Foto: Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali, Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer mendorong percepatan pembangunan Bandara Bali Utara.
Denpasar, KabarBaliSatu
Insiden terganggunya operasional Bandara I Gusti Ngurah Rai akibat kendala teknis pada pesawat Airfast, Sabtu (8/3/2025), kembali menegaskan pentingnya pembangunan Bandara Bali Utara. Anggota Komisi VI DPR RI dari Dapil Bali, Gde Sumarjaya Linggih alias Demer, menilai insiden ini sebagai alarm bahwa Bali tak bisa terus bergantung pada satu bandara saja.
Ibarat kata pepatah, jangan menaruh telur pada satu keranjang. Jadi ada risiko sangat besar bagi pariwisata dan ekonomi Bali jika terus bergantung pada Bandara Ngurah Rai tanpa adanya bandara baru di Bali Utara.
“Jangan sampai ekonomi dan pariwisata Bali lumpuh hanya karena satu bandara mengalami gangguan,” tegas politisi Golkar ini, Minggu (9/3/2025).
Akibat insiden tersebut, sebanyak 31 penerbangan domestik dan internasional terdampak karena runway tidak bisa digunakan. Menurut Demer, kejadian ini bukan yang pertama dan memperlihatkan betapa rentannya perekonomian Bali yang bertumpu pada satu akses udara. Ia mengingatkan bahwa erupsi Gunung Agung beberapa tahun lalu juga pernah memaksa Ngurah Rai tutup total, menyebabkan kerugian besar bagi pariwisata Bali.
Transformasi Ekonomi Bali
Lebih dari sekadar tambahan infrastruktur, pembangunan Bandara Bali Utara dipandang sebagai langkah strategis dalam transformasi ekonomi dan pariwisata. Dengan bandara baru, arus wisatawan tidak lagi terganggu oleh faktor teknis maupun bencana alam.
“Suka atau tidak, kita harus beradaptasi. Bandara baru berarti ekonomi yang lebih kuat, pariwisata lebih maju, dan kesejahteraan masyarakat meningkat,” ujar Demer.
Menurutnya, kesejahteraan masyarakat saat ini jauh lebih baik dibanding masa lalu, sehingga peluang investasi swasta untuk membangun bandara baru harus disambut dengan tangan terbuka. Jika ada investor yang berminat, pemerintah sebaiknya segera memberikan izin, terutama jika anggaran negara masih dialokasikan untuk proyek lain.
Solusi Jangka Panjang untuk Pariwisata
Demer menekankan bahwa bandara bukan hanya tentang transportasi, tetapi juga infrastruktur vital yang menentukan kelangsungan ekonomi Bali. Ia menyoroti bagaimana destinasi wisata lain di Indonesia seperti Labuan Bajo, Danau Toba, dan Manado mengalami penurunan jumlah wisatawan akibat sulitnya akses penerbangan.
“Kalau sulit dijangkau, wisatawan akan berkurang. Jangan sampai Bali mengalami hal yang sama hanya karena kita menunda pembangunan bandara baru,” pungkasnya.
Sebagai wakil rakyat dengan pengalaman panjang dan latar belakang sebagai pengusaha, Demer optimistis bahwa Bandara Bali Utara akan menjadi solusi strategis untuk memastikan pariwisata Bali tetap tumbuh tanpa hambatan. (kbs)