Foto: Gubernur Bali Wayan Koster saat memberikan pengarahan di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Art Centre Denpasar, Jumat (15/8/2025).
Denpasar, KabarBaliSatu
Gubernur Bali Wayan Koster optimistis Pungutan Bagi Wisatawan Asing (PWA) dapat menjadi salah satu sumber pembiayaan utama pembangunan Bali. Dengan catatan, seluruh pelaku pariwisata ikut bergotong royong membantu percepatan pemungutannya.
Hingga 14 Agustus 2025, realisasi PWA sudah mencapai Rp229,72 miliar dari 1.531.476 wisatawan asing yang membayar, dengan tingkat kepatuhan 34 persen. Jika pola ini tidak berubah, proyeksi penerimaan hingga akhir 2025 hanya sekitar Rp360 miliar, sedikit di atas capaian 2024.
Namun, Koster menegaskan, jika pelaku usaha pariwisata mulai dari hotel, vila, homestay, biro perjalanan, hingga daya tarik wisata aktif menjadi endpoint dan mitra manfaat, maka penerimaan bisa melonjak hingga dua kali lipat.
“Kalau semua bergerak bersama, saya yakin capaian kita bisa tembus Rp600 sampai Rp700 miliar tahun ini. Itu sudah cukup membiayai berbagai kebutuhan pembangunan Bali,” ujar Koster dalam pengarahan percepatan pelaksanaan PWA di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Art Centre Denpasar, Jumat (15/8/2025).
Untuk mendorong partisipasi, Pemprov Bali memberikan insentif hingga tiga persen dari total transaksi PWA kepada pihak yang membantu pemungutan. Skema ini, menurut Koster, tidak hanya adil, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi pelaku pariwisata. “Setiap hotel atau vila yang memfasilitasi pembayaran akan dihitung. Imbal jasa ini bisa menjadi tambahan keuntungan yang lumayan,” jelasnya.
Dana PWA digunakan untuk mendukung desa adat, perlindungan budaya dan lingkungan, penanganan sampah, peningkatan pariwisata budaya, serta infrastruktur strategis. Koster menilai, jika penerimaan bisa mencapai Rp700 miliar, ditambah kontribusi 10 persen pajak hotel dan restoran dari Badung, Gianyar, dan Denpasar, maka seluruh infrastruktur strategis Bali dapat diselesaikan pada periode 2026–2029.
“Maka dari 2026 sampai 2029, semua infrastruktur strategis bisa selesai. Kapasitas pariwisata naik, ekonomi Bali juga naik, daya saing kuat, kualitas terjaga, dan keberlanjutan Bali tetap kokoh,” tegasnya.
Koster kembali mengingatkan pentingnya semangat gotong royong. “Kalau pariwisatanya bagus, otomatis lapangan kerja bertambah, bisnis meningkat, pendapatan naik. Tapi ini tidak bisa hanya dibebankan ke pemerintah. Semua harus bergerak bersama,” pungkasnya. (kbs)