Foto: Politisi NasDem, I Wayan Gatra, saat membacakan pandangan umum Fraksi PSI-NasDem dalam Rapat Paripurna ke-15 Masa Persidangan II DPRD Kota Denpasar yang digelar Senin, 16 Juni 2025.
Denpasar, KabarBaliSatu
Ada yang unik dalam Rapat Paripurna ke-15 Masa Persidangan II DPRD Kota Denpasar yang digelar Senin, 16 Juni 2025. Saat menyampaikan pandangan umum Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) – Partai NasDem terhadap Rancangan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2024 serta Rancangan KUA dan PPAS Perubahan APBD Tahun 2025, politisi senior NasDem, I Wayan Gatra, menyisipkan apresiasinya kepada Pemerintah Kota Denpasar melalui sebuah pantun:
“Pergi ke pasar membeli obat, Denpasar memang hebat,” ucap Wayan Gatra dalam pantunnya yang disambut gemuruh tepuk tangan di ruang sidang.
Pantun tersebut bukan sekadar basa-basi. Menurut Wayan Gatra, Denpasar layak disebut hebat karena berhasil mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK selama 13 tahun berturut-turut, capaian terbanyak di antara seluruh kabupaten/kota di Bali.
“Mengapa kami bilang Denpasar hebat? 13 tahun berturut-turut WTP, yang lain baru 12 yang paling tinggi”, kata anggota Komisi II DPRD Kota Denpasar itu.
Selain itu, ia juga menyoroti keberhasilan pembangunan infrastruktur jalan yang menurutnya telah memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Namun, di balik pujian, Fraksi PSI-NasDem juga menyampaikan sejumlah catatan penting. Salah satunya mengenai masih tingginya Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) dalam APBD Tahun 2024 yang mencapai Rp757,55 miliar. Fraksi mendorong agar dilakukan evaluasi menyeluruh mulai dari tahap perencanaan di tiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD), agar anggaran yang diajukan benar-benar sesuai kebutuhan masyarakat dan dapat direalisasikan secara optimal.
Fraksi juga menyoroti pentingnya optimalisasi kinerja Badan Pendapatan Daerah (Bapenda). Mereka mengingatkan agar rencana pendapatan dalam APBD induk dapat disusun secara realistis, sehingga tidak bergantung pada penyesuaian di perubahan anggaran yang kerap membuat pelaksanaan program menjadi terbatas oleh waktu.
Capaian pendapatan daerah juga mendapat perhatian. Fraksi PSI-NasDem mengapresiasi realisasi retribusi yang mencapai 869,97% dari target sebesar Rp17,97 miliar, serta pencapaian pajak daerah sebesar 127,26% dari target yang ditetapkan. Hal ini menunjukkan kinerja positif, namun Gatra menegaskan pentingnya langkah-langkah inovatif yang tetap berada dalam kerangka hukum untuk mendorong pendapatan daerah secara berkelanjutan.
Selain itu, peningkatan alokasi belanja daerah yang kini mencapai Rp3,99 triliun, naik sekitar Rp408,41 miliar dari perencanaan awal — perlu diserap secara efektif dan proporsional. Gatra menyebut belanja modal yang menyasar peningkatan kapasitas gedung sekolah, infrastruktur kesehatan seperti Puskesmas, dan infrastruktur lainnya, harus benar-benar diwujudkan demi memenuhi layanan dasar masyarakat.
Tak kalah penting, Fraksi PSI-NasDem mendorong agar Pemkot Denpasar terus memprioritaskan pembangunan infrastruktur jalan dan menargetkan penyelesaiannya dalam tiga tahun ke depan. Pihaknya juga meminta evaluasi atas kriteria penilaian Kota Maju, mengingat Denpasar — sebagai Ibu Kota Provinsi Bali, tidak termasuk dalam kategori tersebut pada tahun 2024. Padahal, posisi strategis Denpasar seharusnya menjadi tolok ukur kemajuan pembangunan di Pulau Dewata.
Dengan campuran gaya komunikatif dan muatan substansi yang kuat, Wayan Gatra berhasil menyampaikan aspirasi fraksinya secara kritis namun konstruktif, mencerminkan semangat kolaboratif untuk kemajuan Kota Denpasar. (kbs)

