Foto: Warga antusias mengikuti aksi kemanusiaan donor darah di Gedung DPW Partai NasDem Bali di Jalan Cok Agung Tresna, Denpasar pada Minggu pagi 13 April 2025.
Denpasar, KabarBaliSatu
Minggu pagi, 13 April 2025, Gedung DPW Partai NasDem Bali di Jalan Cok Agung Tresna, Denpasar, dipenuhi wajah-wajah penuh semangat. Bukan untuk rapat politik atau perayaan seremonial. Tapi untuk sebuah aksi kemanusiaan yang sederhana namun penuh makna—donor darah.
Dalam semangat berbagi dan kepedulian, DPW NasDem Bali menggandeng PMI Kabupaten Tabanan menggelar kegiatan sosial ini sebagai bagian dari rasa syukur atas terbentuknya kepengurusan baru. Ratusan orang hadir. Mereka datang bukan hanya sebagai kader atau simpatisan, tapi sebagai manusia yang ingin menolong sesama.
Salah satu pendonor, I Wayan Putu Yasa, mengungkapkan alasan sederhana namun dalam. “Saya sangat mendukung program donor darah ini karena sangat membantu dalam misi kemanusiaan,” katanya lirih, sambil menunggu gilirannya.
Senada dengan itu, Ni Kadek Santi Suayani dari Gianyar mengaku senang bisa ambil bagian. Baginya, donor darah bukan hanya menyelamatkan nyawa, tapi juga menyehatkan jiwa dan raga. “Setetes darah bisa jadi harapan hidup bagi orang lain. Terima kasih NasDem sudah mengadakan kegiatan mulia ini,” ucapnya penuh syukur.
Di balik kegiatan ini berdirilah sosok Ir. I Nengah Senantara—Ketua DPW NasDem Bali yang juga Anggota DPR RI Dapil Bali. Dengan mata yang jernih dan suara penuh keyakinan, ia menjelaskan bahwa aksi ini digagas oleh Yayasan Senantara Center, berlandaskan semangat “Senantara Berbagi, Senantara Peduli.”
“Saya prihatin, stok darah di Bali masih minim. Padahal kebutuhan sangat tinggi, terutama untuk pasien, korban kecelakaan, dan operasi,” ujarnya.
Bagi Senantara, donor darah kali ini punya makna khusus. Selain sebagai perayaan pelantikannya sebagai ketua DPW, juga bertepatan dengan hari ulang tahunnya pada 12 April.
“Ini bentuk rasa syukur saya. Semoga kehidupan ke depan bisa lebih bermakna, terutama melalui aksi-aksi sosial,” ucapnya dengan senyum tenang.
Tercatat, 215 orang mendaftar sebagai pendonor hari itu. Sebuah angka yang membuat Senantara optimis. “Ini pertanda bahwa masyarakat Bali semakin sadar akan pentingnya saling tolong-menolong. Itu prinsip hidup yang saya pegang,” tegasnya.
Di antara kantong-kantong darah yang terkumpul hari itu, ada setetes harapan, setetes cinta, dan sejuta doa. Bukan sekadar aksi sosial, tapi sebuah gerakan hati di mana politik menyatu dengan kemanusiaan, dan kekuasaan dijalankan dengan kasih. (kbs)