Foto: Gubernur Bali Wayan Koster saat menghadiri Upacara Ngusaba di Pura Penataran Agung, Desa Adat Penatih Denpasar, Selasa (13/5).
Denpasar, KabarBaliSatu
Suasana haru dan penuh rasa syukur menyelimuti pelaksanaan Upacara Ngusaba di Pura Penataran Agung, Desa Adat Penatih Denpasar, Selasa (13/5). Ribuan krama hadir dalam upacara yang sakral ini, dan momen menjadi kian istimewa dengan kehadiran Gubernur Bali Wayan Koster, yang turut ngaturang bhakti di tengah-tengah masyarakat.
Bandesa Adat Penatih, I Wayan Ekayana, menyampaikan rasa bangga dan terima kasih atas kehadiran sosok yang selama ini dikenal dekat dengan masyarakat adat. “Kami krama merasa sangat bahagia dan bangga karena Bapak Wayan Koster berkenan hadir langsung dalam Upacara Ngusaba. Beliau bukan sekadar hadir, tetapi benar-benar menunjukkan kepedulian terhadap adat, budaya, dan spiritualitas Bali,” ujar Ekayana.
Ia menyampaikan, Gubernur Koster dikenal konsisten dalam memperkuat desa adat, mendukung pelestarian budaya, serta memperhatikan infrastruktur spiritual seperti pura, wantilan, hingga balai adat. “Beliau bukan hanya seorang birokrat, tetapi juga pemimpin kultural yang memahami denyut nadi kehidupan krama Bali,” jelasnya.
Upacara Ngusaba merupakan salah satu tradisi penting dalam siklus upacara adat di Penatih. Prosesi ini digelar setiap 10 tahun sebagai bentuk rasa syukur atas karunia Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta harapan agar masyarakat senantiasa diberi keselamatan dan kemakmuran. Dengan mengenakan pakaian sembahyang dan membawa sarana upakara, krama mengikuti setiap tahapan upacara dengan khidmat.
“Beliau hadir dan merawat rasa kebersamaan dengan masyarakat. Ini yang kami rindukan dari seorang pemimpin,” tutup Bandesa Ekayana dengan penuh haru.
Bagi warga Penatih, kehadiran Koster bukan hanya menambah kekhidmatan upacara, tetapi juga mengobarkan semangat menjaga warisan leluhur. “Di tengah kesibukannya, beliau tetap hadir bersama masyarakat, ikut sembahyang, dan memberikan energi positif. Ini pemimpin yang tak melupakan akarnya,” ujar salah satu krama usai upacara.
Bahkan, tak sedikit warga yang secara spontan menghampiri untuk bersalaman dan berfoto bersama. Suasana penuh kehangatan pun tercipta di pelataran pura. (kbs)