Foto: Ketua DPD Partai Golkar Bali, yang juga Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali, Gde Sumarjaya Linggih ( Demer).
Denpasar, KabarBaliSatu
Ketua DPD Partai Golkar Bali, Gde Sumarjaya Linggih atau yang akrab disapa Demer, menegaskan pentingnya percepatan pemerataan pembangunan di Bali, terutama melalui realisasi bandara baru di Bali Utara. Menurutnya, ketimpangan pertumbuhan ekonomi antara Bali Selatan dengan wilayah utara dan timur sudah terlalu lebar dan harus segera diatasi.
Menurut Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali ini, wilayah dengan kondisi pertumbuhan ekonomi paling berat di Bali saat ini berada di Buleleng dan Karangasem. Kedua daerah tersebut masih sangat sedikit tersentuh oleh sektor pariwisata, sehingga laju ekonominya tertinggal dibandingkan wilayah lain.
Pertumbuhan ekonomi Bali selama ini sebagian besar ditopang oleh sektor pariwisata, yang terkonsentrasi di kawasan selatan seperti Badung dan Denpasar. Ketimpangan ini menjadikan pemerataan pembangunan di wilayah utara dan timur Bali menjadi tantangan utama yang perlu segera diatasi.
“Kenapa demikian? Karena kedua daerah ini sangat sedikit tersentuh oleh pariwisata. Kita tahu, pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Bali selama ini memang ditopang oleh sektor pariwisata,” ujar Demer di sela-sela kegiatan pasar murah dan donor darah yang digelar DPD Golkar Bali serangkaian HUT ke-61 Partai Golkar, Minggu (19/10/2025), di Sekretariat DPD Partai Golkar Bali.
Ia menjelaskan, lambatnya geliat ekonomi di dua wilayah tersebut disebabkan oleh lemahnya infrastruktur dasar, terutama akses transportasi. Padahal, kata Demer, secara historis Buleleng pernah lebih maju dibandingkan Denpasar dan Badung karena memiliki pelabuhan yang aktif.
“Mengapa Buleleng dan Karangasem tidak banyak tersentuh pariwisata? Salah satu penyebab utamanya adalah lemahnya infrastruktur. Dulu, Buleleng justru lebih maju dibandingkan Denpasar dan Badung karena memiliki pelabuhan yang aktif. Mudah-mudahan ke depan, pembangunan bandara, airport, di wilayah utara bisa segera terwujud, karena infrastruktur adalah kunci utama,” tegasnya.
Politisi senior Golkar asal Desa Tajun, Kabupaten Buleleng itu mengatakan lebih lanjut, kondisi transportasi udara menjadi faktor krusial dalam mendukung pariwisata Bali. Tanpa infrastruktur yang memadai, wisatawan akan sulit menjangkau daerah-daerah di luar Bali Selatan.
“Bayangkan, turis yang sudah menempuh perjalanan 17 hingga 20 jam pasti sudah lelah ketika tiba di Bali, sehingga mereka cenderung hanya beraktivitas di sekitar kawasan selatan. Namun, jika nanti infrastruktur transportasi berkembang, misalnya ada jalur kereta api, saya yakin kawasan utara dan timur Bali juga akan ikut bergerak,” ujarnya optimistis.
Demer menambahkan, potensi wisata di wilayah utara dan timur Bali sebenarnya sangat besar. Ia menilai keindahan dan kekayaan alam Buleleng dan Karangasem tidak kalah dengan daerah lain di Bali.
“Padahal, objek wisata di Karangasem dan Buleleng sebenarnya jauh lebih menarik. Secara geografis pun, Buleleng lebih dekat ke Bedugul dibandingkan Denpasar ke Bedugul. Begitu juga Karangasem, jaraknya ke Kintamani lebih dekat dibanding Denpasar ke Kintamani. Sayangnya, mereka kalah dalam hal infrastruktur dan aksesibilitas,” jelasnya.
Ia berharap pemerintah dapat mempercepat pembangunan infrastruktur strategis seperti jalan, jalur kereta api, pelabuhan, dan bandara baru di Bali Utara. Menurutnya, bandara menjadi kunci penting dalam menjaga daya saing pariwisata Bali di masa depan.
“Mudah-mudahan ke depan jalan-jalan diperbaiki, jalur kereta api terealisasi, pelabuhan dikembangkan, dan bandara baru benar-benar diwujudkan. Saya hampir setiap hari berbicara soal ini. Masalah utama Bali saat ini adalah infrastruktur, terutama bandara,” kata Demer.
Ia pun mengingatkan bahwa tanpa bandara baru, Bali berpotensi mengalami stagnasi pariwisata dalam lima tahun ke depan.
“Catat dari sekarang, kalau tahun depan pembangunan bandara baru belum dimulai, maka lima tahun ke depan, Bali akan menghadapi persoalan besar. Saya tahu kapasitas bandara saat ini, saya tahu pertumbuhan jumlah wisatawan, dan jika tidak ada penambahan kapasitas, Bali akan stuck,” ujarnya menegaskan.
Demer mengkhawatirkan dampak stagnasi pariwisata terhadap pelaku usaha kecil. Ia menilai, kondisi tersebut akan paling dirasakan oleh pengelola akomodasi skala kecil seperti penginapan dan vila yang tidak memiliki jaringan pemasaran internasional.
Tanpa pertumbuhan jumlah wisatawan yang signifikan, para pelaku usaha kecil ini akan terjebak dalam persaingan harga yang tidak sehat, sementara jumlah akomodasi terus bertambah dan sulit dibatasi.
“Yang paling kasihan nanti adalah pelaku pariwisata kecil yang tidak memiliki jaringan internasional, penginapan kecil, vila-vila kecil, mereka akan perang tarif karena jumlah wisatawan stagnan, sementara jumlah akomodasi terus bertambah dan sulit dibatasi,” ungkapnya.
Demer juga memberi peringatan keras. Jika tidak ada langkah konkret, pariwisata Bali bisa kehilangan daya tariknya pada 2030.
“Kalau dibiarkan, tahun 2030 Bali bisa tinggal kenangan. Ketika itu, pariwisata Bali pasti menurun. Orang akan kesulitan mendapatkan tiket pesawat ke Bali karena keterbatasan kapasitas penerbangan,” ujarnya.
Menurutnya, situasi tersebut berisiko membuat wisatawan beralih ke negara lain di kawasan Asia Tenggara yang kini semakin agresif mengembangkan pariwisatanya.
“Padahal, pesaing kita banyak, Thailand, Malaysia, dan Vietnam yang kini sangat atraktif. Bagi wisatawan dari Eropa, jarak ke negara-negara itu relatif sama, bahkan lebih dekat. Budayanya pun mirip-mirip dengan Bali. Jadi kalau kita tidak segera berbenah, Bali akan kalah bersaing,” pungkas Demer.
Golkar Bali Rayakan HUT ke-61 Partai Golkar dengan Aksi Nyata untuk Rakyat
Sebelumnya, Minggu 19 Oktober 2025, DPD Golkar Bali menggelar kegiatan pasar murah dan donor darah di halaman Sekretariat DPD Partai Golkar Bali di Jalan Suradipa. Ribuan masyarakat datang bukan sekadar untuk merayakan hari jadi ke-61 partai berlambang pohon beringin itu, tetapi juga untuk merasakan makna kebahagiaan yang dibangun lewat kepedulian dan aksi nyata.
Dengan tema “Golkar Solid Indonesia Maju”, perayaan kali ini tak hanya menjadi pesta politik, tetapi juga ruang gotong royong yang menghidupkan semangat kekaryaan, sebagaimana napas panjang perjuangan Golkar dalam membangun negeri dan mendukung penuh visi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menuju Indonesia Maju.
Sejak pagi, halaman kantor Golkar Bali telah berubah menjadi pasar rakyat penuh warna. Deretan stand UMKM berdiri rapi, menampilkan hasil karya anak-anak Bali, dari kuliner lokal, kerajinan tangan, hingga produk kreatif. Golkar Bali menyediakan voucher belanja Rp25 ribu yang dibagikan gratis kepada masyarakat, agar mereka bisa berbelanja di stand-stand UMKM sambil membantu perputaran ekonomi kerakyatan.
Tak hanya itu, pasar murah juga digelar. Dengan hanya membeli kupon Rp50 ribu, warga bisa membawa pulang sembako senilai Rp100 ribu, sebuah bentuk kasih yang nyata di tengah tekanan ekonomi yang masih dirasakan banyak keluarga. Total ada 500 paket sembako murah yang ludes diserbu warga hanya dalam hitungan kurang dari satu jam.
Di sela acara, Ketua DPD Partai Golkar Bali, Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer, mencontohkan makna pengabdian dengan mendonorkan darahnya sendiri. Demer yang juga Anggota Komisi VI DPR RI Itu juga berjalan dari satu stan ke stan lainnya, berbincang hangat dengan para pengusaha UMKM, memberi semangat agar mereka tak berhenti bermimpi dan berusaha.
“Kami ingin mengangkat orang-orang yang kurang mampu agar dapat memenuhi gizinya, dan juga memberi ruang bagi masyarakat untuk berbagi melalui donor darah. Antusiasme masyarakat kali ini benar-benar menyentuh hati saya,” ujar Demer dengan nada haru.
Kebahagiaan itu kian lengkap ketika Golkar Bali berbagi kasih kepada anak-anak penyandang tunanetra dari Yayasan Pendidikan Dria Raba dan anak-anak Panti Asuhan Dharma Jati. Demer memimpin langsung pembagian sembako, dengan senyum yang tulus, seolah ingin mengatakan bahwa politik sejati bukan tentang kekuasaan, melainkan tentang cinta kepada sesama.
“Pelajaran penting dari hari ini adalah bahwa kami harus lebih banyak turun ke masyarakat. Bukan hanya seremonial, tetapi tindakan nyata yang benar-benar menyentuh kehidupan rakyat,” ujar Demer tegas.
Ketua Panitia HUT ke-61 Golkar Bali, Anak Agung Bagus Tri Chandra Arka (Gung Cok), menegaskan bahwa seluruh kegiatan digelar sebagai wujud nyata dari semangat Suara Rakyat, Suara Golkar.
Lebih lanjut, Gung Cok yang juga Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Bali menjelaskan bahwa seluruh kegiatan dirancang dengan landasan filosofi Tri Hita Karana, agar benar-benar membawa manfaat dan makna bagi masyarakat.
“Kegiatan dibuat semarak dan berbaur dengan masyarakat. Seperti pasar murah, masyarakat datang bisa juga cek kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas Yellow Clinic,” jelasnya.
Anggota Komisi IV DPRD Bali ini menambahkan, semangat baru Golkar Bali kini hadir di bawah kepemimpinan Ketua DPD yang baru, Gde Sumarjaya Linggih alias Demer, yang menekankan pentingnya kegiatan sosial yang benar-benar menyentuh masyarakat secara langsung.
“Kami juga melibatkan UMKM dengan memanfaatkan halaman kantor Golkar Bali sebagai tempat stan pameran UMKM,” pungkas Gung Cok, yang juga menjabat Wakil Ketua Bidang PP Koordinasi Wilayah Tengah (Badung, Gianyar, dan Denpasar). (kbs)