BerandaDaerahGubernur Koster Gaungkan Gotong Royong Wujudkan Satu Keluarga Satu Sarjana, Target Partisipasi...

Gubernur Koster Gaungkan Gotong Royong Wujudkan Satu Keluarga Satu Sarjana, Target Partisipasi Kuliah di Bali Tembus 50 Persen

Foto: Gubernur Bali, Wayan Koster, saat memberikan arahan di Wantilan Pura Samuan Tiga, Gianyar, Kamis (10/7).

Gianyar, KabarBaliSatu

Gubernur Bali, Wayan Koster, kembali menguatkan langkah strategis untuk mencetak generasi muda yang unggul melalui percepatan program Satu Keluarga Satu Sarjana. Dalam arahannya di Wantilan Pura Samuan Tiga, Gianyar, Kamis (10/7), Koster menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam mendukung pemerataan akses pendidikan tinggi di Bali.

Program ini saat ini tengah dipacu Pemerintah Provinsi Bali dengan melibatkan berbagai perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, serta menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan lokal dan nasional. Tim khusus telah dibentuk untuk mengawal pelaksanaan program, dan pelaporannya sudah masuk pada tahap kedua, dengan tenggat waktu penyelesaian minggu depan.

Dalam implementasinya, seluruh perguruan tinggi di Bali didorong untuk memberikan beasiswa penuh kepada mahasiswa dari keluarga kurang mampu. Pemerintah Provinsi Bali akan mengambil alih seluruh beban biaya hidup mahasiswa, termasuk kebutuhan tempat tinggal, sehingga mahasiswa benar-benar dapat kuliah tanpa hambatan biaya.

Baca Juga  Pemprov Bali Siapkan Tambahan Modal Rp1,4 Triliun untuk Pusat Kebudayaan Bali Klungkung

“Semua perguruan tinggi di Bali berkontribusi untuk menggratiskan seluruh biaya pendidikan selama kuliah untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu,” ujarnya.

Contoh nyata keberhasilan program ini dapat dilihat di Kabupaten Gianyar. Sebanyak 187 lulusan SMA dan SMK telah berhasil masuk perguruan tinggi tanpa tes, seluruh pembiayaannya—termasuk uang kos—ditanggung sepenuhnya oleh Pemkab Gianyar. Bahkan, Gianyar menargetkan mampu menyekolahkan 1.000 mahasiswa dari keluarga miskin pada tahun 2026. Koster menyebut Gianyar sebagai pionir yang patut ditiru kabupaten lainnya di Bali.

“Kemarin di Gianyar dia sudah menjalankan program ini. Sudah masuk dia 187 lulusan SMA-SK ke perguruan tinggi melalui jalur tanpa tes, dibiayai penuh oleh Pemda Gianyar. Pun dibiayai sampai uang kosnya. Nah kalau Gianyar bisa, kabupaten lain bisa dong. Gianyar targetnya tahun 2026, 1000,” ungkapnya.

Melihat antusiasme dan hasil konkret di tingkat kabupaten, Koster menginstruksikan Dinas Pendidikan untuk segera berkoordinasi dengan seluruh pemerintah daerah agar program ini dapat berjalan serentak dan merata, dengan prioritas pada keluarga yang belum memiliki anggota bergelar sarjana.

Baca Juga  Surya Paloh "Nyalakan Api Baru" NasDem Bali: Kepemimpinan Senantara Harapan Baru untuk Langit Politik Bali "Membiru"

Di sisi lain, Gubernur Koster juga menyoroti angka partisipasi pendidikan tinggi di Bali yang saat ini berada di angka 38 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 32 persen. Namun capaian ini dinilai belum cukup, karena Bali ditargetkan menembus partisipasi 50 persen dalam waktu dekat.

“Jadi ini (Program Satu Keluarga Satu Sarjana) akan sangat menolong ini. Angka partisipasi masuk ke perguruan tinggi kita di Bali sekarang 38 persen. Nasionalnya 32 persen. Kita lebih tinggi, tapi kita harus lebih tinggi lagi. Kalau bisa 50 persen,” jelasnya.

Untuk itu, Pemprov Bali sedang menyusun skema kolaboratif menyeluruh. Tak hanya perguruan tinggi dan pemerintah daerah, sektor swasta juga diajak ambil bagian melalui skema CSR (Corporate Social Responsibility). Kolaborasi ini dipandang krusial untuk memperluas jangkauan program, terutama bagi lulusan SMK yang jumlahnya mencapai 61.000 siswa per tahun. Dari angka itu, sekitar 6.000 siswa diperkirakan berasal dari keluarga kurang mampu.

Baca Juga  Ny. Putri Koster Ajak Pelindo Bergandengan Tangan Wujudkan Bali Bersih Sampah

Jika jumlah tersebut dapat ditangani secara gotong royong oleh provinsi, kabupaten/kota, dan sektor swasta, maka tak ada lagi alasan bagi anak Bali untuk tidak mengenyam pendidikan tinggi. Pemerintah menargetkan, 6.000 siswa dari kelompok rentan tersebut bisa dijamin pembiayaannya hingga lulus kuliah, sebagai bentuk nyata pembangunan SDM unggul Bali.

“Kalau 6.000 ini keroyokan, provinsi, kabupaten, kota, gotong-royong semua, selesai. Kita join. Bisa juga dengan sejumlah perusahaan, dia juga nanggung dengan CSR-nya sampai selesai. Nanti kumpulkan dia untuk berkontribusi dalam langkah membangun SDM Bali unggul,” pungkas Koster.

Melalui semangat kolaborasi dan gotong royong antarpemerintah dan masyarakat, program Satu Keluarga Satu Sarjana diyakini akan menjadi fondasi kuat bagi masa depan Bali yang lebih inklusif, cerdas, dan berdaya saing. (kbs)

Berita Lainnya

Berita Terkini