Foto: Gubernur Bali, Wayan Koster, Sabtu (19/7) resmi membuka kembali jalur Denpasar-Gilimanuk yang melintasi Desa Bajera, Tabanan.
Tabanan, KabarBaliSatu
Gubernur Bali Wayan Koster tampak santai mengenakan kaus polo hitam saat mengibaskan bendera start, menandai secara simbolik dibukanya kembali jalur nasional Denpasar–Gilimanuk yang sempat lumpuh total selama 12 hari akibat jalan jebol di Desa Bajera, Kabupaten Tabanan.
Momen ini bukan sekadar seremoni pembukaan infrastruktur, tetapi juga menjadi panggung pernyataan politik yang santai namun tajam dari orang nomor satu di Bali. Dalam wawancara dengan wartawan, Koster menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bergotong royong mempercepat proses perbaikan yang semula ditargetkan sebulan, namun tuntas hanya dalam 11 hari.
Menariknya, Koster juga menyisipkan humor khasnya dengan menyebut netizen yang selama ini “membully” sebagai bagian penting dalam proses percepatan.
“Terima kasih juga kepada para netizen pem-bully. Karena itu jadi penyemangat! Kalau tidak ada yang marah, nanti kita bisa kurang semangat,” ujar Koster sambil tersenyum.
Ia menegaskan bahwa sebagai pemimpin publik, kritik – baik yang disampaikan dengan cara baik maupun tidak – adalah sesuatu yang harus diterima dengan lapang dada. “Begitulah kita melayani masyarakat. Kita harus sabar. Semua tujuannya sama: mempercepat penyelesaian pekerjaan,” tambahnya.
Perbaikan jalan ini menjadi salah satu prioritas strategis karena jalur Denpasar–Gilimanuk merupakan urat nadi utama distribusi logistik Bali. Sejak ambruknya jalan pada 7 Juli lalu, lalu lintas kendaraan berat dan logistik terpaksa dialihkan melalui rute alternatif di Buleleng dan Karangasem yang lebih jauh dan menantang.
Koster mengapresiasi penuh langkah cepat Balai Jalan Nasional Provinsi Bali yang mengerahkan tiga shift kerja tanpa henti selama 11 hari. Ia memastikan bahwa kualitas pengerjaan tidak dikorbankan demi kecepatan.
“Kepala Balai memastikan pekerjaan sesuai standar nasional. Ini jalan logistik utama, kendaraan besar dengan beban berat. Mutu konstruksinya harus prima,” tegasnya.
Penjabat Pembuat Komitmen (PPK) I.III Wilayah I Bali, Pramono Tri Yulianto, sebelumnya menyebut bahwa tim teknis, konsultan pengawas, dan Balai Jalan Nasional bekerja secara ketat mengawasi kualitas pekerjaan agar tak sekadar cepat, tetapi juga tahan lama.
“Kami selalu menekankan kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu. Pekerjaan ini juga dipantau oleh banyak pihak, termasuk konsultan pendamping,” ungkap Pramono.
Koster pun menyampaikan apresiasi tulus kepada masyarakat atas kesabaran mereka selama masa perbaikan. Ia menyadari betapa krusialnya jalan ini bagi warga dan pelaku usaha logistik di Bali.
Dengan dibukanya kembali jalur ini, arus barang, pangan, dan wisata kembali normal. Tapi yang tak kalah penting: Koster membuktikan bahwa gaya kepemimpinan merakyat bukan sekadar narasi kampanye. Ia hadir di lapangan, menyapa warga, dan bahkan menyambut kritik dengan senyuman. Sebuah gaya kepemimpinan yang tak hanya membangun jalan, tapi juga menyambung kepercayaan rakyat. (kbs)