BerandaDaerahGianyar Jadi Pelopor, 1.400 Beasiswa Disebar Dukung Program Gubernur Koster "Satu Keluarga...

Gianyar Jadi Pelopor, 1.400 Beasiswa Disebar Dukung Program Gubernur Koster “Satu Keluarga Satu Sarjana”

Foto: Gubernur Bali Wayan Koster dan Bupati Gianyar I Made Mahayastra, saat menghadiri acara Pelepasan Penerima Beasiswa Gianyar Aman dan Beasiswa Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) di Kantor Bupati Gianyar Selasa (9/7).

Gianyar, KabarBaliSatu 

Gianyar menorehkan sejarah baru dalam dunia pendidikan Bali. Sebagai kabupaten pertama yang menjalankan program beasiswa “Satu Keluarga Satu Sarjana” secara menyeluruh dan terstruktur, Gianyar kini menjadi role model pengarusutamaan keadilan sosial di sektor pendidikan.

Sebanyak 1.400 putra-putri terbaik Gianyar telah lolos seleksi dan akan melanjutkan studi ke berbagai perguruan tinggi terkemuka dalam dan luar Bali, seperti ITB, UGM, IPB, hingga Politeknik Kesehatan Surakarta. Program ini diluncurkan secara resmi, Selasa (9/7), dalam acara Pelepasan Penerima Beasiswa Gianyar Aman dan Beasiswa Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) di Kantor Bupati Gianyar, yang dihadiri langsung oleh Gubernur Bali Wayan Koster dan Bupati Gianyar I Made Mahayastra.

Dalam sambutannya, Bupati Mahayastra menegaskan bahwa program beasiswa ini tidak dikomersialisasi, tidak melalui proyek atau tender. Skemanya transparan—seluruh dana dikirim langsung ke rekening mahasiswa penerima. Rinciannya: UKT dibayar penuh, uang makan Rp50 ribu per hari, uang kos Rp1 juta per bulan, serta bantuan laptop hingga Rp15 juta.

Baca Juga  Getarkan Ardha Candra Saat Tumpek Krulut, Pemprov Bali Hadirkan Musisi Top Bali Gratis untuk Rakyat

“Ini murni untuk mahasiswa. Tidak boleh ada markup, tidak boleh ada bancakan. Satu rupiah pun harus sampai dan bermanfaat,” tegas Mahayastra dengan nada serius.

Gubernur Koster menyampaikan apresiasi tinggi atas gebrakan Gianyar yang dianggap telah menerjemahkan visi pendidikan inklusif secara konkret.

“Gianyar luar biasa, sudah lebih dulu bergerak. Sekarang saya dorong 8 kabupaten/kota lainnya ikut. Bila setiap kabupaten beri 500 kuota, Gianyar 1.000, provinsi 2.000, kita bisa biayai kuliah sedikitnya 6.000 mahasiswa miskin tiap tahun,” kata Koster disambut tepuk tangan meriah.

Menurutnya, program ini bukan hanya tentang akses pendidikan, tapi lebih dari itu: gerakan sosial untuk mengangkat derajat keluarga Bali miskin melalui investasi SDM.

Saat ini, angka partisipasi perguruan tinggi Bali masih di angka 38%—lebih tinggi dari rata-rata nasional (32%), tetapi belum cukup. Target ke depan: 50% lulusan SMA/SMK lanjut kuliah. Untuk itu, Pemprov Bali telah menyiapkan skema kerja sama strategis:

Baca Juga  Aksi Bersama Menteri LH dan Berbagai Komponen Bersatu Selesaikan Sampah Pasca Banjir, Gubernur Koster Ajak Semua Pihak Fokus Bersihkan Lingkungan Terdampak

✓Dengan 20 PTS besar di Bali untuk kuliah tanpa pungutan.

✓Dengan PTN, melalui pemanfaatan KIP Kuliah dan UKT dari pusat.

✓Tambahan bantuan kos Rp1,4 juta/bulan dari APBD untuk mahasiswa penerima beasiswa yang merantau.

✓Verifikasi langsung ke rumah calon penerima, bukan sekadar rekomendasi desa atau banjar—untuk cegah KKN.

Tak hanya kuliah akademik, jalur vokasi juga digarap serius. Tahun ini, 60 lulusan SMA/SMK dibiayai ikut pelatihan di LPK selama 1 tahun dengan APBD Gianyar, setelah sebelumnya 10 peserta dikirim melalui dana CSR BPD Bali.

“LPK adalah bagian penting dari peningkatan daya saing tenaga kerja muda Bali,” ujar Koster.

Dalam suasana haru, Gubernur Koster membuka lembaran kisah pribadinya. Ia lahir dari keluarga petani miskin di Buleleng. Rumahnya berlantai tanah. Untuk kuliah di ITB, keluarganya harus menjual ayam dan sapi.

“Tapi saya bisa kuliah, bisa bertahan di Bandung, bisa jadi seperti sekarang. Kalau saya bisa, anak-anak Bali juga bisa!” seru Koster, disambut tepuk tangan hadirin.

Ia menegaskan bahwa program ini bukan alat pencitraan politik, tetapi murni panggilan hati untuk menciptakan masa depan Bali yang lebih berkeadilan dan bermartabat.

Baca Juga  Dorong Percepatan Layanan PBG bagi MBR, Pj. Gubernur Bali Laksanakan Kunjungan ke MPP Badung dan Gianyar

Made Panji Sentana, alumni SMA Negeri 1 Sukawati yang diterima di Program Studi Kedokteran Hewan IPB University, mewakili penerima beasiswa menyampaikan komitmennya.

“Bagi kami, beasiswa ini bukan sekadar bantuan dana. Ini adalah amanah, kepercayaan, dan tanggung jawab. Kami akan jawab dengan prestasi,” ujarnya penuh semangat.

Panji bahkan menyebut beasiswa ini dengan akronim: AMAN – Astungkara, Mensyukuri, Aktif, dan Negara. Ia pun berjanji akan menjadi mahasiswa yang membawa nama baik Bali ke level nasional dan internasional.

Program Gianyar Aman dan “Satu Keluarga Satu Sarjana” kini telah melampaui batas sebuah kebijakan lokal. Ia tumbuh menjadi gerakan kolektif Bali—sebuah mimpi besar untuk menghadirkan kesetaraan, harapan, dan perubahan nyata.

Jika program ini konsisten dijalankan, Bali akan memiliki puluhan ribu sarjana baru pada 2030. Bukan hanya siap kerja, tetapi juga siap menciptakan kerja, dan membawa Bali menuju generasi emas yang mandiri dan berdaya saing global. (kbs)

Berita Lainnya

Berita Terkini