Foto: Puluhan ribu Pecalang dari 1500 Desa Adat se Bali hadir di Gelar Agung Pecalang Bali, disaksikan oleh Gubernur Bali Wayan Koster, Bendesa Agung Majelis Desa Adat Provinsi Bali, Ketua DPRD Bali, Pangdam Udayana, Kapolda Bali, Kajati Bali, Danlanal, Danlanud, serta tokoh masyarakat.
Denpasar, KabarBaliSatu
Suasana Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, berubah menjadi lautan putih-hitam, Senin (1/9). Belasan ribu pecalang dari seluruh kabupaten/kota di Bali berkumpul dalam Gelar Agung Pecalang Bali, sebuah pernyataan komitmen menjaga Pulau Dewata tetap aman secara sekala-niskala.
Gubernur Bali Wayan Koster hadir langsung bersama jajaran Forkopimda, menyemangati pasukan adat yang selama ini menjadi penjaga garda terdepan keamanan Bali. Dengan lantang, ia memekikkan yel-yel:
“Pecalang Bali, Bali Aman! Bali Aman! Bali Aman! Merdeka!”
Sorakan itu disambut gemuruh ribuan pecalang, mempertegas tekad bersama menjaga Gumi Dewata dari segala bentuk ancaman.
Dalam acara tersebut, Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Bali Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet turut hadir, menyaksikan pernyataan sikap resmi pecalang. Pernyataan dibacakan oleh Nyoman Beker, Pecalang Desa Adat Peminge, Nusa Dua, Badung.
Isi sikap pecalang jelas dan tegas: menolak segala bentuk aksi demonstrasi yang berpotensi anarkis di Bali. Mereka menegaskan, Tanah Gumi Bali adalah tanah kelahiran, ruang hidup, sekaligus sumber kesejahteraan yang harus dijaga kesuciannya, baik secara sekala maupun niskala.
“Kami tidak rela keamanan Bali yang selama ini sangat kondusif dirusak oleh aksi-aksi demonstrasi anarkis yang tidak bertanggung jawab,” tegas pernyataan itu.
Pecalang juga menegaskan akan membela Bali dari pihak manapun yang mencoba menodai kesucian pulau ini. Mereka mendukung penuh langkah TNI-Polri menjaga keamanan, termasuk tindakan tegas terhadap perusuh yang melanggar hukum.
Lebih jauh, pecalang menyatakan siap bekerja sama dengan seluruh komponen masyarakat demi memastikan Bali tetap damai, aman, dan harmonis.
Gelar Agung Pecalang Bali ini menjadi simbol kuat: Bali bukan hanya tempat tinggal, melainkan wajah Indonesia di mata dunia. Menjaga kedamaian Bali berarti menjaga martabat bangsa. (kbs)