Foto: Sekretaris Wilayah (Sekwil) DPW Partai NasDem Bali Nyoman Winatha mendukung langkah tegas Gubernur Bali Wayan Koster menutup hotel yang tidak menggunakan aksara Bali.
Denpasar, KabarBaliSatu
Sekretaris Wilayah (Sekwil) DPW Partai NasDem Bali Nyoman Winatha mendukung penuh langkah tegas Gubernur Bali periode tahun 2025-2030 Wayan Koster yang mengancam menutup hotel-hotel di Bali yang tidak menggunakan dan tidak memasang aksara Bali. Langkah tegas dan keras Gubernur Koster tersebut dinilai bentuk keseriusan pemimpin Bali untuk menjaga menjaga ajeg Bali dan kearifan lokal di Pulau Dewata.
“Saya sangat setuju itu dan hal itu yang perlu kita support sebagai pelaku pariwisata,” kata Winatha yang juga seoerang praktisi dan pelaku pariwisata Bali saat dihubungi Rabu 5 Maret 2025.
Bagi Winatha yang juga sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia pariwisata Bali, tidak ada salahnya para wisatawan yang datang ke Bali disuguhkan dengan tampilan hotel atau restoran yang tidak hanya memasang papan nama dengan tulisan internasional namun juga diiikuti dengan aksara Bali.
“Nggak ada salahnya bagi tamu dia baca tulisan internasional lalu diikuti dengan aksara Bali. Menurut saya aksara Bali itu sebuah keunikan dan kearifan lokal yang patut diperjuangkan. Dan saya setuju kalau Pak Koster agak keras di sini. Bahkan sampai mempertimbangkan pencabutan izin hotel kalau membandel, saya sangat setuju,” tegas Winatha.
Politisi NasDem asal Desa Palasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana ini bahkan setuju jika memang para General Manager (GM) hotel-hotel yang beroperasi di Bali diwajikan menggunakan endek sebagai bentuk dukungan dan apresiasi terhadap kearifan lokal Bali.
“GM dari dari luar sana, kalau memang harus pakai endek, pakai endek. Kalau memang wajib pakai baju adat Bali di hari-hari tertentu ya harus pakai. Saya sangat setuju,” ungkap Winatha.
NasDem Bali berharap di bawah kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Wayan Koster dan Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri) sektor pariwisata Bali bisa berkembang dan maju menjadi pariwisata berkelanjutan yang tetap menjaga ajeg Bali dan kearifan lokal.
“Saya sebagai orang Bali dan pelaku pariwisata berharap kearifan lokal ajeg Bali, budaya dan tradisi itu tetap tetap dipertahankan sebaik0baiknya. Karena itulah yang dicari turis ke Bali, bukan yang lain,” tegas Winatha.
Sebagai bagian pelaku pariwisata Bali, Winatha juga berharap Gubernur Koster lebih tegas soal kewajiban hotel dan restoran memanfaatkan atau menyerap produk-produk lokal Bali “Soal pemanfaatan produk-produk lokal yang bisa meningkatkan UMKM di Bali ini, saya rasa Pak Koster sebagai Gubernur harus lebihi tegas juga menginstruksikan hal itu. Kami jelas mendukung penuh,” pungkasa Winatha.
Sebelumnya Gubernur Bali Wayan Koster mengeluarkan peringatan tegas kepada hotel-hotel di Bali yang tidak mencantumkan aksara Bali, menyatakan akan mencabut izin usaha mereka jika melanggar. Langkah ini sesuai dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2028 tentang pelindungan dan penggunaan aksara Bali, yang akan diterapkan secara ketat.
“Harus tertib menggunakan aksara Bali. Kalau ada hotel tidak menggunakan aksara Bali, maka izinnya kita cabut,” tegas Gubernur Koster saat membuka Rakerda III Asita Bali 2025 dan Love Bali Table Top di Westin Hotel Nusa Dua, Kamis 27 Februari 2025.
Tidak hanya aksara Bali, Koster juga menekankan kewajiban bagi hotel dan jasa akomodasi untuk mengenakan busana adat Bali setiap Kamis dan menggunakan produk lokal Bali. Bahkan, ia menyatakan siap bertindak tegas terhadap pelanggaran terkait penggunaan plastik sekali pakai.
“Kalau tidak tertib menggunakan busana adat setiap Kamis dan tak menggunakan produk lokal Bali, saya akan tindak tegas. Apalagi kalau tidak tertib menggunakan plastik sekali pakai. Saya akan tindak tegas dan tutup izinnya,” tambahnya.
Koster berharap semua pihak, termasuk pelaku pariwisata, dapat bersatu untuk menjaga kualitas pariwisata Bali yang berbasis budaya dan kearifan lokal. Ia menegaskan, pariwisata harus dijaga dan dirawat agar tidak merusak Bali.
“Jangan merusak Bali. Kita ingin bikin Bali ini bagus dengan pariwisata berkualitas. Ingat ini. Jadi, bapak-bapak ini jangan menjadi bagian merusak pariwisata, karena rezekinya ada di pariwisata. Mari kita rawat pariwisata ini dengan baik,” ujar Koster. (kbs)