Foto: Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Bali Anak Agung Bagus Tri Candra Arka alias Gung Cok (kiri) dan Gde Sumarjaya Linggih alias Demer (kanan).
Denpasar, KabarBaliSatu
Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Bali Anak Agung Bagus Tri Candra Arka alias Gung Cok memberikan apresiasi tinggi kepada Ketua DPD Partai Golkar Bali periode 2020-2025, Dr. Nyoman Sugawa Korry, atas keputusan besarnya untuk tidak maju dalam pemilihan Ketua Golkar Bali periode 2025-2030. Sikap tersebut dinilai sebagai bentuk jiwa besar dan komitmen untuk menjaga soliditas partai di tengah dinamika politik internal menjelang Musyawarah Daerah (Musda) XI DPD Partai Golkar Provinsi Bali.
“Ya, tanggapan saya selaku kader Golkar, hal ini merupakan dinamika politik. Tapi ini menunjukkan jiwa besar Pak Sugawa Korry,” ujar Gung Cok, yang juga Anggota Komisi IV DPRD Bali.
Gung Cok yang juga menjabat sebagai Ketua OKK (Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan) DPD Golkar Kabupaten Badung menilai bahwa langkah Sugawa Korry mencerminkan kebijaksanaan seorang pemimpin sejati. Ia menegaskan bahwa pesan-pesan yang disampaikan Sugawa Korry, mulai dari pentingnya solidaritas, komunikasi yang harmonis, hingga upaya mempererat hubungan antar kader, merupakan landasan penting dalam menjaga kekuatan dan kesolidan partai.
“Apa yang beliau sampaikan soal solidaritas, komunikasi, dan mempererat hubungan antar-kader adalah sikap yang sangat bijaksana,” ungkapnya.
Gung Cok juga menyoroti langkah strategis Sugawa Korry yang memilih mengesampingkan ambisi pribadi demi memberi jalan bagi Demer sebagai calon tunggal dalam Musda kali ini. Menurutnya, keputusan tersebut bukanlah cerminan kekalahan, melainkan wujud kepercayaan penuh kepada Demer untuk memimpin Golkar Bali ke depan. Sikap legowo dan jiwa besar yang ditunjukkan Sugawa Korry dinilai sebagai kekuatan utama dalam memperkuat konsolidasi internal partai.
“Ini bukan soal kalah atau menang, tapi bagaimana beliau mempercayakan kepada Pak Demer untuk memimpin Golkar Bali ke depan. Ini sifat legowo, sifat jiwa besar, dan pastinya memperkuat konsolidasi ke dalam,” tegasnya.
Gung Cok pun menaruh harapan besar pada kepemimpinan Demer, yang saat ini masih menjabat sebagai Anggota Komisi VI DPR RI dan dikenal luas sebagai tokoh militan Golkar. Ia menyebut pengalaman politik Demer yang panjang menjadi modal besar dalam menakhodai Golkar Bali menghadapi berbagai tantangan, termasuk Pemilu 2029.
“Pak Demer sudah sekian periode di kancah politik. Pastinya beliau sudah memikirkan program-program untuk Golkar agar lebih baik lagi. Beliau hobi berorganisasi dan sangat saya percaya bisa menjadi pemimpin terbaik untuk Golkar Bali,” tegas Gung Cok.
Ketika ditanya tentang tantangan ke depan, terutama jika Pemilu 2029 memisahkan jadwal nasional dan daerah, Gung Cok meyakini Demer sudah memiliki strategi.
“Saya sangat yakin beliau siap dan mampu menjawab tantangan ke depan. Kami percayakan kepada Pak Demer,” pungkasnya.
Sebelumnya, dalam pembukaan Musda XI Golkar Bali yang digelar di Hotel The Meru, Sanur, Denpasar pada Minggu, 13 Juli 2025, Sugawa Korry menyatakan secara tegas bahwa dirinya tidak mencalonkan diri kembali. Keputusan tersebut disambut riuh tepuk tangan peserta Musda sebagai bentuk penghargaan atas sikap kenegarawanan Sugawa.
“Saya tidak maju sebagai Calon Ketua Golkar Bali,” tegas politisi senior asal Banyuatis, Buleleng ini.
Sugawa Korry menegaskan bahwa keputusannya dilandasi kesadaran penuh untuk mengutamakan soliditas partai di atas kepentingan pribadi. Ia pun mengajak seluruh kader mendukung penuh Gde Sumarjaya Linggih alias Demer, satu-satunya calon ketua yang telah mengantongi dukungan 11 dari 15 pemilik suara sah.
Sikap Sugawa Korry juga mendapat apresiasi dari Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, M. Sarmuji, yang hadir mewakili Ketua Umum Bahlil Lahadalia. Dalam sambutannya, Sarmuji menyatakan bahwa Sugawa Korry akan dibutuhkan tenaganya di kepengurusan pusat karena memiliki pengalaman panjang membesarkan Golkar di daerah.
“Yang benar adalah Pak Sugawa kita butuhkan tenaganya di DPP Partai Golkar,” kata Sarmuji. Ia bahkan mengibaratkan bahwa Sugawa bukanlah Gatotkaca yang gugur, melainkan pahlawan yang mendapatkan tugas baru di Jakarta.(kbs)

