Foto: Gubernur Bali Wayan Koster saat memberikan arahan kepada ribuan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Udayana.
Badung, KabarBaliSatu
Gubernur Bali Wayan Koster mengerahkan kekuatan baru dalam misi pembangunan Bali: ribuan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Udayana. Dalam arahannya di Aula Widya Sabha, Kampus UNUD Jimbaran, Jumat (13/6), Koster menugaskan 3.362 mahasiswa KKN untuk membantu pemerintah mendata langsung persoalan-persoalan krusial di desa-desa Bali, mulai dari kemiskinan, pendidikan, infrastruktur, hingga akses air bersih.
“KKN bukan sekadar kuliah lapangan. Ini misi sosial-politik. Saya minta kalian catat by name by address semua keluarga miskin, rumah tak layak huni, kamar mandi yang tidak manusiawi. Foto, laporkan. Itu akan jadi dasar program Rumah Layak Huni 2026,” tegas Koster di hadapan ribuan mahasiswa yang akan disebar ke 214 desa di seluruh Bali.
Gubernur asal Desa Sembiran ini menyebut angka kemiskinan Bali masih berada di kisaran 3,8 persen. Ia ingin program KKN ini menjadi mesin deteksi awal untuk mempercepat pengentasan kemiskinan berbasis data konkret dari lapangan. “Jangan sampai ada lagi keluarga di Bali yang tidak punya anak sarjana. Kalau ada yang hampir putus sekolah karena biaya, catat! Kami punya program beasiswa dan dukungan hidup senilai Rp1,4 juta per bulan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Gubernur Koster mengungkap bahwa Pemprov Bali telah meneken kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi, termasuk UNUD, untuk memastikan kelanjutan pendidikan bagi keluarga miskin. Program “Satu Keluarga Satu Sarjana” akan dimulai Agustus 2025, dengan target 3.000 mahasiswa.
Tak hanya fokus pada isu sosial, Koster juga menugaskan mahasiswa untuk mendata kerusakan infrastruktur. “Kalau kalian temukan jalan rusak, foto dan viralkan! Supaya Bupati, bahkan saya sebagai Gubernur, tahu dan segera ambil tindakan,” katanya, memberi sinyal bahwa transparansi publik menjadi instrumen politik pembangunan.
Soal air bersih pun tak luput dari perhatian. Koster meminta mahasiswa mengecek desa yang kekeringan, serta memetakan potensi aliran dari sungai terdekat. “Pemetaan ini penting agar program air bersih 2026 tepat sasaran. Kalian adalah mata dan telinga kami di desa,” imbuhnya.
Tak hanya persoalan, Koster juga menitipkan potensi. Ia meminta mahasiswa KKN mengidentifikasi sektor pertanian dan pariwisata desa yang layak dikembangkan, sebagai bahan perencanaan lintas sektor pemerintah daerah. Ia juga mengajak para mahasiswa menyosialisasikan kebijakan pelarangan plastik sekali pakai, botol air di bawah satu liter, serta edukasi pengelolaan sampah berbasis sumber.
Rektor Universitas Udayana, Prof. Ir. I Ketut Sudarsana, S.T., Ph.D, menyambut misi besar ini dengan antusias. “KKN adalah kontribusi nyata UNUD dalam mendukung visi pembangunan Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Kami dorong mahasiswa mengimplementasikan ilmunya sambil menyerap kearifan lokal,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa KKN UNUD diselenggarakan dua kali dalam setahun, dengan durasi sekitar 1,5 bulan. Periode kedua yang berlangsung 13 Juli – 25 Agustus 2025 ini menjadi momentum strategis karena langsung bersinggungan dengan perencanaan anggaran Pemprov Bali untuk 2026.
Sementara itu, Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu, yang juga hadir dalam acara pembekalan, mengajak mahasiswa untuk menyebarluaskan literasi keuangan di tengah masyarakat desa, bagian dari sinergi tematik KKN dengan OJK.
Dengan strategi ini, mahasiswa bukan hanya agen perubahan akademik, tetapi juga mitra strategis pemerintah dalam merancang masa depan Bali. Tahun 2026 disiapkan sebagai tahun eksekusi; tahun 2025 adalah waktu untuk menyusun peta jalan pembangunan yang lebih inklusif, langsung dari suara desa. (kbs)