BerandaDaerahGus Adhi Titip Pesan ke Koster-Giri: Jaga Budaya, Pertahankan Bali sebagai Destinasi...

Gus Adhi Titip Pesan ke Koster-Giri: Jaga Budaya, Pertahankan Bali sebagai Destinasi Impian dengan Pariwisata Berkelanjutan

Foto: Politisi senior Golkar sekaligus mantan anggota DPR RI dapil Bali dua periode, Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Gus Adhi) saat bersama Gubernur Bali Wayan Koster.

Denpasar, KabarBaliSatu

Politisi senior Partai Golkar, Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra yang akrab disapa Gus Adhi, menyampaikan selamat kepada para kepala daerah se-Bali yang baru dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, pada Kamis 20 Februari 2025. Secara khusus, ia menaruh harapan besar pada duet Gubernur Bali Wayan Koster dan Wakil Gubernur Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri) yang akan memimpin Bali hingga tahun 2030.

Mantan anggota DPR RI dapil Bali dua periode dari Partai Golkar itu berharap kepemimpinan Koster-Giri mampu menghadirkan tata kelola pemerintahan yang baik dan memastikan keberlanjutan sektor pariwisata di Pulau Dewata. Menurutnya, Bali tetap menjadi destinasi wisata favorit yang digemari wisatawan domestik maupun mancanegara dengan pelestarian kebudayaan dan lingkungan alam Bali menjadi kunci pariwisata berkelanjutan dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga  Habiskan Week End Sambil Lestarikan Alam, Gung Widiada Kagumi Potensi Wisata Alam di Desa Sambangan Buleleng, Dorong Pemerintah Berikan Dukungan Serius

“Pariwisata Bali harus tetap berkelanjutan. Ini penting agar kesejahteraan rakyat terus meningkat dan geliat pariwisata benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat lokal,” ujar Gus Adhi.

Peran Sentral Desa Adat dan Subak

Politisi senior Golkar asal Jero Kawan, Kerobokan, Kabupaten Badung itu menegaskan bahwa keberlanjutan pariwisata tidak hanya soal menciptakan destinasi baru, tetapi juga merawat objek wisata yang sudah ada. Ia menyoroti peran strategis desa adat dan sistem subak dalam menjaga keseimbangan antara pelestarian budaya, lingkungan, dan ekonomi.

“Bali tidak bisa dilepaskan dari desa adat dan subak. Pemerintah harus lebih aktif memberdayakan subak agar kesejahteraan petani meningkat dan alih fungsi lahan bisa ditekan,” kata sosok mantan wakil rakyat yang dikenal getol berjuang melahirkan Undang-Undang Provinsi Bali itu.

Baca Juga  Sidak Tim Pengawas Terpadu Provinsi Bali di Gianyar, Tingkatan Pengawasan dan Pembinaan Pangkalan LPG 3 kg

Menurutnya, jika subak terus diberdayakan dengan dukungan regulasi yang tepat, sistem pertanian tradisional Bali akan tetap lestari. Hal ini penting mengingat tingginya laju alih fungsi lahan yang mengancam eksistensi pertanian dan identitas budaya Bali.

Optimalisasi Dana PWA

Selain itu, Gus Adhi menyoroti pentingnya pengelolaan optimal dana Pungutan Wisatawan Asing (PWA). Menurutnya, dana tersebut harus benar-benar untuk perlindungan kebudayaan dan alam lingkungan Bali dan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2023 tentang Provinsi Bali khususnya Pasal 8 ayat 3 yaitu untuk penguatan pelestarian dan pelindungan kebudayaan dan lingkungan alam Bali. Pemanfaatan dana PWA harus mampu memperkuat pariwisata Bali yang berbasis budaya dan desa adat.

Baca Juga  Kurangi Polusi Udara, Koster-Giri Kompak Pakai Mobil Listrik: Hemat, Nyaman, Ramah Lingkungan!

“Dana PWA ini harus dikelola dengan jelas dan tepat sasaran, terutama untuk penguatan pelindungan kebudayaan dan lingkungan alam Bali serta secara khusus memperkuat peran desa adat sebagai benteng budaya Bali. Kehadiran pemerintah harus dirasakan nyara dalam pemberdayaan masyarakat menggunakan dana PWA,” tegasnya.

Ia menambahkan, kepemimpinan Wayan Koster di periode kedua harus berani mengambil langkah konkret dalam menjaga budaya dan lingkungan Bali. Keberlanjutan pariwisata bukan hanya jargon, tetapi harus memiliki arah yang jelas dan strategi yang terukur.

“Pariwisata berkelanjutan harus ada kesinambungan. Ada langkah nyata yang bisa dilakukan agar industri pariwisata di Bali ini terus berkembang dengan baik,” pungkasnya. (kbs)

Berita Lainnya

Berita Terkini