Foto: Ketua TP PKK Provinsi Bali, Putri Suastini Koster, resmi menutup Malam Apresiasi Sastra (MAS) 2025 yang digelar oleh Teater Angin SMAN 1 Denpasar pada Rabu malam (16/7).
Denpasar, KabarBaliSatu
Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ibu Putri Suastini Koster, resmi menutup Malam Apresiasi Sastra (MAS) 2025 yang digelar oleh Teater Angin SMAN 1 Denpasar pada Rabu malam (16/7). Acara tahunan ini mengangkat tema “Cahaya”, sebagai simbol semangat, kreativitas, dan keteguhan generasi muda dalam berkesenian.
Dalam sambutannya, Ibu Putri Koster menyampaikan rasa bangga atas keberlanjutan Teater Angin yang telah berdiri sejak tahun 1981. Bagi dirinya, Teater Angin bukan sekadar ekstrakurikuler, melainkan warisan semangat kolektif anak-anak muda yang mencintai seni dan sastra. “Teater Angin bukan hanya bertahan, tapi berkembang. Dulu hanya hobi, kini menjadi ruang pembentukan karakter dan ekspresi kreatif yang diwariskan antargenerasi,” ujarnya, mengingat kembali masa mudanya sebagai salah satu pemain generasi awal Teater Angin.
Lebih jauh, Ibu Putri menegaskan pentingnya peran sekolah dalam menyediakan ruang bagi siswa untuk tumbuh secara holistik. Bukan hanya prestasi akademik, tetapi juga kecerdasan emosional dan spiritual yang dapat diasah melalui seni, termasuk teater. “Lewat seni peran, anak-anak belajar peka terhadap kehidupan sosial, belajar empati, serta membangun kepribadian yang tangguh dan berbudaya,” jelasnya.
Ia juga mendorong agar seni modern dan seni tradisional bisa tumbuh seimbang di lingkungan sekolah. Dalam konteks itu, ia menyinggung Festival Seni Bali Jani yang secara khusus dirancang menjadi ruang ekspresi seni modern, seperti sastra, teater, dan film.
Sebagai bentuk dukungan konkret, Ibu Putri Koster mengungkap bahwa Gubernur Bali tengah merancang Lomba Drama Modern Antar-SMA/SMK se-Bali untuk memperluas panggung bagi teater pelajar. Ia menilai langkah ini penting untuk memperkuat eksistensi seni peran di kalangan generasi muda. “Beri ruang bagi anak-anak kita untuk tumbuh. Jangan hanya menuntut nilai akademik, tapi juga bangun karakternya lewat seni,” ujarnya penuh semangat.
Kepala SMAN 1 Denpasar, Made Rida, menyampaikan apresiasi mendalam atas kehadiran dan dukungan Ibu Putri Koster. Ia menegaskan bahwa keberhasilan acara ini tak lepas dari peran para guru pembina, orang tua, alumni, serta komunitas seni yang terus menghidupkan semangat literasi dan budaya di sekolah. “Malam Apresiasi Sastra adalah contoh nyata bahwa sekolah bisa menjadi pusat budaya. Semoga ini bisa menginspirasi sekolah-sekolah lain di Bali,” ucapnya.
Dengan berakhirnya MAS 2025, semangat Teater Angin justru semakin menyala—menjadi cahaya yang menerangi jalan generasi muda Bali dalam merawat kebudayaan dan memperkaya karakter bangsa melalui seni. (kbs)