Foto: Bupati Klungkung I Made Satria memanjatkan doa di tujuh pura berbeda pada hari suci Anggara Kasih Medangsia, Selasa (13/5/2025)
Klungkung, KabarBaliSatu
Anggara Kasih Medangsia, Selasa (13/5/2025) pagi yang hening disambut harum dupa dan gema kidung suci. Di balik kabut pagi yang tipis, langkah penuh khidmat terlihat dari sosok yang tak asing bagi masyarakat Klungkung yakni Bupati Klungkung I Made Satria. Didampingi sang istri, Ny. Eva Satria, dan Wakil Bupati Klungkung Tjokorda Gde Surya Putra, Bupati Satria menyusuri jalan-jalan desa, bukan untuk berpolitik, tapi untuk bersujud, bersatu dalam bhakti, menjawab undangan suci umat.
Hari itu, tujuh pura berbeda menjadi saksi ketulusan doa seorang pemimpin yang menjadikan spiritualitas sebagai poros hidupnya. Mulai dari Pura Ulun Suwi di Banjarangkan, Pura Dalem Setra Bakas, hingga Pura Dalem Desa Adat Nyalian, satu per satu didatangi dengan hati terbuka dan langkah yang tulus dalam pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat.
Tak berhenti di sana, langkah bhakti berlanjut ke Pura Dalem Desa Adat Penasan, Pura Dalem Tugu Pratisentanama Sira Arya Kebon Tubuh Kuthwaringin di Desa Manduang, Pura Merajan Agung Arya Sira Arya Kuthawaringin, hingga Pura Kawitan Arya Kebon Tubuh Kuthawaringin di Desa Gelgel.
Bukan sekadar seremoni, sembahyang ini adalah wujud rasa syukur, penghormatan, dan harapan. Dalam bisik doa yang melangit, Bupati Satria menitipkan permohonan untuk kerahayuan, keseimbangan dan keselamatan, baik di buana agung (alam semesta) maupun buana alit (diri dan lingkungan sekitar).
“Dumogi sareng sami ngemolihang kerahayuan. Semoga umat senantiasa diberkahi kedamaian dan keselamatan,” ucapnya tulus.
Pemimpin seperti inilah yang dirindukan zaman. Yang menjunjung nilai-nilai adiluhung, yang tak sekadar berkuasa, tapi bersujud dan takut akan Tuhan. Sosok spiritual seperti Bupati Satria menjadi simbol harapan, bahwa ketika seorang pemimpin tunduk pada kekuatan Sang Maha Kuasa, korupsi dan keserakahan tak akan punya tempat di hatinya.
Di tengah dunia yang sering gaduh oleh ambisi, langkah Bupati Satria mengingatkan: kekuasaan sejati bukan hanya tentang memerintah, tapi tentang melayani, dengan hati yang bersih dan jiwa yang sujud. (kbs)