Foto: Gubernur Bali Wayan Koster saat meninjau Turyapada Tower, Sabtu, 27 September 2025.
Buleleng, KabarBaliSatu
Turyapada Tower siap menjadi ikon modern baru Bali yang tidak hanya menawarkan pengalaman wisata kelas dunia, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi di Bali Utara. Dirancang dengan memadukan kearifan lokal Sad Kerthi dan teknologi global, menara setinggi 1.636 mdpl ini diharapkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru, membuka peluang bagi sektor pariwisata, ekonomi kreatif, dan usaha lokal, sekaligus memperkenalkan Bali sebagai destinasi modern yang mampu bersaing dengan menara-menara terkenal dunia.
Gubernur Bali Wayan Koster saat meninjau Turyapada Tower, pada Sabtu, 27 September 2025, menegaskan, menara ini akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Bali Utara.
“Jadi, kawasan destinasi pariwisata baru untuk Kabupaten Buleleng, dan satu-satunya di Indonesia yang berkelas dunia,” ujarnya.
Koster menambahkan, kawasan ini tidak hanya menargetkan wisatawan, tetapi juga akan memberi dampak langsung pada ekonomi kreatif dan usaha lokal, mulai dari hotel, restoran, hingga sektor jasa pariwisata lainnya.
Untuk promosi internasional, Koster berencana mengundang influencer dengan jangkauan global agar dunia mengetahui keberadaan Turyapada Tower, menegaskan bahwa menara ini mampu bersaing dengan ikon-ikon dunia seperti Menara Eiffel, Tokyo Tower, Toronto Tower, Macau Tower, dan Fernsehturm Tower.
“Nanti, setelah selesai, akan diresmikan. Saya akan mengundang influencer supaya dunia tahu bahwa di Bali ada Turyapada Tower, enggak kalah sama Menara Eiffel, Tokyo Tower, Toronto Tower, Macau Tower, dan Fernsehturm Tower,” katanya.
Mengenai tiket masuk, Gubernur memastikan harga akan tetap terjangkau, dengan tarif khusus bagi warga lokal, terutama masyarakat Buleleng, sementara biaya tambahan dikenakan bagi pengunjung yang ingin menikmati fasilitas lainnya di menara.
“Ada tiket masuk kawasan, kalau ke atas tambah lagi. Untuk warga lokal, apalagi Buleleng, khusus harganya,” jelasnya.
Sementara pengelolaan menara, menurut Koster, harus dilakukan secara profesional. Meskipun ada UPT dari Dinas Kominfo, pihak tersebut tidak cukup kompeten untuk mengelolanya, sehingga dibutuhkan manajemen profesional, seperti pengelola Dunia Fantasi Ancol. Seleksi pihak ketiga akan dilakukan agar pengelolaan optimal dan dapat meningkatkan pendapatan Kabupaten Buleleng.
“Ini ada UPT-nya Dinas Kominfo. Tapi Kominfo enggak bisa ngelola ini, jadi harus orang profesional, seperti yang ngelola Dunia Fantasi Ancol. Kita akan melakukan seleksi pihak ketiga supaya pengelolaan optimal, dan pendapatan Kabupaten Buleleng meningkat,” tambahnya.
Turyapada Tower berdiri setinggi 1.636 mdpl dengan 10 lantai, masing-masing memiliki fungsi unik: lantai 1 ruang dapur dan pertemuan, lantai 2 ballroom, lantai 3 transmitter layanan TV dan seluler, lantai 4 kafetaria dan ruang tunggu, lantai 5 wahana jembatan kaca, lantai 6 restoran, lantai 7 anjung pandang, lantai 8 restoran putar 360 derajat, lantai 9 skywalk, dan lantai 10 planetarium.
Selain itu, setelah selesai, kawasan ini akan dilengkapi atraksi wisata tambahan seperti gondola dan glamping, menjadikannya destinasi lengkap yang menggabungkan alam, edukasi, dan rekreasi modern. Lokasinya yang strategis dekat Kebun Raya Bedugul menawarkan pemandangan Danau Beratan, Tamblingan, Buyan, hutan, dan bukit sekitarnya.
Gubernur Koster menekankan pentingnya penataan kawasan secara rapi agar potensi ekonomi dan wisata bisa maksimal.
“Saya kira Buleleng, khususnya di Kecamatan Sukasada dan sekitarnya, akan berkembang. Jadi, mulai dari sekarang, sebelum terlambat, kawasan ini harus ditata agar rapi,” ujarnya.
Turyapada Tower dirancang sebagai menara ikonik pertama di Indonesia yang memadukan kearifan lokal Sad Kerthi dengan kemajuan teknologi global. Filosofi yang diusung, “Loka Samasta Sakino Bhawana”, melambangkan sumber kesejahteraan dan kebahagiaan kehidupan manusia yang mendunia.
Dengan konsep green building yang selaras dengan budaya Bali, Turyapada Tower diharapkan menjadi simbol modernisasi pariwisata Bali sekaligus pusat pertumbuhan ekonomi baru. Menara ini menegaskan bahwa Bali tidak hanya kaya budaya dan alam, tetapi juga mampu menjadi destinasi wisata modern kelas dunia yang mendunia. (kbs)