Foto: Penampilan Pawai Budaya Pemerintah Kota Denpasar serangkaian Musyawarah Komisariat Wilayah (Muskomwil) IV Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) di Kota Kediri pada Kamis (17/7/2025) malam.
Denpasar, KabarBaliSatu
Di bawah langit malam Kediri yang berpendar cahaya, iring-iringan budaya datang menyapa. Denting gamelan bertemu derap langkah penari, dan Kota Denpasar tampil dalam balutan agung warisan leluhur, menyuguhkan mahakarya bertajuk “Denpasar Nawasena”, sebuah pesan indah tentang masa depan budaya yang menjulang, namun tetap menjejak tanah asalnya.
Garapan seni ini hadir tak sekadar sebagai tontonan. Ia adalah jalinan narasi, gerak, dan warna yang disulam halus oleh tangan-tangan seniman Denpasar. Dalam balutan kostum megah dan irama yang menggetarkan batin, “Nawasena”, yang berarti “masa depan yang cerah” dalam bahasa Sanskerta, menyampaikan harapan tentang Nusantara baru yang berani, terang, dan mengakar.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Raka Purwantara, menyampaikan bahwa pertunjukan ini adalah upaya menghidupkan kembali semangat zaman, bahwa budaya tidak harus kaku, tidak perlu takut pada perubahan. Sebaliknya, budaya harus berani berdialog dengan modernitas, lalu tumbuh menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan.
“Ini bukan hanya soal tarian atau kostum, tapi tentang bagaimana kita menjaga jiwa dari warisan leluhur, lalu merangkainya menjadi kisah yang relevan di masa kini,” ungkapnya penuh makna.
Keterlibatan Denpasar dalam Pawai Budaya Muskomwil IV APEKSI di Kota Kediri tak sekadar menjadi ajang unjuk diri. Ia adalah ajakan sunyi yang menggugah, agar bangsa ini tak melupakan akar yang menyatu dengan tanah dan air. Bahwa di tengah kemajuan zaman, nilai-nilai lokal adalah nyala api yang menuntun arah.
Melalui “Denpasar Nawasena”, Denpasar tidak hanya menjaga budaya. Ia merawat jiwa, menumbuhkan harapan, dan mengabarkan pada dunia bahwa masa depan bangsa ini akan bersinar, selama kita ingat dari mana kita berasal.(kbs)