BerandaPendidikan “Satu Keluarga Satu Sarjana”, Primakara University Siapkan 25 Beasiswa Kuliah Gratis, Biaya...

 “Satu Keluarga Satu Sarjana”, Primakara University Siapkan 25 Beasiswa Kuliah Gratis, Biaya Hidup Ditanggung Pemprov Bali!

Dr. Made Artana: Pendidikan Bagi Anak Keluarga Kurang Mampu Bukan Pilihan, Tetapi Satu-Satunya Harapan

Foto: Primakara University menyediakan 25 kuota kuliah gratis untuk periode pendaftaran 11–30 Juni 2025 dalam rangka mendukung program “Satu Keluarga Satu Sarjana” yang digagas Gubernur Bali, Wayan Koster.

Denpasar, KabarBaliSatu.com

Komitmen Pemerintah Provinsi Bali untuk mencerdaskan generasi muda dari keluarga kurang mampu akhirnya diwujudkan dalam program ambisius bertajuk “Satu Keluarga Satu Sarjana.” Gubernur Bali, Wayan Koster, menegaskan bahwa program ini merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Bali, terutama bagi masyarakat yang selama ini terhalang akses pendidikan tinggi.

Salah satu perguruan tinggi yang langsung menindaklanjuti program ini adalah Universitas Primakara atau Primakara University. Melalui skema beasiswa penuh bertajuk Primakara University Satu Keluarga Satu Sarjana, kampus yang berlokasi di Renon, Denpasar ini membuka kesempatan emas bagi anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah untuk menempuh pendidikan tinggi secara gratis.

Primakara University bahkan menawarkan berbagai fasilitas beasiswa penuh, meliputi:

✅Gratis biaya pendaftaran

✅Gratis SPP/UKT selama 8 semester

✅ Gratis DPP/Uang gedung

✅ Uang saku sebesar Rp 1,4 juta per bulan selama 8 semester

✅ Subsidi biaya wisuda sebesar Rp 3 juta

Menariknya, hanya tersedia 25 kuota untuk periode pendaftaran 11–30 Juni 2025. Target utamanya adalah keluarga kurang mampu yang ber-KTP Bali, sejalan dengan misi pemerintah untuk memperluas akses pendidikan bagi masyarakat termarjinalkan.

Beasiswa ini berlaku untuk 7 program studi unggulan di Primakara University yakni S1 Informatika, S1 Sistem Informasi, S1 Sistem Informasi Akuntansi, S1 Desain Komunikasi Visual, S1 Bisnis Digital, S1 Manajemen dan S1 Akuntansi.

Baca Juga  Jelang Bulan Bahasa Bali VII Februari Ini, Desa Kesiman Kertalangu Berikan Pembekalan Bagi Para Peserta Lomba Bahasa Bali

Program ini tak sekadar mencetak lulusan sarjana, namun juga menargetkan peningkatan taraf hidup masyarakat secara menyeluruh, dengan menjadikan pendidikan sebagai instrumen mobilitas sosial.

Rektor Primakara University, Dr. I Made Artana, S.Kom., M.M., menegaskan bahwa kampusnya memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif pemerintah, baik secara prinsip maupun dalam kontribusi konkret. Dukungan tersebut diberikan sebagai bentuk komitmen terhadap tujuan utama program “Satu Keluarga Satu Sarjana”, yakni pengentasan kemiskinan dan peningkatan taraf hidup masyarakat melalui akses pendidikan tinggi. Program ini dipandang sebagai langkah strategis dalam menciptakan kesetaraan dan membuka jalan bagi masyarakat kurang mampu untuk meraih masa depan yang lebih baik melalui pendidikan.

“Ya, secara prinsip kan kita pasti harus mendukung program atau inisiasi baik yang dibuat oleh pemerintah maupun oleh Pak Gubernur. Salah satunya adalah program satu keluarga, satu sarjana yang memang tujuannya itu ada beberapa hal yang ingin dicapai, pengentasan kemiskinan atau peningkatan taraf hidup masyarakat melalui pendidikan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Artana menekankan bahwa pendidikan tinggi merupakan salah satu instrumen paling efektif untuk memutus rantai kemiskinan. Ia menyatakan bahwa perguruan tinggi sering kali menjadi satu-satunya harapan bagi individu dari keluarga kurang mampu untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat mendorong peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi di Provinsi Bali, khususnya dengan menyasar keluarga yang belum memiliki anggota berpendidikan sarjana.

“Yang lain juga adalah meningkatkan APK, Angka Partisipasi Kasar Kuliah di Provinsi Bali, terutamanya nanti menyasar keluarga kurang mampu, yang dalam keluarganya belum ada sarjana,” ujarnya.

Baca Juga  Pimpinan Perguruan Tinggi se-Bali Sejak Awal Yakin 100 Persen Koster Gubernur Bali 2 Periode: Sosok Peduli Pendidikan, Konsisten Jaga dan Lestarikan Tradisi Bali

Program ini lahir dari serangkaian rapat antara Gubernur Bali, Wayan Koster, para rektor perguruan tinggi negeri dan swasta, serta jajaran internal kampus. Tujuannya adalah menyusun skema pendanaan yang memungkinkan kuliah gratis bagi keluarga kurang mampu.

“Sudah disepakati bahwa nanti perguruan tinggi, PTS dan PTN berkontribusi pada seminimal mungkin biaya yang dibayarkan. Bahkan untuk PTS itu digratiskan biaya gedung atau biaya TPP dan biaya SPP, sementara biaya hidup itu nanti akan dibayarkan oleh Pemerintah Provinsi Bali,” kata Artana.

Untuk PTN, skema pembiayaan sedikit berbeda karena mengikuti regulasi UKT 1 dan UKT 2, namun tetap akan ditanggung oleh pemerintah provinsi. Di Primakara University, kuota yang disediakan untuk tahap awal adalah 25 orang. Para penerima beasiswa akan mendapatkan kuliah gratis, tanpa biaya pendaftaran maupun SPP, serta biaya hidup yang ditanggung penuh oleh pemerintah.

“Di Primakara, saya laporkan, kita berkontribusi 25. Itu kuliahnya nanti akan gratis. Biaya pendaftarannya 0, SPP-nya juga 0. Nah, biaya hidup nanti ini menjadi tanggung jawab Provinsi Bali,” jelas Artana.

Artana menjelaskan bahwa proses seleksi penerima beasiswa terbagi menjadi tiga tahap utama, verifikasi administratif, tes akademik, dan pengajuan nama ke pemerintah provinsi. “Yang pertama kan pendaftaran dari calon mahasiswa, dengan melampirkan bukti-bukti bahwa mereka ini adalah dari keluarga yang kurang mampu. Nanti juga ada surat pernyataan yang harus ditandatangani. Sesudah itu dilakukan tes biasa aja. Jadi, tes masuk di Primakara. Kalau nggak lolos, ya nggak lolos. Tes akademiknya itu standar,” ungkapnya.

Baca Juga  Warga Binaan Lapas Perempuan Kerobokan Mahasiswi Kelas Perempuan STIE Satya Dharma Antusias Ikuti Kuliah Umum DG Suzana, Terinspirasi Jadi Wirausaha hingga Lanjut Kuliah Australia

Setelah proses seleksi selesai, nama-nama yang lolos akan diajukan ke Pemerintah Provinsi Bali sebagai penerima program.

Sebagai kampus pencetak technopreneur atau wirausaha berbasis teknologi, Primakara University mengedepankan nilai tambah dalam bentuk pendidikan kewirausahaan, inovasi, dan penguatan soft skill.

“Kita juga mengarahkan mereka atau paling tidak ngajarin mereka terkait dengan kewirausahaan, sesuatu yang barangkali dari keluarga yang kurang mampu ini belum terpikirkan. Terus yang kedua adalah terkait inovasi,” terang Artana.

Ia menambahkan, mahasiswa dari program ini diharapkan bisa kembali ke daerah asal dan berkontribusi di desa, koperasi, atau lembaga keuangan lokal dengan membawa inovasi yang mereka pelajari.

“Yang lainnya soft skill, terutama keluarga kurang mampu. Nah soft skillnya ini yang memang harus kita betul-betul pikirkan. Mudah-mudahan dengan ekosistem dan lingkungan di Primakara ini akan memberikan dampak,” katanya.

Artana juga mengajak generasi muda Bali, khususnya yang berasal dari keluarga kurang mampu, untuk memanfaatkan peluang ini sebaik mungkin. Ia menekankan bahwa bagi mereka, pendidikan bukan sekadar pilihan, melainkan satu-satunya harapan untuk memperbaiki masa depan dan meningkatkan harkat hidup keluarga. Program beasiswa ini diharapkan menjadi jalan pembuka menuju perubahan sosial dan ekonomi yang lebih baik bagi masyarakat Bali.

“Sebuah quote ada yang mengatakan bahwa pendidikan itu bagi keluarga kurang mampu atau anak keluarga kurang mampu itu bukan pilihan, tetapi satu-satunya harapan. Gunakan peluang ini agar punya harapan nanti untuk meningkatkan harkat hidup keluarga,” pungkasnya. (kbs)

Berita Lainnya

Berita Terkini