Foto: Rektor Universitas Udayana (Unud), Prof. I Ketut Sudarsana, mendukung penuh Program unggulan Satu Keluarga Satu Sarjana yang digagas Gubernur Bali Wayan Koster.
Denpasar, KabarBaliSatu
Program unggulan Satu Keluarga Satu Sarjana yang digagas Gubernur Bali Wayan Koster kembali mendapat dukungan penuh dari dunia akademik. Rektor Universitas Udayana (Unud), Prof. I Ketut Sudarsana, memastikan program ini disambut positif, terutama oleh warga kurang mampu yang bercita-cita mengenyam pendidikan tinggi.
Tahun ini, Unud telah menyeleksi 149 calon mahasiswa dari berbagai program studi, termasuk Fakultas Kedokteran. “Program ini terbuka untuk semua jurusan dan memberi harapan baru bagi keluarga yang sebelumnya kesulitan membiayai kuliah,” ujar Prof. Sudarsana saat beraudiensi dengan Gubernur Koster di Jayasabha, Denpasar, Senin (11/8/2025).
Tak hanya di sektor pendidikan, Unud juga menunjukkan komitmen terhadap isu lingkungan. Kampus terbesar di Bali itu tengah menyiapkan sistem circular economy untuk penanganan sampah, di mana setiap fakultas mengelola limbahnya sendiri namun tetap terhubung ke satu sentra pengolahan utama. Sentra tersebut nantinya berfungsi ganda: pusat riset sekaligus model pengelolaan sampah terintegrasi.
“Kami sudah menyusun rancangannya secara komprehensif dan menyerahkannya kepada Pak Gubernur sebagai bentuk dukungan nyata,” tegas Prof. Sudarsana.
Dalam pertemuan itu, ia juga mengundang Gubernur Koster untuk memberi wejangan pada acara Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) di Kampus Jimbaran, Selasa (12/8). “Kehadiran Pak Gubernur akan memberi motivasi langsung kepada mahasiswa agar semangat belajar dan peduli pada pembangunan Bali,” tambahnya.
Gubernur Koster menyambut positif laporan tersebut. Ia memastikan, jika pendapatan daerah meningkat, kuota program Satu Keluarga Satu Sarjana akan ditambah. Salah satu sumber pendapatan baru yang tengah diupayakan adalah Turyapada Tower, proyek multifungsi yang tak hanya menopang infrastruktur komunikasi tetapi juga menghadirkan fasilitas wisata.
“Bali menyumbang hampir setengah devisa pariwisata nasional. Sudah seharusnya dukungan pemerintah pusat diberikan lebih besar, agar infrastruktur kita semakin kuat,” tegas Koster.
Ia pun mengajak perguruan tinggi, khususnya Unud, menjadi motor penggerak kemajuan daerah melalui riset inovatif, pendidikan berkualitas, dan pemberdayaan masyarakat. “Bali hanya akan maju jika dunia akademik dan pemerintah berjalan seiring,” pungkasnya. (kbs)