BerandaDaerahKonsep Ekonomi Sirkular Ubah Sampah Jadi Berkah, Gung Widiada NasDem: Saatnya Bali...

Konsep Ekonomi Sirkular Ubah Sampah Jadi Berkah, Gung Widiada NasDem: Saatnya Bali Cetak Pengusaha Kaya dari Olah Sampah!

Foto: Foto: Suasana Rembug Bersama NasDem Denpasar Mendukung Komitmen Gubernur dan Wakil Gubernur Bali, pada Rabu, 16 April 2025 di Sekretariat DPD NasDem Denpasar.

Denpasar, KabarBaliSatu

Konsep ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah dinilai memiliki potensi besar untuk menciptakan siklus material yang lebih berkelanjutan dan memperpanjang nilai guna barang. Tidak hanya berdampak positif terhadap lingkungan, penerapan prinsip ini juga dinilai mampu memberikan manfaat ekonomi yang signifikan, khususnya bagi generasi muda di Bali.

Hal ini juga didukung oleh kebijakan Gubernur Bali Wayan Koster melalui Surat Edaran (SE) Gubernur Bali Nomor 9 Tahun 2025 tentang Gerakan Bali Bersih Sampah.

Ketua DPD Partai NasDem Kota Denpasar, Anak Agung Ngurah Gede Widiada atau yang akrab disapa Gung Widiada, menyampaikan pandangannya terkait peluang ekonomi di balik pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular.

Ia menekankan pentingnya membangun kesadaran di kalangan generasi muda agar tidak lagi memandang sampah sebagai masalah semata, tetapi sebagai peluang usaha yang menjanjikan.

Hal itu disampaikan Gung Widiada ditemui usai DPD Partai NasDem Kota Denpasar menggelar Forum Rembug Bersama bertajuk “Mendukung Komitmen Gubernur dan Wakil Gubernur Bali” pada Rabu, 16 April 2025 di Sekretariat DPD NasDem Denpasar yang menghadirkan narasumber tokoh akademisi sekaligus peneliti sampah berskala internasional, Dr. I Made Wahyu Wijaya, ST.

“Ya, kembali kepada kesadaran generasi muda harus diketok tularkan dan tentu sosialisasi terhadap bahaya sampah ke depan terkait dengan penyakit yang akan ditimbulkan. Dan pemerintah sudah memancing dengan peraturan dan ajakan dan kebijakan. Tentu inilah yang nanti harus disosialisasi, kalau ada memang dampak ekonomi yang akan ditimbulkan. Kan ini sangat bagus sekali,” ungkap Gung Widiada yang juga Panglingsir Puri Peguyangan Denpasar.

Menurutnya, kelompok pemuda seperti Seka Teruna Teruni (STT) di Bali memiliki potensi besar untuk menjadi pelaku usaha di sektor pengelolaan sampah. Dengan pemahaman yang memadai tentang bahaya laten sampah, ia berharap akan lahir banyak pengusaha muda yang kreatif dan berorientasi lingkungan.

“Saya harapkan pengusaha-pengusaha generasi muda, STT itu bisa jadi pengusaha berbasis pengolahan sampah. Ini kan setelah ada pemahaman yang cukup tentang bahaya laten daripada sampah,” ujar mantan Anggota DPRD Kota Denpasar 6 periode itu.

Lebih lanjut, Gung Widiada juga menyinggung peran pemerintah dalam mendukung upaya ini, khususnya dalam hal pembiayaan dan pemasaran produk hasil olahan sampah. Ia berharap pemerintah di semua level, baik provinsi maupun kabupaten/kota di Bali, dapat mengambil peran aktif dalam memberikan dukungan nyata.

Baca Juga  Demer Dorong BUMN untuk Berkontribusi dalam Kemajuan Daerah: "Jangan Sampai Ada yang Tertinggal

“Ya tentu Pemerintah, baik pemerintah kota, kabupaten maupun yang mengimplementasikan kebijakan gubernur dan tentu gubernur akan kita harapkan ikut memberikan rangsangan permodalan dan juga pemerintah kota maupun kabupaten yang ada di Bali karena ini persoalan kita bersama untuk sampah ini di wilayah Provinsi Bali,” tegasnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Dr. I Made Wahyu Wijaya, ST., seorang akademisi, dan sekaligus peneliti sampah bertaraf internasional. Ditemui usai menjadi narasumber di acara Rembug Bersama Mendukung Komitmen Gubernur dan Wakil Gubernur Bali yang digelar oleh DPD NasDem Kota Denpasar, Wahyu Wijaya menyampaikan bahwa potensi industri pengolahan sampah di Bali sangat besar. Hal ini didukung oleh tingginya volume sampah yang dihasilkan, seiring dengan posisi Bali sebagai destinasi wisata utama yang memiliki tingkat konsumsi produk yang tinggi, baik dari masyarakat lokal maupun wisatawan.

“Ya, sangat berpotensi sekali. Saya tidak punya jumlah yang pasti ya, kalau potensi memang sangat tinggi, karena memang kita punya jumlah sampah yang cukup tinggi juga, karena kita jadi destinasi wisata, kita punya tingkat konsumsi produk yang cukup tinggi, baik dari masyarakat, maupun dari pengunjung,” ujar Wahyu Wijaya yang juga merupakan dosen Program Magister Perencanaan Wilayah dan Pedesaan Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar.

Ia kemudian menilai bahwa kebijakan Gubernur Bali Wayan Koster tentang gerakan Bali Bersih Sampah serta berbagai larangan penggunaan plastik sekali pakai membuka peluang ekonomi baru. Kebijakan ini dinilai dapat mendorong pengumpulan dan pengolahan sampah berdasarkan jenisnya untuk kemudian dimanfaatkan kembali melalui proses daur ulang menjadi produk-produk bernilai ekonomi.

Ia juga meyakini bahwa kebijakan tersebut berpotensi melahirkan banyak pengusaha baru di bidang pengolahan sampah, karena sampah kini tidak lagi dipandang sebagai permasalahan semata, melainkan sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan melalui berbagai inovasi.

“Karena kita punya inovasi-inovasi untuk membuat produk dari sampah ini. Jadi kita tidak melihat sampah menjadi sesuatu yang kotor lagi, tapi kita melihat sampah ini menjadi potensi atau sumber daya yang bisa kita manfaatkan sebenarnya,” ungkapnya.

Baca Juga  Gubernur Koster Jawab Fraksi DPRD: Tegaskan Komitmen Jaga Alam Bali, Sampah & Pungutan Wisman Diatur Lebih Jelas

Ketika ditanya apakah sampah bisa menjadi sumber kekayaan, Wahyu Wijaya menegaskan bahwa hal tersebut sangat mungkin. Menurutnya, sampah memiliki potensi besar karena diperoleh secara gratis dan dapat diolah menjadi berbagai produk bernilai ekonomi. Bahkan dari pengolahan sampah ini masyarakat juga berpotensi  menghasilkan cuan jutaan hingga triliunan rupiah.

“Tentunya bisa, sangat setuju sekali dan sangat berpotensi sekali memang. Karena kita mendapatkan gratis dan kita bisa menghasilkan produk dari sampah,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua DPW Partai NasDem Provinsi Bali, Ir. I Nengah Senantara, mengapresiasi DPD NasDem Denpasar yang telah menginisiasi acara Rembug Bersama Mendukung Komitmen Gubernur dan Wakil Gubernur Bali. Langkah ini dinilai sebagai bentuk nyata dukungan terhadap gerakan Bali Bersih Sampah yang digagas Gubernur Wayan Koster.

“Gerakan ini sangat bermanfaat. Pariwisata sangat berkaitan erat dengan persoalan sampah. Kalau sampah tidak bisa dikelola dengan baik, tentu ini menjadi hambatan besar bagi pengembangan pariwisata di Bali,” ujarnya.

Anggota Komisi VI DPR RI dapil Bali ini pun menegaskan komitmennya untuk menggerakkan seluruh kader dan simpatisan NasDem se-Bali agar aktif berkontribusi membersihkan Bali dari pencemaran sampah, khususnya sampah plastik.

Senantara juga menaruh apresiasi tinggi terhadap paparan Dr. Wahyu yang membuka mata banyak pihak tentang nilai ekonomi dari sampah.

“Kita harus ubah mindset. Sampah bisa jadi berkah. Bahkan bisa menghasilkan cuan jutaan hingga triliunan rupiah,” ungkapnya.

Senantara kemudian mengapresiasi langkah visioner Gubernur Bali Wayan Koster terkait Surat Edaran (SE) Gubernur Bali Nomor 9 Tahun 2025 tentang Gerakan Bali Bersih Sampah, tepatnya pada Poin V nomor 4, yang menyebut bahwa setiap lembaga usaha dilarang memproduksi AMDK plastik sekali pakai dengan volume kurang dari satu liter di wilayah Provinsi Bali.

Senantara menyatakan dukungan penuh terhadap gerakan Bali Bersih Sampah yang digagas oleh Gubernur Bali, Wayan Koster. Ia menilai, upaya ini sangat relevan mengingat pariwisata sebagai sektor andalan Bali sangat berkaitan erat dengan isu pengelolaan sampah. Sampah yang tidak tertangani dengan baik, menurutnya, dapat menjadi hambatan serius bagi pengembangan pariwisata di Pulau Dewata.

“Karena kita pahami pariwisata itu sangat berkaitan erat dengan yang namanya sampah. Begitu sampah ada di mana-mana yang tidak bisa dikelola dengan baik tentu ini akan menjadi hambatan untuk mengembangkan pariwisata di Bali,” kata Senantara yang juga merupakan Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali.

Baca Juga  Isu Kelangkaan Elpiji 3 Kg di Bali, Salah Distribusi Jadi Biang Kerok

Senantara menegaskan bahwa Partai NasDem Bali berada di barisan terdepan dalam mendukung langkah-langkah Gubernur Koster untuk mewujudkan Bali bebas sampah, termasuk kampanye Bali bebas sampah plastik yang tengah menjadi sorotan publik. Ia menilai, kebijakan tersebut memberikan harapan baru untuk menciptakan Bali yang lebih bersih dan semakin dicintai oleh masyarakat dunia.

“Kita tahu bahwa plastik itu sangat susah untuk diurai. Dengan adanya SE yang dicetuskan oleh Pak Gubernur Bali Pak Wayan Koster tentu ini ada harapan baru. Harapan baru untuk membuat Bali akan semakin bersih.  Bali akan lebih dicintai oleh masyarakat dunia,” ujar Senantara yang dikenal sebagai pengusaha sukses yang senang berbagi lewat tagline Senantara Berbagi Senantara Peduli.

Menanggapi adanya pro dan kontra terhadap kebijakan tersebut, khususnya Surat Edaran Gubernur Bali yang melarang penggunaan plastik sekali pakai dan kemasan air minum dalam kemasan (AMDK) plastik berukuran di bawah satu liter, Senantara menyatakan sikap terbukanya terhadap perbedaan pandangan. Namun, ia menegaskan bahwa selama kebijakan tersebut bertujuan untuk kepentingan masyarakat luas, maka tidak ada alasan untuk menolaknya. Ia optimistis bahwa program ini akan berjalan baik seiring waktu.

“Saya justru mendukung keputusan Pak Wayan Koster, apapun bentuknya, karena kita tahu yang namanya plastik itu sangat susah untuk diurai. Nah barangkali dalam kesempatan yang berjalannya waktu ini, saya meyakini programnya Pak Koster akan berjalan dengan baik. Itu sangat baik,” tegasnya.

Senantara kemudian mengajak seluruh masyarakat Bali untuk tidak hanya berpikir kepentingan pribadi, tetapi bersama-sama menjaga Bali demi kepentingan jangka panjang. Menurutnya, jika semua elemen masyarakat berpikir untuk kepentingan Bali, maka dukungan terhadap gerakan Bali bebas sampah plastik akan mengalir dengan sendirinya.

“Marilah kita menjaga Bali, jangan menjaga diri kita sendiri. Begitu menjaga diri kita sendiri berarti kritiknya akan muncul, karena kepentingan pribadi yang lebih dominan. Kalau kita berpikir tentang Bali, pastinya semua masyarakat Bali mendukung akan gerakan Bali bebas sampah plastik,” pungkasnya. (kbs)

Berita Lainnya

Berita Terkini