satunya dengan melarang praktik open dumping di TPA secara nasional, yang akan efektif dalam enam bulan ke depan. Seluruh kepala daerah diminta patuh tanpa kompromi.
“Semua bupati dan wali kota harus tunduk pada kebijakan ini. Ini bukan lagi imbauan, ini perintah nasional,” tegas Hanif.
Namun, yang paling menyita perhatian adalah peringatan terbuka yang dilontarkan Menteri Hanif kepada salah satu produsen yang disebut belum mendukung penuh kebijakan Bali Bersih Sampah. Meski tak menyebut nama, sindiran ini jelas mengarah pada produsen besar yang sebelumnya disebut Gubernur Koster: Danone, produsen air minum merek Aqua.
“Saya peringatkan, hari ini juga, segera ikuti arahan Gubernur Bali Wayan Koster. Kalau tidak, bersiaplah berhadapan dengan saya, Menteri Lingkungan Hidup,” ujarnya lantang, disambut tepuk tangan dan sorak dukungan dari para peserta.
Ultimatum ini menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah pusat dan daerah satu suara dalam urusan lingkungan. Tidak ada ruang untuk kompromi. Bali bukan hanya destinasi wisata dunia, tapi juga medan pertempuran penting dalam penyelamatan bumi dari krisis sampah plastik.
Gubernur Koster dan Menteri Hanif kini berdiri di garda terdepan, dan siapa pun yang mencoba menghambat, akan berhadapan langsung dengan kekuatan politik dan hukum negara. (kbs)