Foto: Gubernur Bali Wayan Koster saat melakukan audiensi dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Prof. Rachmat Pambudy di Jakarta.
Jakarta, KabarBaliSatu
Gubernur Bali Wayan Koster melakukan audiensi dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Prof. Rachmat Pambudy di Jakarta. Pertemuan berlangsung dalam suasana akrab dan penuh canda, mencerminkan hubungan baik keduanya yang telah terjalin sejak lama ketika sama-sama menjadi anggota DPR RI serta memiliki latar belakang sebagai akademisi.
Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Koster menyampaikan berbagai hal penting terkait arah pembangunan Bali ke depan. Ia menekankan perlunya dukungan pemerintah pusat terhadap pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana strategis di Bali, mengingat keterbatasan anggaran yang dimiliki pemerintah provinsi.
“Kami mohon dukungan Bapak Menteri untuk pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana strategis di Bali, karena kemampuan anggaran pemerintah daerah sangat terbatas,” ujar Koster.
Lebih lanjut, Koster memaparkan besarnya kontribusi Bali terhadap sektor pariwisata nasional. Menurutnya, Bali menjadi penyumbang utama kunjungan wisatawan mancanegara dan devisa pariwisata Indonesia.
“Pada tahun 2024, jumlah wisatawan asing yang datang ke Bali mencapai 6,3 juta orang, atau sekitar 45 persen dari total kunjungan wisatawan asing ke Indonesia yang berjumlah 13,9 juta. Kontribusi Bali terhadap devisa pariwisata juga sangat besar, yakni mencapai Rp107 triliun dari total devisa pariwisata Indonesia sebesar Rp234 triliun, atau sekitar 44 persen,” paparnya.
Dengan posisi strategis tersebut, Koster menilai Bali memerlukan dukungan pembangunan infrastruktur berkualitas untuk mengatasi persoalan kemacetan dan meningkatkan daya saing pariwisata secara berkelanjutan.
“Infrastruktur yang memadai sangat penting agar wisatawan merasa nyaman dan pengalaman berwisata di Bali tetap berkesan,” ujarnya.
Selain membahas infrastruktur, Gubernur Koster juga menyampaikan program transformasi perekonomian Bali melalui konsep Ekonomi Kerthi Bali, yang menekankan keseimbangan antara pembangunan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Ia menjelaskan bahwa program strategis di bidang energi bersih juga menjadi prioritas untuk mewujudkan Bali berdikari dalam bidang ekonomi, berdaulat dalam pangan dan air, serta mandiri energi dengan energi bersih.
Koster menyebut, seluruh program tersebut akan mulai diimplementasikan pada tahun 2026 sebagai bagian dari Haluan Pembangunan Bali 100 Tahun ke Depan. Namun, ia mengakui, pelaksanaan berbagai program tersebut membutuhkan dukungan anggaran yang sangat besar.
“Anggaran Bali sangat terbatas. Karena itu, dukungan dari pemerintah pusat menjadi hal yang sangat penting. Kalau percepatan pembangunan ini tidak dimulai tahun 2026, Bali akan semakin tertinggal,” tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Menteri PPN Prof. Rachmat Pambudy menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap upaya Gubernur Koster dalam mempercepat pembangunan Bali.
“Kami sangat mendukung upaya dan kerja keras Bapak Gubernur untuk percepatan pembangunan Bali. Kami akan berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk memastikan dukungan anggaran yang dibutuhkan mulai tahun 2026,” kata Menteri Rachmat.
Pertemuan tersebut diakhiri dengan optimisme bersama bahwa pembangunan Bali akan terus diarahkan pada kemajuan yang berkelanjutan, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat Bali. (kbs)