BerandaDaerahProgram Magister FEB Unmas Bangun SDM Unggul LPD melalui Pengabdian Masyarakat di...

Program Magister FEB Unmas Bangun SDM Unggul LPD melalui Pengabdian Masyarakat di Tabanan

Foto: Program Studi Magister Akuntansi FEB Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar menggelar kegiatan pengabdian masyarakat di LPD Desa Adat Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, pada Sabtu (12/7/2025).

Tabanan, KabarBaliSatu 

Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar menggelar kegiatan pengabdian masyarakat di Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, pada Sabtu (12/7/2025).

Kegiatan yang dilaksanakan ini merupakan hasil dari kolaborasi antara dosen dan mahasiswa.

Pengabdian masyarakat merupakan wujud dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dalam kegiatan yang bertemakan “Program Peningkatan Kompetensi dan Pelayanan bagi Pengelola Lembaga Perkreditan Desa”, Mahasiswa dan Dosen FEB Unmas berharap dapat meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia (SDM) di LPD melalui edukasi akuntansi yang sistematis dan aplikatif.

Baca Juga  Langkah Pasti Perseden di 16 Besar Liga 4: Satu Gol, Tiga Poin, dan Harapan Menatap Liga 3

Kegiatan yang berlangsung mulai dari jam 9.00 WITA ini, dibuka langsung oleh Ketua Program Studi Magister Akuntansi, Dr. Putu Wenny Saitri, SE., M.Si., Ak., CA. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi dengan lembaga keuangan lokal dalam rangka mendorong transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.

Narasumber dalam pelatihan ini Ni Made Wanda Diajeng Sujana, S.Ak., yang membawakan materi bertajuk “Sistem Pencatatan Akuntansi pada Lembaga Perkreditan Desa”. Dengan dimoderatori Km Diah Monika Pradnyawati, S.Ak, Narsumber menjelaskan bahwa akuntansi merupakan proses sistematis yang melibatkan identifikasi, pencatatan, penggolongan, dan pelaporan informasi keuangan yang dinyatakan dalam satuan uang. Informasi ini penting agar pihak-pihak yang berkepentingan, baik internal seperti manajemen dan karyawan, maupun eksternal seperti investor dan pemerintah, dapat membuat keputusan yang tepat.

Baca Juga  Wali Kota Jaya Negara Dukung Penuh May Day 2025: Wujud Kepedulian bagi Pekerja Denpasar

Salah satu fokus utama pelatihan adalah pengenalan persamaan dasar akuntansi, yaitu Aset = Kewajiban + Modal. Persamaan ini menjadi dasar dalam mencatat pengaruh transaksi terhadap posisi keuangan LPD.

Selain itu, peserta juga diperkenalkan pada dua metode pencatatan akuntansi: cash basis dan accrual basis. Cash basis mencatat transaksi saat kas diterima atau dibayarkan, sedangkan accrual basis mencatat saat pendapatan diperoleh atau beban terjadi, tanpa memperhatikan arus kas.

Peserta diajak memahami jenis akun dalam akuntansi, yang dibagi menjadi akun riil (aktiva, kewajiban, dan modal) dan akun nominal (pendapatan dan beban). Materi juga mencakup struktur siklus akuntansi yang meliputi: bukti transaksi, jurnal umum, buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian, hingga laporan keuangan.

Pada bagian akhir pelatihan, peserta diberikan simulasi pencatatan jurnal transaksi aktual yang biasa terjadi di LPD. Misalnya, pencatatan setoran tabungan, pemberian kredit kepada nasabah, dan pembayaran angsuran kredit. Kegiatan ini mendorong peserta untuk mengaplikasikan prinsip akuntansi secara langsung dalam kegiatan operasional LPD sehari-hari.

Baca Juga  Denpasar Panen Raya Bawang Merah, Strategi Jitu Kendalikan Inflasi dan Perkuat Ketahanan Pangan

Bendesa Adat Desa Kukuh yang turut hadir dalam acara ini menyampaikan apresiasi atas kontribusi dunia pendidikan terhadap lembaga keuangan adat. Dalam sambutannya, ia memaparkan kondisi LPD Desa Adat Kukuh saat ini, termasuk potensi dan pencapaian yang telah diraih, serta tantangan seperti kurangnya SDM yang memahami pencatatan keuangan berbasis sistem.

Dengan kegiatan ini, Unmas Denpasar menegaskan komitmennya dalam mendukung pembangunan desa melalui peningkatan kapasitas lembaga keuangan adat. Diharapkan, kegiatan serupa dapat terus dikembangkan di desa-desa lain demi mewujudkan pengelolaan keuangan desa yang akuntabel dan berdaya saing. (kbs)

Berita Lainnya

Berita Terkini