Foto: Anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD Kota Denpasar I Gede Tommy Sumertha.
Denpasar, KabarBaliSatu
Anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD Kota Denpasar I Gede Tommy Sumertha menyoroti kurangnya lampu penerangan di titik nol Kota Denpasar tepatnya di areal sekitar Musuem Bali yang berdekatan dengan Pura Agung Jagatnatha Denpasar dan di sebelah timurĀ Lapangan I Gusti Ngurah Made Agung atau yang lebih populer disebut sebagai Lapangan Puputan Badung. Bahkan segara tegas Tommy menyebut titik nol Kota Denpasar itu gelap yang tentu mencoreng citra Denpasar sebagai Ibukota Provinsi Bali.
Kritikan itu disampaikan Tommy ditemui di sela-sela Rapat Paripurna ke-15 Masa Persidangan II DPRD Kota Denpasar yang digelar Senin, 16 Juni 2025.
Lebih lanjut, Anggota Komisi III DPRD Kota Denpasar itu menyoroti kondisi minimnya penerangan di kawasan sekitar Museum Bali yang berada di sebelah timur Lapangan I Gusti Ngurah Made Agung (Lapangan Puputan Badung) dan berdekatan dengan Pura Agung Jagatnatha. Ia menilai, meskipun area di sekitar pura sudah memiliki penerangan yang memadai, bagian depan Museum Bali justru masih dalam kondisi gelap. Padahal, wilayah tersebut merupakan bagian dari Taman Kota yang juga merupakan titik nol Kota Denpasar, sehingga seharusnya mendapat perhatian serius untuk dipastikan tetap terang dan representatif sebagai pusat kota.
āDi Museum Bali sama Jagatnatha itu kan nyambung, tetapi di Jagatnatha itu terang, tetapi depan Museum Bali itu kan gelap ya, sangat disayangkan. Tepatnya di timur Lapangan Puputan. Itu kan masih menjadi wilayah Taman Kota, titik nol Kota Denpasar. Mestinya di situ harus terang,ā ujarnya.
Kader muda Gerindra asal Denpasar Selatan itu menegaskan bahwa kondisi gelap di jantung kota justru menciptakan citra buruk bagi Denpasar sebagai ibu kota provinsi. Padahal, kawasan ini merupakan ruang publik yang ramai dikunjungi masyarakat, dengan keberadaan museum, pura, dan lapangan yang kerap menjadi tempat kegiatan warga.
āItu sih yang perlu kita atensikan, termasuk juga kan banyak titik-titik kita yang di ruas jalan Kota Denpasar kan juga masih gelap. Di titik nol aja gelap, apalagi yang di titik yang lain kan begitu,ā katanya.
Saat ditanya mengenai dampak dari minimnya penerangan di kawasan titik nol Kota Denpasar, Tommy menilai kondisi gelap tersebut dapat menimbulkan kesan negatif terhadap wajah kota. Kawasan yang tampak remang-remang, terutama pada malam hari ketika aktivitas warga mulai berkurang, dinilai berpotensi menjadi titik rawan kejahatan maupun aktivitas mencurigakan lainnya. Minimnya pengawasan yang tidak mungkin dilakukan selama 24 jam penuh semakin memperbesar risiko tersebut. Oleh karena itu, penerangan yang memadai diyakini dapat menjadi salah satu upaya efektif untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya tindakan-tindakan yang tidak diinginkan.
āItu rawan kejahatan, rawan ada kegiatan-kegiatan transaksi yang lain yang kita tidak duga terjadi pada malam-malam hari, karena pemantauan kita kan tidak mungkin 24 jam di situ. Kita tidak mungkin memantau masyarakat yang ada itu 24 jam. Tapi ketika itu menjadi terang, jadi keinginan orang untuk berbuat yang tidak baik kan bisa kita perkecil lah peluangnya,ā jelasnya.
Lebih lanjut, Tommy juga menyinggung kondisi lampu penerangan jalan (LPJ) di sejumlah permukiman di Kota Denpasar yang menurutnya masih banyak yang tidak berfungsi. Ia mencontohkan, dalam satu ruas jalan dengan sepuluh titik lampu, tidak semuanya menyala.
āContoh di banyak permukiman itu kan tidak semua lampu-lampu LPJ itu, lampu penerangan jalan itu hidup. Mungkin dari 10 titik lampu yang ada di ruas itu sebagian sudah mati, tetapi itu kan tidak diganti, tidak ada dilakukan penggantian, dibiarkan seperti itu,ā ujarnya.
Tommy pun berharap instansi terkait dapat segera melakukan pengecekan dan penggantian lampu-lampu jalan yang mati agar Kota Denpasar tetap terang dan aman bagi masyarakat.
āHarapan kita nanti kan biar lampu-lampu yang sudah mati itu dicek, dan itu perlu ada penggantian-penggantian. Sehingga kita harus siaga kondisi daripada lampu-lampu penerangan jalan, kondisi kota kita itu biar tetap terang dia,ā pungkasnya. (kbs)