Foto: Gubernur Bali Wayan Koster sapa pedagang di Pasar Bajera dan borong dagangan UMKM.
Tabanan, KabarBaliSatu
Setelah 12 hari lumpuh akibat jalan jebol di Desa Bajera, Tabanan, arteri vital Denpasar–Gilimanuk akhirnya kembali terbuka. Sabtu pagi (19/7), Gubernur Bali Wayan Koster meresmikan pembukaan jalur strategis tersebut yang telah rampung diperbaiki hanya dalam waktu 12 hari—lebih cepat dari target semula yang diperkirakan sebulan.
Namun momen ini bukan sekadar seremoni pembukaan infrastruktur. Di sela kunjungannya, Gubernur Koster menyempatkan diri turun langsung ke Pasar Bajera. Tanpa banyak protokoler, ia memborong dagangan para pedagang kecil.
Spontanitas Koster itu sontak disambut antusias pedagang. Suasana pasar mendadak ramai dan hangat, para pelaku UMKM menyambutnya dengan penuh syukur dan sorak-sorai. “Bapak Gubernur benar-benar pemimpin yang merakyat dan peduli. Bukan hanya datang meresmikan, tapi juga mendukung langsung ekonomi rakyat kecil,” ujar salah satu pedagang.
Langkah Gubernur Koster menunjukkan bahwa kepemimpinan tak hanya hadir di ruang-ruang formal, tapi juga hadir nyata di jantung kehidupan masyarakat. Ia tak hanya bicara logistik dan konstruksi, tetapi juga memperlihatkan komitmen terhadap ekonomi kerakyatan yang inklusif.
Dalam sambutannya saat membuka jalur utama itu, Koster menyampaikan apresiasi atas kerja cepat dan berkualitas dari Balai Jalan Nasional Provinsi Bali serta Kementerian Pekerjaan Umum. “Saya sangat mengapresiasi kerja cepat dan tuntas. Ini menyangkut kepentingan distribusi logistik dan mobilitas masyarakat Bali,” tegasnya.
Sejak jalan jebol pada 7 Juli lalu, dampaknya sangat terasa. Jalur Denpasar–Gilimanuk adalah urat nadi logistik Bali. Arus barang, bahan pangan, kendaraan wisata, hingga transportasi masyarakat terpaksa dialihkan ke jalur alternatif yang jauh dan menantang, melewati wilayah utara seperti Buleleng dan timur seperti Karangasem.
Koster juga mengakui peran netizen dalam mempercepat proses penanganan jalan rusak ini. “Saya mendapat banyak informasi dari netizen. Itu mendorong saya untuk terus mengawal percepatan pengerjaan ini,” ujarnya.
Sebelum resmi dibuka, puluhan truk dan kendaraan logistik sudah tampak mengantre sejak pagi di sekitar Desa Berembeng, Kecamatan Selemadeg, menunggu lampu hijau untuk kembali melintasi jalur utama.
Selama masa perbaikan, sebanyak 12 jalur alternatif—tujuh di utara dan lima di selatan—digunakan sebagai jalur pengalihan arus. Namun, dampaknya tak kecil. Beberapa ruas di Desa Bajera mengalami kerusakan akibat volume kendaraan yang meningkat tajam.
Pembukaan kembali jalur Denpasar–Gilimanuk ini menjadi cermin sinergi antara pemerintah pusat, daerah, masyarakat, dan aparatur teknis yang bekerja cepat, tepat, dan peka terhadap kebutuhan rakyat. Dan lebih dari itu, ia menjadi panggung yang memperlihatkan wajah seorang pemimpin yang tak sekadar memimpin dari balik meja, melainkan hadir di tengah denyut kehidupan rakyat kecil. (kbs)